Hari Raya Galungan 2025 akan menjadi momen penting bagi umat Hindu di Bali dan sekitarnya. Tahun ini, perayaan Galungan akan jatuh pada tanggal 23 April dan 19 November, sementara Kuningan akan dirayakan pada 3 Mei dan 29 November. Perayaan ini bukan hanya sekadar hari raya, tetapi juga momen spiritual yang penuh makna. Artikel ini akan membahas tradisi, perayaan, dan detail penting lainnya yang bisa Anda ketahui sebelum menghadiri Galungan 2025.
Pengertian Hari Raya Galungan dan Kuningan

Hari Raya Galungan adalah salah satu hari raya suci keagamaan bagi umat Hindu di Bali. Perayaan ini memiliki makna mendalam, yaitu untuk merayakan kemenangan Dharma (kebenaran) atas Adharma (ketidakadilan). Galungan juga menjadi waktu di mana roh leluhur turun ke bumi untuk berkumpul dengan keluarga mereka. Sementara itu, Kuningan adalah hari terakhir dari perayaan ini, saat roh leluhur kembali ke alam gaib.
Perayaan ini tidak berdasarkan kalender Masehi, melainkan berdasarkan kalender Pawukon yang memiliki siklus 210 hari. Oleh karena itu, tanggal Galungan dan Kuningan bisa berbeda setiap tahunnya.
Jadwal Perayaan Hari Raya Galungan 2025
Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2024, berikut adalah jadwal perayaan Galungan dan Kuningan 2025:
- Galungan:
- Rabu, 23 April 2025
-
Rabu, 19 November 2025
-
Kuningan:
- Sabtu, 3 Mei 2025
- Sabtu, 29 November 2025
Selain itu, ada beberapa hari dispensasi libur yang ditetapkan oleh Pemprov Bali agar umat Hindu dapat mempersiapkan dan merayakan hari raya ini dengan tenang.
Persiapan Sebelum Galungan
Beberapa hari sebelum Galungan, masyarakat Bali melakukan berbagai persiapan ritual dan spiritual. Beberapa di antaranya adalah:
Penyekeban (3 Hari Sebelum Galungan)
Penyekeban adalah hari dimana masyarakat menutup buah-buahan seperti pisang dengan pot tanah liat untuk mempercepat pematangan. Proses ini dilakukan sebagai simbol untuk mengendalikan hasrat duniawi dan mempersiapkan diri secara spiritual.
Penyajaan Galungan (2 Hari Sebelum Galungan)

Pada hari ini, keluarga mulai membuat jaja (kue-kue tradisional) yang digunakan dalam persembahan. Ini juga menjadi momen untuk memperkuat semangat spiritual dan persiapan acara besar.
Penampahan Galungan (1 Hari Sebelum Galungan)
Penampahan adalah hari yang paling sibuk. Masyarakat melakukan penyembelihan hewan ternak, biasanya babi atau ayam, untuk disajikan dalam perayaan. Selain itu, mereka juga membangun penjor, yaitu tiang bambu yang didekorasi dengan hasil pertanian dan benda-benda simbolis.
Hari Raya Galungan (23 April 2025)
Pada hari Galungan, masyarakat melakukan persembahan di rumah dan kuil. Keluarga berkumpul untuk berdoa dan menyambut roh leluhur. Banyak orang memakai pakaian adat, seperti kebaya dan sarung, serta membawa persembahan di kepala mereka.
Hari Umanis Galungan dan Kuningan
Setelah Galungan, hari-hari berikutnya seperti Umanis Galungan dan Kuningan juga menjadi bagian dari perayaan. Pada hari Umanis, masyarakat berkunjung ke kerabat dan sahabat. Sementara itu, Kuningan adalah hari akhir dari perayaan, di mana roh leluhur kembali ke alam gaib. Pada hari ini, masyarakat mempersiapkan persembahan khusus, termasuk nasi kuning yang melambangkan keberuntungan.
Tradisi dan Makna Simbolis
Galungan memiliki makna simbolis yang dalam. Menurut legenda, Galungan merayakan kemenangan dewa Indra atas Mayadenawa, seorang setan yang mencoba menghancurkan keseimbangan dunia. Legenda ini menjadi pengingat bahwa kebaikan akan selalu menang atas kejahatan.
Tips untuk Menghadiri Galungan 2025
Jika Anda berencana menghadiri Galungan 2025, berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti:
- Pakai pakaian yang sopan jika Anda ingin menghadiri upacara atau mengunjungi kuil.
- Hindari gangguan selama prosesi ritual. Jangan membuat suara keras atau mengambil foto tanpa izin.
- Tanyakan izin sebelum mengambil foto orang yang sedang berdoa atau berpakaian adat.
- Persiapkan diri dengan memahami tradisi dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat Bali.
Kesimpulan
Hari Raya Galungan 2025 adalah momen penting yang tidak hanya memperkuat hubungan keluarga, tetapi juga menjadi bentuk penghargaan terhadap kepercayaan dan tradisi masyarakat Bali. Dengan memahami jadwal, tradisi, dan maknanya, Anda bisa menghadiri perayaan ini dengan penuh hormat dan kegembiraan. Jika Anda berada di Bali selama masa Galungan, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan keunikan budaya dan spiritualitas yang luar biasa ini.

















