Banjir 200 tahunan menjadi ancaman serius bagi kota-kota besar seperti Jakarta, terutama di area yang memiliki risiko genangan tinggi. Salah satu lokasi yang membutuhkan strategi mitigasi khusus adalah Stasiun MRT terdalam di Indonesia, yaitu Stasiun Sawah Besar dan Mangga Besar. Dengan kedalaman hingga 28 meter di bawah tanah, stasiun ini menjadi fokus utama dalam upaya mencegah dampak banjir ekstrem.
Kronologi Lengkap
Stasiun MRT Jakarta Fase 2A, yang mencakup Stasiun Sawah Besar dan Mangga Besar, dibangun dengan desain unik untuk menghadapi kondisi geografis khusus. Kedua stasiun ini berada di bawah Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk, yang memiliki median sempit. Sebagai respons terhadap potensi banjir 200 tahunan, proyek ini dilengkapi dengan struktur tanggul penahan banjir atau flood barrier.
Division Head of Project Management for Construction (PMC) 1 MRT Jakarta, Sony Desta, menjelaskan bahwa struktur ini akan dipasang jika level air melebihi batas bangunan entrace. Selain itu, konstruksi masuk ke area entrace dibuat bertingkat agar tidak sejajar dengan tanah, sehingga mengurangi risiko kenaikan air dari luar.
Mengapa Menjadi Viral?
Stasiun MRT terdalam di Jakarta menarik perhatian publik karena desain inovatifnya serta langkah mitigasi banjir yang canggih. Pemilihan lokasi di bawah jalan utama dengan median sempit memicu diskusi tentang efektivitas sistem drainase dan pencegahan banjir. Selain itu, penggunaan teknologi modern seperti flood barrier memberikan gambaran baru tentang bagaimana infrastruktur transportasi bisa bersiap menghadapi bencana alam.
Respons & Dampak
Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) telah melakukan berbagai langkah antisipatif untuk mengatasi risiko banjir. Upaya ini termasuk optimalisasi infrastruktur pengendali banjir, penyiagaan sarana pendukung, dan penguatan pemantauan di lapangan. Dalam konteks stasiun MRT, kebijakan mitigasi banjir 200 tahunan juga menjadi prioritas.
Selain itu, BPBD DKI Jakarta bekerja sama dengan BMKG dan TNI AU dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan yang berpotensi memicu banjir. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan warga, termasuk di wilayah yang rawan banjir.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Dalam pembangunan Stasiun Sawah Besar dan Mangga Besar, PT MRT Jakarta (Perseroda) bekerja sama dengan kontraktor pelaksana Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV). Proyek ini dilakukan sesuai peraturan yang berlaku, termasuk menjaga aspek lingkungan yang berkelanjutan. Biaya pembangunan Fase 2A mencapai Rp 25,3 triliun, didanai oleh pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Selain itu, Dinas SDA DKI Jakarta telah menyiagakan pompa stasioner dan mobile untuk mengatasi kemungkinan genangan. Hingga 15 November 2025, tercatat ada 560 unit pompa stasioner di 191 lokasi, dan 627 unit pompa mobile yang difungsikan menjangkau titik-titik genangan yang tidak terlayani pompa stasioner.
Penutup — Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Stasiun MRT terdalam di Jakarta kini menjadi contoh inovasi dalam mitigasi banjir 200 tahunan. Dengan desain bertingkat dan penggunaan flood barrier, stasiun ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keselamatan warga. Publik kini menantikan perkembangan lebih lanjut mengenai progres pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, khususnya segmen Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.






















