– Banyak orang yang mengalami sensasi panas merambat di tubuh saat menikmati makanan berupa daging.
Di tengah rasa lezat dan aroma yang menggugah indra, keringat mulai muncul di wajah, dahi, atau bahkan leher, seakan tubuh sedang bekerja keras meskipun Anda hanya duduk dan menikmati makanan dengan santai.
Peristiwa ini sangat umum, tetapi jarang diketahui secara pasti apa yang menyebabkannya. Menariknya, tubuh manusia memiliki cara khusus dalam merespons makanan yang dimakan.
Terdapat proses metabolisme yang berlangsung secara diam-diam, terjadi reaksi kimia yang tidak terasa, serta faktor lain seperti jenis daging, metode memasak, hingga bumbu yang digunakan.
Dikutip dari verywellhealth, berikut lima alasan mengapa Anda lebih mudah berkeringat saat mengonsumsi daging.
1. Peningkatan Metabolisme Terjadi Setelah Mengonsumsi Protein
Daging mengandung banyak protein, dan tubuh memerlukan usaha lebih besar dalam mencerna bahan makanan ini.
Saat Anda mengunyah potongan daging sapi atau ayam, tubuh mulai mempercepat proses metabolisme guna menguraikan protein menjadi asam amino.
Proses ini dikenal sebagai thermic effect of foodyaitu keadaan di mana tubuh menghabiskan lebih banyak energi selama proses pencernaan.
Saat proses metabolisme meningkat, suhu tubuh juga ikut naik. Hal ini menyebabkan kelenjar keringat menerima sinyal untuk berfungsi.
Tidak menyadari, tubuh Anda mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu agar tetap stabil.
Itulah mengapa mengonsumsi daging dapat terasa “panas”, meskipun Anda tidak melakukan aktivitas fisik apa pun.
2. Kandungan lemak dalam daging menyebabkan sistem pencernaan bekerja lebih lama
Selain kaya akan protein, beberapa jenis daging juga mengandung kadar lemak yang cukup tinggi.
Lemak memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna dan diuraikan oleh tubuh.
Saat sistem pencernaan bekerja lebih keras dan lebih lama, suhu tubuh secara perlahan meningkat.
Keringat muncul sebagai respons alami tubuh. Semakin tinggi kadar lemak dalam daging, seperti pada daging wagyu, iga sapi berlemak, atau kulit ayam, semakin besar kemungkinan tubuh Anda mengeluarkan keringat lebih banyak.
Jika Anda menyadari keringat muncul terutama ketika mengonsumsi daging yang berlemak, ini mungkin menjadi penyebabnya.
3. Bahan Bumbu Pedas dan Rempah Beraroma Kuat Menyebabkan Kelenjar Keringat Aktif
Bagi penggemar makanan pedas, hidangan daging biasanya tidak lengkap tanpa tambahan cabai, lada hitam, atau bumbu dengan rasa yang menggigit.
Bahan rempah ini mengandung senyawa seperti capsaicin yang mampu memicu reseptor suhu panas di dalam tubuh. Ketika reseptor tersebut aktif, tubuh bereaksi seakan sedang merasa panas.
Akibatnya, tubuh berupaya menurunkan suhu melalui pengeluaran keringat.
Meskipun dagingnya tidak terlalu mengandung lemak, bumbu pedas saja sudah cukup membuat tubuh bekerja lebih keras.
Inilah sensasi yang sering membuat Anda merasa “berkeringat habis-habisan” ketika mengonsumsi sate pedas, rendang yang kaya rempah, atau daging panggang dengan bumbu kuat.
4. Sistem Saraf Simpatik Bekerja Saat Anda Menikmati Makanan Kesukaan
Saat Anda menikmati makanan yang Anda gemari, terutama jika baunya kuat dan rasanya menggugah selera, tubuh mengaktifkan sistem saraf simpatik.
Ini merupakan bagian dari sistem tubuh yang terkait dengan responsfight or flightnamun juga berfungsi ketika Anda mengalami stimulasi emosional seperti semangat atau kepuasan dalam makan.
Daging sering kali menjadi makanan kesukaan banyak orang karena rasanya yang umami dan teksturnya yang menggugah selera.
Bila Anda sangat menikmati makanan tersebut, tubuh dapat bereaksi dengan meningkatkan detak jantung, aliran darah, dan suhu tubuh. Kumpulan perubahan internal ini menyebabkan kelenjar keringat menjadi aktif.
Rasanya mirip dengan sensasi hangat yang tiba-tiba muncul ketika Anda sangat antusias, hanya saja kali ini diakibatkan oleh makanan.
5. Kondisi Pribadi dan Faktor Hormonik Juga Berkontribusi
Tidak semua orang bereaksi terhadap makanan secara sama. Ada yang cepat berkeringat meski hanya mengonsumsi sedikit daging, sementara ada pula yang tetap tenang tanpa keringat meskipun memakan hidangan yang besar.
Faktor kondisi fisik dan hormon memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini.
Orang yang memiliki metabolisme tinggi, kadar hormon tiroid yang lebih aktif, atau tingkat stres yang tinggi cenderung lebih rentan mengalami kenaikan suhu tubuh.
Selain itu, beberapa individu memiliki jumlah kelenjar keringat yang lebih banyak dibanding yang lain, sehingga reaksi terhadap udara dingin atau jenis makanan tertentu lebih cepat memicu pengeluaran keringat.
Bahkan kondisi kesehatan ringan seperti gangguan pencernaan atau ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan tubuh merespons lebih intens saat mencerna daging.
***



















