BUMD Pertanian Bengkulu Gencarkan Produksi Komoditas Unggulan Kopi dan Lada

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu kini gencar menggenjot produksi komoditas unggulan seperti kopi dan lada melalui inisiatif Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pertanian. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem lingkungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar, S.Hut, MP, menjelaskan bahwa BUMD pertanian yang dibentuk memiliki peran penting dalam memperkuat sektor pertanian daerah. “Ini merupakan komitmen pemerintah daerah dalam mendorong pengembangan kopi dan lada secara berkelanjutan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Kronologi Lengkap

Pokja Pembangunan Kopi Merah Putih Bengkulu

Pengembangan kopi dan lada di Bengkulu telah dimulai sejak beberapa tahun terakhir. Pemprov Bengkulu membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Tim Pembangunan Kopi Merah Putih dengan pendekatan agroforestri berbasis konservasi. Pendekatan ini bertujuan untuk menjaga tutupan pohon dan fungsi ekologis hutan sambil tetap mendukung kesejahteraan para petani.

Selain itu, Pemprov juga fokus pada revitalisasi BUMD pertanian sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Hal ini didorong oleh Gubernur Bengkulu, H. Helmi Hasan, SE, yang menilai bahwa BUMD menjadi tulang punggung perekonomian daerah.

Mengapa Menjadi Viral?

UMKM Kopi Lestari Bengkulu

Langkah Pemprov Bengkulu dalam memperkuat sektor pertanian, khususnya kopi dan lada, menjadi sorotan publik karena dampak positifnya terhadap ekonomi daerah. Peningkatan produksi kopi di Bengkulu mencapai tiga ton per hektare, jauh melampaui angka sebelumnya yang hanya 1,2 ton per hektare. Selain itu, harga biji kopi di pasaran saat ini mencapai Rp60 ribu per kilogram, yang menjadi angka tertinggi sejak beberapa tahun terakhir.

Selain itu, kisah sukses UMKM kopi seperti Kopi Lestari milik Supriyadi juga turut memicu minat masyarakat terhadap potensi komoditas kopi Bengkulu. Dengan bantuan Bank Indonesia, UMKM tersebut kini sudah masuk ke pasar daring dan bahkan mendapat tawaran dari pasar internasional.

Respons & Dampak

Petani Kopi Bengkulu

Respons masyarakat terhadap inisiatif BUMD pertanian sangat positif. Petani kopi dan lada merasa didukung oleh pemerintah daerah dalam mengembangkan usaha mereka. Selain itu, adanya peningkatan produksi dan kualitas kopi juga memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi daerah.

Pemerintah daerah juga mengimbau agar para petani tidak melakukan alih fungsi lahan, karena hal ini dapat mengancam keberlanjutan ekosistem. Selain itu, langkah-langkah seperti penggunaan pupuk organik dan intensifikasi pertanian juga diharapkan bisa meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan.

Fakta Tambahan / Klarifikasi

Lada Produksi Bengkulu

Menurut data dari Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, produksi kopi di wilayah tersebut selama 2023 mencapai 50,370 ton dengan luas lahan sebesar 90.964 hektare. Kabupaten Rejang Lebong menjadi salah satu sentra produksi terbesar dengan produksi kopi mencapai 14.840 ton.

Selain kopi, lada juga menjadi komoditas unggulan Bengkulu. Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Bengkulu memiliki potensi produksi lada yang cukup besar, meski belum sepenuhnya dikembangkan secara optimal.

Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya

BUMD pertanian Bengkulu kini semakin aktif dalam menggenjot produksi komoditas unggulan seperti kopi dan lada. Inisiatif ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Publik kini menantikan bagaimana perkembangan BUMD pertanian ini akan berdampak lebih jauh terhadap perekonomian daerah dan ekspor komoditas lokal.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *