Gultik atau gulai tikungan kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah muncul isu bahwa lokasi penjualan gultik di sekitar Blok M Plaza akan dipindahkan. Isu ini memicu perseteruan antara para pedagang dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang menegaskan bahwa rencana pemindahan tersebut belum ada kepastian.
Kronologi Lengkap
Gultik, yang berasal dari Jawa, sudah lama menjadi ikon kuliner di Jakarta Selatan. Dikenal dengan porsi minimalis dan harga terjangkau, gultik biasanya disajikan dalam nasi, kuah, daging atau jeroan sapi, serta pelengkap seperti kerupuk dan sambal. Lokasinya berada di perempatan Jalan Mahakam dan Jalan Bulungan, tepat di belakang Blok M Plaza.
Namun, belakangan ini, banyak netizen mengeluhkan porsi gultik yang semakin sedikit dan harganya yang dinilai tidak sebanding. Sejumlah penggemar gultik membagikan lokasi-lokasi alternatif yang menawarkan porsi lebih besar dan harga lebih murah, seperti gultik di Jalan Lamandau atau Panglima Polim.
Isu tentang perpindahan lokasi gultik di sekitar Blok M Plaza mulai muncul setelah beberapa warga dan pengusaha lokal mengeluhkan adanya pembatasan ruang jualan oleh Satpol PP. Para pedagang merasa bahwa tindakan tersebut bisa mengancam keberlangsungan usaha mereka.
Mengapa Menjadi Viral?
Perbincangan tentang gultik Blok M yang akan dipindahkan viral karena didorong oleh keluhan para pedagang dan respons publik yang memperhatikan keberadaan gultik sebagai bagian dari budaya kuliner kota. Banyak netizen menyebut bahwa gultik bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari identitas masyarakat Jakarta.
Selain itu, video-video yang memperlihatkan keramaian gultik di sekitar Blok M Plaza, serta komentar-komentar dari pengguna media sosial, turut mempercepat penyebaran informasi ini. Beberapa netizen bahkan menyampaikan dukungan kepada para pedagang, menilai bahwa tindakan Satpol PP terlalu keras tanpa mempertimbangkan dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar.
Respons & Dampak
Pihak Satpol PP menegaskan bahwa tidak ada kebijakan resmi untuk memindahkan lokasi gultik. Namun, mereka tetap melakukan penertiban terhadap pedagang yang melanggar aturan, seperti menjual di area yang tidak boleh, seperti trotoar atau jalur umum. Tindakan ini dilakukan untuk menjaga ketertiban dan keselamatan masyarakat.
Di sisi lain, para pedagang gultik merasa bahwa tindakan penertiban ini bisa mengganggu usaha mereka. Mereka mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka telah berjualan selama bertahun-tahun di lokasi tersebut dan memiliki pelanggan setia.
Beberapa pedagang juga menyampaikan bahwa mereka siap berdiskusi dengan pihak berwenang jika ada rencana perubahan lokasi. Namun, mereka meminta agar kebijakan tersebut tidak dilakukan secara mendadak tanpa komunikasi terlebih dahulu.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Menurut data dari Dinas Perdagangan DKI Jakarta, jumlah pedagang gultik di sekitar Blok M mencapai ratusan orang. Mayoritas dari mereka menjual makanan dengan harga Rp 15.000–25.000 per porsi. Meski porsi gultik tergolong kecil, namun banyak yang merasa cukup mengenyangkan.
Sementara itu, pihak Satpol PP menyatakan bahwa mereka tetap akan memberikan ruang bagi para pedagang kaki lima asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Kami tidak ingin mengusik usaha kecil, tapi kami juga harus menjaga keamanan dan ketertiban,” ujar salah satu petugas Satpol PP.
Penutup – Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Isu perpindahan lokasi gultik Blok M masih menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Para pedagang berharap pihak berwenang dapat memberikan solusi yang lebih adil, sementara Satpol PP tetap berkomitmen pada penertiban yang terstruktur. Publik menantikan kejelasan dari pemerintah daerah terkait rencana lanjutan.



















