Program Vaksinasi Booster Covid-19 Kembali Digalakkan di Sentra Layanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kembali memperkuat program vaksinasi booster untuk melindungi masyarakat dari varian virus SARS-CoV-2 yang terus berubah. Dengan penambahan kombinasi vaksin baru, pemerintah menegaskan pentingnya vaksinasi dosis lanjutan sebagai langkah strategis dalam menjaga kekebalan tubuh dan memutus rantai penularan.
Kronologi Lengkap
Pada akhir tahun 2022, Kemenkes RI merilis Surat Edaran Nomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster). Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa vaksinasi lansia dapat dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Sementara untuk non-lansia, pelaksanaan vaksinasi booster dilakukan di kabupaten atau kota dengan syarat minimal 70 persen penduduk telah menerima dosis pertama dan 60 persen lansia telah divaksinasi lengkap.
Beberapa kombinasi vaksin booster yang diperbolehkan antara lain:
- Vaksin primer Sinovac bisa diberi booster AstraZeneca setengah dosis atau Pfizer setengah dosis.
- Vaksin primer AstraZeneca bisa diberi booster Moderna setengah dosis atau Pfizer setengah dosis.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan bahwa vaksinasi booster bertujuan untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang perlindungan tubuh. Syarat utamanya adalah seseorang harus sudah mendapatkan vaksinasi primer lebih dari enam bulan sebelum menerima booster.
Mengapa Menjadi Viral?
Program vaksinasi booster kembali viral karena adanya pengumuman dari Presiden Joko Widodo yang menyatakan pentingnya vaksinasi booster dalam menjaga imunitas dan memutus penularan. Pernyataan ini didukung oleh data jumlah vaksinasi yang terus meningkat. Hingga November 2022, total dosis vaksin primer mencapai 205 juta, dosis kedua 172 juta, dan dosis booster pertama 66 juta.
Selain itu, vaksin booster kedua yang menggunakan vaksin Indovac, produk dalam negeri, juga menjadi perhatian publik. Vaksin ini diproduksi oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, AS, dan telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM.
Respons & Dampak
Respon masyarakat terhadap program vaksinasi booster cukup positif. Banyak warga mengikuti anjuran pemerintah, terutama tenaga kesehatan, lansia, dan kelompok yang memiliki interaksi tinggi. Presiden Jokowi sendiri memberikan contoh dengan menerima vaksin booster di Istana Kepresidenan Bogor.
Dampak sosial dari program ini termasuk peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi. Selain itu, penggunaan vaksin lokal seperti Indovac juga memberikan dampak positif pada sektor kesehatan nasional, termasuk meningkatkan kemandirian produksi vaksin.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Menurut data terbaru, capaian vaksinasi booster kedua masih relatif rendah, hanya mencapai 730.000 dosis. Namun, pemerintah tetap berkomitmen untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi booster, terutama di sentra layanan kesehatan.
Kemenkes juga menegaskan bahwa semua vaksin yang digunakan dalam program booster telah melalui uji klinis dan mendapatkan izin resmi. Hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin bagi masyarakat.
Penutup
Program vaksinasi booster kembali digalakkan di sentra layanan kesehatan sebagai upaya pemerintah dalam menjaga kekebalan masyarakat. Dengan adanya kombinasi vaksin baru dan dukungan dari tokoh nasional, harapan besar diarahkan pada peningkatan cakupan vaksinasi. Apa yang ditunggu publik berikutnya adalah peningkatan capaian vaksinasi booster yang lebih signifikan.



















