Warga Tebo Mengeluh Lambatnya Penanganan Jalan Rusak Akibat Angkutan Batu Bara

Warga Kabupaten Tebo, Jambi, kembali mengeluhkan lambatnya penanganan jalan rusak yang disebabkan oleh aktivitas angkutan batu bara. Aksi protes ini muncul setelah warga merasa kesal dengan kondisi jalan yang terus-menerus rusak dan tidak kunjung diperbaiki, meskipun sudah lama menjadi jalur utama pengangkutan batu bara.

Kronologi kejadian dimulai dari aksi pemblokiran jalan oleh warga Desa Lubuk Mandrasah Kecamatan Tengah Ilir. Mereka melakukan pemblokiran pada Selasa sore (30/5) karena pekerjaan perbaikan jalan yang dilakukan oleh PT. Abun Sendi terganggu oleh operasional truk batu bara. “Pemicu aksi warga adalah karena aktivitas pekerjaan jalan yang di kerjakan oleh PT. Abun Sendi terhambat akibat muatan armada batu bara,” ujar Zulpan, Kepala Desa Lubuk Mandrasah.

Bacaan Lainnya

Aksi ini memicu kemacetan lalu lintas, terutama bagi angkutan batu bara yang harus berhenti sementara. Selain itu, warga juga mendatangi kantor Bupati Tebo untuk meminta solusi. Mereka menuntut agar pekerjaan jalan nasional tetap berjalan tanpa gangguan dan agar pemerintah mencari solusi mengatasi aktivitas batu bara tersebut.

Warga Tebo blokir jalan akibat angkutan batu bara

Mengapa Menjadi Viral?

Aksi warga Tebo menjadi viral karena dianggap sebagai bentuk kekecewaan terhadap lambannya tindakan pemerintah dalam menangani infrastruktur yang rusak. Video aksi pemblokiran jalan dan keluhan warga tersebar di media sosial, membuat isu ini semakin ramai dibahas. Dalam video tersebut, warga menyampaikan keluhan mereka secara langsung, termasuk kekhawatiran terhadap keselamatan berkendara di jalan yang rusak parah.

Selain itu, aksi warga Tebo juga sejalan dengan tren serupa di wilayah lain seperti Kabupaten Batu Bara, di mana warga menanam pohon pisang di jalan rusak sebagai bentuk protes. Hal ini menunjukkan bahwa masalah infrastruktur yang rusak akibat angkutan batu bara bukan hanya terjadi di satu daerah, tetapi merupakan isu nasional yang memerlukan perhatian serius.

Warga Tebo memprotes jalan rusak akibat batu bara

Respons & Dampak

Respons dari pihak pemerintah kabupaten Tebo belum sepenuhnya jelas. Namun, Penjabat Bupati Tebo Aspan menyatakan bahwa rekanan pekerjaan perbaikan jalan mengeluh karena aktivitas angkutan batu bara yang terlalu sibuk. “Pekerjaan jalan itu sudah mengalami keterlambatan 11 persen dari rencana yang ada. Nah ini dari pihak rekanan, menyampaikan alasan bahwa mereka tidak bisa bekerja optimal karena angkutan batu bara yang terlalu sibuk,” ujar Aspan.

Dampak dari isu ini cukup signifikan. Masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah dalam menjaga infrastruktur. Selain itu, kekhawatiran akan keselamatan berkendara dan dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar juga menjadi sorotan. Jalan yang rusak dapat menghambat akses ke pasar, sekolah, dan fasilitas kesehatan.

Jalan rusak di Tebo akibat angkutan batu bara

Fakta Tambahan / Klarifikasi

Dari data yang diperoleh, jalan nasional di Provinsi Jambi yang melintasi angkutan batu bara memiliki panjang total 603,3 km. Dari jumlah tersebut, beberapa ruas jalan mengalami kerusakan parah akibat beban kendaraan yang melebihi kapasitas. Bahkan, biaya perbaikan jalan yang rusak akibat angkutan batu bara bisa mencapai Rp 8,4 triliun jika kendaraan tidak sesuai dengan aturan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menyampaikan bahwa perlu adanya penegakan aturan terkait beban kendaraan dan penindakan terhadap angkutan batu bara bermuatan lebih (ODOL). Selain itu, pemerintah daerah diminta untuk mempercepat pembangunan jalan khusus batu bara sesuai Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jambi Nomor 8 Tahun 2009.

[IMAGE: Jalan rusak di Tebo akibat angkutan batu bara]

Penutup — Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya

Isu jalan rusak akibat angkutan batu bara di Kabupaten Tebo telah menjadi sorotan publik. Warga merasa kesal dengan lambatnya penanganan infrastruktur yang rusak. Mereka berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki jalan dan menertibkan aktivitas angkutan batu bara. Apa yang ditunggu publik berikutnya adalah respons resmi dari pemerintah dan tindakan konkret untuk mengatasi masalah ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *