Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus memperkuat komitmennya dalam pengembangan infrastruktur transportasi, khususnya kereta api. Gubernur Jabar Dedi Mulyadi telah menginisiasi berbagai langkah strategis untuk memperluas dan meningkatkan kualitas layanan kereta api di wilayah tersebut. Langkah ini bertujuan tidak hanya untuk mendukung mobilitas masyarakat, tetapi juga mempercepat logistik dan pemasaran produk pertanian.
[IMAGE: Dedi Mulyadi kereta api Jawa Barat]
Kronologi Lengkap
Pengembangan kereta api di Jawa Barat dimulai dari reaktivasi lima jalur yang sebelumnya nonaktif. Lima jalur tersebut meliputi Banjar-Cijulang (82 km), Cibatu-Garut-Cikajang (47,5 km), Rancaekek-Tanjungsari (11,5 km), Cipatat-Padalarang (17 km), dan Cikudapateuh-Bandung-Ciwidey (37,8 km). Reaktivasi ini dilakukan dalam kerja sama antara Pemprov Jabar, Kementerian Perhubungan, dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Dalam pertemuan dengan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub dan PT KAI, Plt Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dhani Gumelar menjelaskan bahwa tujuan utama dari reaktivasi ini adalah untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan wisata, memperluas distribusi logistik, serta mempermudah mobilisasi masyarakat. “Reaktivasi jalur kereta akan membantu akses menuju kawasan wisata seperti Pangandaran dan Garut, serta mempercepat pemasaran hasil pertanian,” ujarnya.
[IMAGE: Dedi Mulyadi kereta api Jawa Barat]
Mengapa Menjadi Viral?
Rencana pengembangan kereta api di Jawa Barat menjadi perhatian publik karena dianggap sebagai langkah strategis dalam membangun infrastruktur daerah. Terlebih, kebijakan ini disampaikan langsung oleh Gubernur Dedi Mulyadi, yang dikenal aktif dalam menyuarakan isu-isu pembangunan di provinsi tersebut.
Selain itu, adanya kerja sama dengan PT KAI untuk pengoperasian kereta pariwisata bernama Jakarta Lalana juga menjadi salah satu pemicu keviralan. Kereta ini akan menghubungkan Jakarta, Bogor, Sukabumi, dan Cianjur, serta dirancang untuk memangkas waktu tempuh hingga 1,5 jam. Rencana ini menarik perhatian masyarakat karena dianggap mampu meningkatkan daya tarik wisata dan mempercepat perjalanan antarkota.
[IMAGE: Dedi Mulyadi kereta api Jawa Barat]
Respons & Dampak
Respons masyarakat terhadap rencana pengembangan kereta api di Jawa Barat secara umum positif. Banyak warga mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas transportasi. Namun, ada juga yang khawatir tentang anggaran dan keberlanjutan proyek ini.
Sementara itu, para pelaku usaha dan petani juga merasa optimis. Mereka berharap reaktivasi jalur kereta dapat membantu distribusi produk pertanian lebih cepat dan efisien. Dedi Mulyadi sendiri meminta doa agar semua rencana ini dapat terlaksana dengan baik.
[IMAGE: Dedi Mulyadi kereta api Jawa Barat]
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Menurut data dari Dinas Perhubungan Jabar, kereta pariwisata Jakarta Lalana akan diluncurkan pada pertengahan Desember 2025. Selain itu, rencana pengembangan Kereta Api Kilat Pajajaran yang menghubungkan Jakarta-Bandung juga sedang dipersiapkan. Layanan kereta ini akan mengurangi waktu tempuh perjalanan antar kota.
Terkait anggaran, Dedi Mulyadi menyebut bahwa Pemprov Jabar masih membutuhkan dukungan finansial untuk menyelesaikan proyek ini. Ia berharap kerja sama dengan PT KAI dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi masyarakat Jabar.
Penutup
Dedi Mulyadi terus memperkuat komitmen pemerintah Jabar dalam pengembangan kereta api. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas, mempercepat logistik, dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Publik menantikan perkembangan selanjutnya terkait rencana ini.



















