Seorang remaja perempuan berinisial EMM (15) asal Tambora, Jakarta Barat, hilang setelah pamit membeli kado untuk Hari Guru pada Agustus 2025. Kepergiannya yang tidak diketahui raut akhirnya mengundang kekhawatiran besar dari keluarga dan masyarakat sekitar. Setelah hampir tiga bulan menghilang, akhirnya EMM ditemukan dalam keadaan selamat di wilayah Lebak, Banten. Artikel ini akan membahas lengkap tentang kejadian tersebut, mulai dari awal kehilangan hingga proses pencarian dan penemuan.
Peristiwa Awal: Remaja Hilang Setelah Pamit Membeli Kado
Pada hari Sabtu, 22 Agustus 2025, EMM pamit kepada ibunya, KI, untuk membeli kado Hari Guru. Ia tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang tujuan atau rencana kepergiannya. Namun, hingga sore hari, ia tidak kembali ke rumah. Telepon genggam yang dimilikinya juga tidak bisa dihubungi, membuat keluarga semakin panik.
“Kami mencoba menghubunginya melalui telepon, tetapi tidak ada jawaban,” kata KI, ibu dari EMM. Keputusan untuk membuat laporan polisi diambil setelah beberapa hari tanpa kabar. Pada Minggu, 23 November 2025, keluarga resmi melaporkan kehilangan EMM ke pihak berwajib.
Proses Penyelidikan oleh Polisi

Setelah menerima laporan, Unit Reskrim Polsek Tambora langsung bertindak cepat. Panit Reskrim Ipda Priyo Purnomo memimpin penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan saksi dan menelusuri jejak digital korban. Informasi penting didapat dari salah satu teman EMM, yang menyebutkan bahwa korban berada di wilayah Rangkasbitung, Lebak, Banten.
“Berdasarkan keterangan seseorang yang merupakan teman korban, tim memperoleh petunjuk kuat bahwa korban berada di wilayah Rangkasbitung, Lebak, Banten,” jelas Priyo.
Upaya Pencarian yang Intensif
Tim pencari kemudian melakukan penyisiran di beberapa titik yang diduga menjadi tempat korban berkumpul. Area seperti tongkrongan anak muda dan sekitar Stasiun Rangkasbitung menjadi fokus utama. Upaya pencarian terus dilakukan meski tidak mudah, mengingat lokasi yang cukup jauh dari Jakarta.
Penemuan EMM di Lebak, Banten

Pada Senin, 24 November 2025, sekitar pukul 20.00 WIB, EMM akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat di Jalan Bhakti Manunggal, Lebak, Banten. Ia ditemukan bersama tiga teman laki-laki dan dua teman perempuan. Menurut keterangan dari pihak kepolisian, EMM telah berkenalan dengan mereka melalui media sosial dan diajak ketemuan.
“Yang bersangkutan kami temukan bersama tiga teman laki-laki dan dua teman perempuan,” ujar Priyo. Setelah ditemukan, polisi segera berkoordinasi dengan keluarga untuk pemulangan EMM.
Fakta Mengejutkan di Balik Kejadian
Penemuan EMM ternyata bukan karena penculikan, melainkan karena janji pertemuan dengan kenalan baru dari dunia maya. Hal ini menjadi fakta yang mengejutkan bagi keluarga dan masyarakat. EMM yang masih berstatus pelajar SMP itu tidak menyadari potensi bahaya yang ada saat menghadiri pertemuan tersebut.
Pengaruh Terhadap Keluarga dan Lingkungan
Kejadian ini memberikan dampak besar terhadap keluarga EMM. Kehilangan anak selama tiga bulan tentu sangat melelahkan dan penuh kecemasan. Selain itu, kejadian ini juga menjadi peringatan bagi orang tua dan masyarakat umum tentang pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, khususnya dalam menggunakan media sosial.
“Kami merasa sangat lega setelah mengetahui anak kami dalam keadaan selamat,” ujar KI. Ia juga berharap agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan.
Pelajaran yang Diperoleh
Dari kejadian ini, beberapa pelajaran penting dapat diambil:
- Pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak: Orang tua perlu menjaga komunikasi yang baik dengan anak, terutama saat anak menggunakan media sosial.
- Pengawasan terhadap media sosial: Anak-anak perlu diajarkan cara menggunakan media sosial secara aman dan bijak.
- Kepedulian masyarakat: Masyarakat perlu lebih waspada dan peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama jika ada tanda-tanda kehilangan atau ancaman.
Kesimpulan
Peristiwa hilangnya EMM selama tiga bulan dan akhirnya ditemukan di Banten menjadi sebuah cerita yang mengingatkan kita akan pentingnya keamanan dan kesadaran diri. Meskipun kejadian ini tidak berujung pada penculikan, namun hal ini menunjukkan betapa rentannya anak-anak terhadap pengaruh negatif dari media sosial. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak.

















