Sebuah aksi unik yang menarik perhatian publik terjadi di Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada Senin (1/9/2025). Ratusan mahasiswa dan aktivis menggelar demonstrasi dengan membawa keranda mayat, sebuah simbol yang memicu berbagai spekulasi dan diskusi di media sosial. Aksi ini menjadi viral karena keunikan cara penyampaian aspirasi dan makna yang terkandung di dalamnya.
Keranda mayat yang dibawa oleh para pendemo disebut sebagai simbol dari “kematian” demokrasi atau ketidakpuasan terhadap sistem pemerintahan saat ini. Meski tidak secara langsung menyebutkan nama tokoh tertentu, aksi ini dianggap sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dinilai tidak pro-rakyat. Tidak hanya itu, aksi ini juga menunjukkan semangat perlawanan masyarakat terhadap apa yang mereka anggap sebagai penindasan atau ketidakadilan.
Kronologi Lengkap
Pada hari Senin (1/9/2025), sejak siang hari, kawasan Bundaran HI dipadati ratusan mahasiswa dan aktivis yang menggelar aksi demonstrasi. Massa datang dari berbagai arah, termasuk Jalan Sudirman dan MH Thamrin, untuk menyuarakan tuntutan terkait isu tunjangan DPR yang belakangan menuai kritik publik.
Para pendemo terlihat membawa spanduk, bendera organisasi, serta poster berisi pesan-pesan kritik. Salah satu hal yang mencolok adalah adanya keranda mayat yang diarak keliling bundaran. Simbol ini menjadi fokus utama dari aksi tersebut, meski belum ada pernyataan resmi dari pihak pengorganisir tentang maksud pasti dari aksi ini.
Aksi ini dilakukan dengan orasi bergantian, mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap kebijakan wakil rakyat di parlemen. Isu tunjangan DPR dianggap tidak sejalan dengan kondisi perekonomian masyarakat saat ini, sehingga mahasiswa menilai perlu ada peninjauan kembali.
Mengapa Menjadi Viral?
Aksi unik dengan keranda mayat menjadi viral karena keunikan cara penyampaian aspirasi. Di tengah banyaknya aksi demo yang biasa menggunakan spanduk dan orasi, tindakan membawa keranda mayat memberikan kesan dramatis dan menarik perhatian publik. Video-video dari aksi ini tersebar luas di media sosial, dengan tagar seperti #BundaranHIViral dan #DemoUnik menjadi trending.
Selain itu, keberadaan keranda mayat juga memicu berbagai interpretasi dan analisis dari netizen. Beberapa menganggapnya sebagai simbol kekecewaan terhadap sistem politik, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk ekspresi seni atau pernyataan politik yang kuat. Dengan kombinasi elemen visual dan makna simbolis, aksi ini berhasil menarik perhatian masyarakat luas.
Respons & Dampak
Aksi ini mendapat berbagai respons dari masyarakat, tokoh publik, dan instansi terkait. Sebagian besar masyarakat mengapresiasi inovasi dalam penyampaian aspirasi, sementara sebagian lainnya merasa khawatir akan dampaknya terhadap situasi keamanan.
Petugas kepolisian melakukan pengamanan ketat di sekitar lokasi aksi, mengimbau massa agar tetap menjaga ketertiban dan tidak terpancing provokasi. Kehadiran massa aksi membuat arus lalu lintas di sekitar Bundaran HI sempat tersendat, namun hingga sore hari, kondisi masih terkendali.
Beberapa tokoh politik dan aktivis juga memberikan komentar terkait aksi ini. Beberapa menyambut baik keberanian masyarakat dalam menyampaikan aspirasi, sementara yang lain meminta agar semua pihak menjaga harmoni dan saling menghargai.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Meski aksi ini viral, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak pengorganisir mengenai makna pasti dari pembawaan keranda mayat. Namun, beberapa sumber menyebut bahwa aksi ini merupakan bagian dari rangkaian aksi protes terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro-rakyat.
Selain itu, beberapa media lokal melaporkan bahwa aksi ini juga dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap isu-isu yang sedang hangat dibahas di kalangan masyarakat, seperti korupsi, ketimpangan ekonomi, dan kurangnya transparansi pemerintahan.
Penutup – Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Aksi unik dengan keranda mayat di Bundaran HI menjadi salah satu fenomena viral yang menarik perhatian publik. Meski masih ada pertanyaan mengenai makna pastinya, aksi ini menunjukkan semangat masyarakat dalam menyampaikan aspirasi secara kreatif dan damai.
Publik kini menantikan apakah aksi ini akan menjadi awal dari serangkaian demonstrasi serupa, ataukah hanya sekadar momen viral yang cepat hilang. Dengan semangat yang tinggi, harapan besar dititipkan agar aspirasi masyarakat bisa didengar dan dijawab secara layak.



















