Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.300 karyawan atau 12 persen dari total tenaga kerjanya. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan respons terhadap tantangan ekonomi global.
Perusahaan menyatakan bahwa langkah tersebut tidak mudah dilakukan, tetapi diperlukan agar dapat tetap kompetitif dan memberikan layanan yang optimal bagi pengguna, mitra pengemudi, serta pedagang. “Keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya perusahaan lebih agile, dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang,” ujar GoTo dalam pernyataan resmi.

Fakta Utama
Pemutusan hubungan kerja dilakukan di tengah situasi perekonomian global yang dinilai menantang. GoTo menjelaskan bahwa mereka telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap beban biaya operasional, termasuk penyelarasan kegiatan, integrasi proses kerja, dan negosiasi ulang kontrak kerja sama. Pada akhir kuartal kedua 2022, perusahaan berhasil menghemat Rp800 miliar dari berbagai aspek seperti teknologi, pemasaran, dan outsourcing.
Selain itu, GoTo akan memberikan kompensasi kepada karyawan terdampak sesuai dengan aturan hukum setempat. Mereka juga akan mendapatkan tambahan satu bulan gaji, laptop yang digunakan selama bekerja, akses ke program pelatihan, serta kesempatan bergabung ke direktori alumni GoTo yang dapat membantu mereka mencari pekerjaan baru.
Konfirmasi & Narasi Tambahan
Sejumlah karyawan terdampak PHK mengaku merasa dirugikan oleh skema pemutusan hubungan kerja yang dianggap tidak transparan. “Saya merasa dikhianati karena tidak diberi informasi jelas sebelumnya,” kata salah satu karyawan yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan. Ia menambahkan bahwa banyak rekan-rekannya merasa tidak siap secara finansial dan psikologis.
Di sisi lain, GoTo berargumen bahwa keputusan ini adalah bagian dari upaya untuk memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang. “Kami tidak ingin mengambil risiko besar yang bisa berdampak pada semua pihak, termasuk karyawan dan mitra kami,” ujar perwakilan perusahaan.

Analisis Konteks
Langkah GoTo mengikuti tren serupa yang dilakukan oleh startup besar lainnya, seperti Shopee, yang juga melakukan pemutusan hubungan kerja di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti mulai memprioritaskan efisiensi dan adaptasi.
Namun, kritik terhadap skema layoff GoTo bermunculan, terutama dari kalangan karyawan dan aktivis buruh. Mereka menilai bahwa proses pemutusan hubungan kerja tidak cukup transparan dan kurang memperhatikan hak-hak karyawan. “Ini bukan hanya tentang efisiensi, tapi juga tanggung jawab sosial perusahaan,” ujar seorang ahli ketenagakerjaan.
Data Pendukung
Menurut data internal GoTo, sebanyak 1.300 karyawan akan terkena dampak PHK. Perusahaan juga menyatakan bahwa layanan kepada konsumen serta komitmen terhadap mitra pengemudi dan pedagang tidak akan terganggu. GoTo beroperasi di beberapa negara, termasuk Indonesia, Vietnam, dan Singapura.


















