Sosialisasi Etika Berwisata di Dispar Bali: Pentingnya Kesadaran Pelaku Industri Kreatif

Dispar Bali kembali menegaskan pentingnya kesadaran etika berwisata, khususnya bagi pelaku industri kreatif. Dalam rangka memperkuat pariwisata yang berkelanjutan dan bermartabat, Dinas Pariwisata Provinsi Bali menggelar sosialisasi etika berwisata yang ditujukan kepada para pelaku industri kreatif. Sosialisasi ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian budaya dan alam Bali.

Kronologi Lengkap

Bacaan Lainnya

Sosialisasi etika berwisata ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari beberapa kebijakan yang telah diterapkan oleh Pemprov Bali. Salah satunya adalah Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2023 tentang Tatanan Baru bagi Wisatawan Mancanegara Selama Berada di Bali. Surat edaran ini menyasar seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Bali, termasuk pelaku industri kreatif, untuk meningkatkan pemahaman terhadap norma dan aturan yang berlaku.

Selain itu, mulai tanggal 8 Juni 2023, Pemprov Bali bersama dengan Imigrasi Kemenkumham mulai menyelipkan selebaran ‘Do and Don’t’ di paspor wisatawan asing yang datang ke Bali. Selebaran ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh wisatawan, seperti penggunaan pakaian yang sopan, larangan masuk ke daerah suci, serta penggunaan money changer dan kendaraan berlisensi.

Mengapa Menjadi Viral?

Pengambilan kebijakan bebas visa yang dihentikan oleh Menteri Hukum dan HAM RI pada 7 Juni 2023 menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan perhatian terhadap etika berwisata. Meskipun kebijakan tersebut dihentikan, kunjungan wisatawan ke Bali justru meningkat sebesar 4 persen setelahnya. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan tetap tertarik datang ke Bali, namun pemerintah harus lebih waspada terhadap perilaku mereka.

Beberapa insiden seperti aksi kekerasan, penipuan, dan tindakan menyimpang lainnya yang terjadi di Bali juga menjadi alasan utama pemerintah menggelar sosialisasi etika berwisata. Upaya ini dilakukan agar wisatawan dapat lebih sadar akan tanggung jawab mereka dalam menjaga keharmonisan lingkungan dan budaya Bali.

Respons & Dampak

Respon terhadap sosialisasi etika berwisata ini cukup positif. Banyak pelaku industri kreatif yang menyambut baik inisiatif ini karena mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga citra Bali sebagai destinasi wisata yang ramah dan beretika. Selain itu, masyarakat lokal juga turut mendukung langkah ini agar wisatawan lebih menghormati adat dan budaya setempat.

Dampak dari sosialisasi ini antara lain meningkatnya kesadaran para pelaku industri kreatif terhadap pentingnya etika berwisata. Hal ini juga berdampak positif terhadap citra Bali sebagai destinasi wisata yang berkualitas dan bermartabat. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, wisatawan akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan norma dan aturan yang berlaku di Bali.

Fakta Tambahan / Klarifikasi

Menurut data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali pada bulan Juni 2023 meningkat sebesar 4 persen dibandingkan bulan Mei. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kebijakan bebas visa dihentikan, minat wisatawan tetap tinggi. Sosialisasi etika berwisata diharapkan dapat membantu menjaga kualitas kunjungan wisatawan tersebut.

Selain itu, Pemprov Bali juga meluncurkan QR code ‘Do and Don’t’ di Bandara Ngurah Rai yang tersebar di 32 titik, khususnya di Terminal Kedatangan Internasional. QR code ini dapat diakses melalui aplikasi Love Bali dan website resmi Pemprov Bali. Langkah ini merupakan bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap kebijakan yang diambil oleh Pemprov Bali.

Penutup — Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya

Sosialisasi etika berwisata di Dispar Bali menjadi langkah penting dalam menjaga kualitas pariwisata yang berkelanjutan. Dengan kesadaran yang lebih tinggi dari pelaku industri kreatif dan wisatawan, Bali dapat tetap menjadi destinasi yang diminati. Publik tentu akan menantikan perkembangan lebih lanjut dari program ini, termasuk evaluasi dampaknya terhadap citra dan kualitas pariwisata Bali.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *