7 Alasan Harus Segera Keluar dari Toxic Relationship Menurut Ahli Psikologi
Mungkin kita tidak asing lagi dengan pepatah yang berbunyi “Cinta itu buta.” Tidak bisa dipungkiri, hal tersebut benar adanya dan dapat terjadi pada individu yang terlibat dalam suatu hubungan, utamanya mereka yang terjebak dalam toxic relationship. Istilah toxic relationship kian menjadi isu yang banyak diperbincangkan, terlebih di kalangan remaja. Jika kamu sedang mengalami hubungan yang tidak sehat, penting untuk memahami bahwa keluar dari hubungan ini adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosionalmu.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh alasan mengapa kamu harus segera keluar dari toxic relationship, berdasarkan pendapat ahli psikologi dan penelitian terkini. Dengan memahami alasan-alasan ini, kamu akan lebih siap untuk membuat keputusan yang tepat dan melindungi diri sendiri.
Apa Itu Toxic Relationship?
Toxic relationship didefinisikan sebagai hubungan tidak sehat yang dapat memberikan dampak buruk bagi kondisi fisik maupun mental seseorang. Individu yang terjebak dalam toxic relationship ini akan merasa dirinya tidak didukung, diremehkan, diserang atau bahkan direndahkan. Tidak jarang, hubungan seperti ini juga bisa menyebabkan kekerasan, baik secara fisik maupun emosional.
Menurut catatan tahunan dari Komnas Perempuan tahun 2023, jumlah kasus kekerasan dalam pacaran menempati urutan pertama jenis kekerasan di ranah personal dengan jumlah 3.528 kasus. Data tersebut menunjukkan bahwa tidak sedikit individu yang pada dasarnya terjebak dalam toxic relationship.
7 Alasan Harus Segera Keluar dari Toxic Relationship
1. Mengancam Kesehatan Mental dan Emosional
Toxic relationship dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri. Ketika kamu terus-menerus merasa tidak didukung atau dihina, pikiranmu akan terus terbebani. Hal ini bisa memicu stres kronis yang berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan pikiran.
Ahli psikologi seperti Fransisca Debi Oktavia dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Kalimantan Timur menekankan bahwa korban toxic relationship sering kali kehilangan jati diri. Mereka mulai melupakan hobi dan aktivitas positif karena fokus sepenuhnya pada pasangan.
2. Membuat Kamu Merasa Terisolasi
Hubungan toksik sering kali membuat seseorang terisolasi dari lingkungan sosial. Kamu mungkin mulai menghindari teman dekat atau keluarga karena takut dihakimi atau dianggap tidak setia. Ini bisa memperburuk rasa kesepian dan membuat kamu semakin terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.
Menurut Fransisca, korban toxic relationship cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Hal ini bisa menyebabkan isolasi emosional yang sangat berbahaya.
3. Membatasi Pertumbuhan Pribadi
Jika kamu terus bertahan dalam hubungan toksik, kamu akan sulit berkembang sebagai individu. Hubungan yang sehat seharusnya memberimu ruang untuk tumbuh, bukan menghambat kemampuanmu.
Fransisca menyarankan untuk mengevaluasi apakah diri berkembang menjadi pribadi lebih baik atau justru menyusut dalam hubungan itu. Jika kamu hanya merasa tertekan dan tidak pernah mendapatkan dukungan, maka kamu perlu segera mengambil langkah untuk keluar.
4. Memicu Rasa Takut dan Kurang Percaya Diri
Toxic relationship sering kali membuat seseorang merasa takut untuk menyampaikan pendapat atau mengekspresikan diri. Pasangan bisa bersikap dominan, mengontrol kehidupanmu, atau bahkan menciptakan suasana yang membuatmu merasa tidak aman.
Fransisca menekankan bahwa rasa takut ini bisa menjadi penghalang besar untuk keluar dari hubungan. Namun, mengakui perasaan ini adalah langkah awal untuk mengubah situasi.
5. Membuat Kamu Mengabaikan Kebutuhan Diri Sendiri
Dalam hubungan toksik, kamu mungkin mulai mengabaikan kebutuhan diri sendiri. Misalnya, kamu mungkin mengorbankan waktu untuk istirahat, kesehatan, atau pekerjaan hanya demi memenuhi harapan pasangan.
Ini bisa memicu kelelahan fisik dan mental. Jika kamu terus-menerus mengabaikan diri sendiri, kamu akan merasa lemah dan tidak memiliki energi untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.
6. Tidak Ada Perubahan Nyata dari Pasangan
Banyak orang tetap bertahan dalam hubungan toksik karena berharap pasangan akan berubah. Namun, jika pasangan tidak pernah menunjukkan tindakan nyata untuk memperbaiki hubungan, maka kamu perlu mengakhiri hubungan tersebut.
Fransisca menyarankan untuk menanyakan pada diri sendiri apakah pasangan benar-benar mengubah perilaku melalui tindakan nyata, bukan sekadar janji-janji kosong.
7. Mengancam Kesehatan Fisik
Dampak terparah dari toxic relationship adalah kerusakan kesehatan fisik. Stres kronis akibat hubungan toksik bisa memicu masalah jantung, tekanan darah tinggi, dan bahkan kematian.
Menurut penelitian, seseorang yang terus-menerus dalam hubungan toksik memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung dibandingkan mereka yang menjalani hubungan sehat.
Bagaimana Cara Keluar dari Toxic Relationship?
Keluar dari hubungan yang toxic bukanlah hal yang mudah. Butuh keberanian, tekad, dan usaha yang kuat untuk dapat benar-benar lepas dari hubungan yang tidak sehat. Akan tetapi, satu hal yang perlu diingat adalah semakin cepat kita keluar dari hubungan yang toxic, semakin baik pula kita menjaga kesehatan mental kita.
Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
- Akui Perasaanmu: Mulailah dengan mengakui bahwa hubunganmu tidak sehat. Penyangkalan hanya akan memperburuk kondisi mental.
- Cari Dukungan: Ceritakan masalahmu kepada teman dekat atau keluarga. Dukungan dari orang terdekat sangat penting untuk menguatkan mental.
- Tulis Keuntungan dan Kerugian: Tuliskan apa saja keuntungan dan kerugian jika kamu putus atau tetap bertahan. Ini bisa membantu kamu memetakan masalah dengan jelas.
- Fokus pada Diri Sendiri: Luangkan waktu untuk mengembangkan hobi, kegiatan positif, dan menjaga kesehatan mentalmu.
- Beri Waktu untuk Berpikir: Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan. Beri diri sendiri waktu untuk merenung dan mempertimbangkan semua opsi.
Kesimpulan
Toxic relationship adalah hubungan yang tidak sehat dan bisa sangat merusak kesehatan mental dan emosional. Dengan memahami tujuh alasan di atas, kamu bisa lebih siap untuk mengambil keputusan yang tepat dan melindungi diri sendiri.
Jika kamu saat ini sedang terjebak dalam hubungan toksik, ingatlah bahwa kamu layak mendapatkan hubungan yang sehat dan saling mendukung. Jangan biarkan seseorang yang tidak pantas mengambil alih pikiran dan hidupmu.
Segera ambil langkah untuk keluar dari hubungan toksik dan mulailah menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.


















