Analisis Jalan: Jalur Menurun Ungaran-Jatingaleh, Titik Paling Mematikan di Koridor Semarang

SEMARANG, iNews.id – Kecelakaan maut yang menewaskan sopir truk terjadi di Flyover Jatingaleh, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (28/11/2025). Kejadian ini menggambarkan betapa berbahayanya jalur menurun antara Ungaran dan Jatingaleh, yang sering disebut sebagai titik paling mematikan di koridor Semarang. Truk dengan pelat nomor K 8443 SK yang dikemudikan oleh Wahman, seorang warga Banyumanik, Semarang, mengalami kecelakaan tunggal setelah melaju ugal-ugalan dan menabrak pohon serta pembatas jalan.

Kronologi kecelakaan bermula ketika truk yang dikemudikan Wahman melaju kencang dan menabrak pohon besar. Benturan keras itu menyebabkan pohon tumbang dan menimpa rumah serta warung di sekitar lokasi. Bukannya berhenti, sopir justru melanjutkan perjalanan dan membawa truknya melaju kencang menuruni jalan menuju kawasan Jatingaleh. Laju truk tidak terkendali, sehingga akhirnya menghantam pembatas beton dan terguling di badan flyover.

“Truk itu melaju kencang. Sebelum terguling, truk nabrak pohon, rumah dan warung lalu terguling setelah nabrak pembatas jalan,” ujar salah satu saksi mata, Sabtu (29/11/2025).

Evakuasi korban berlangsung penuh perjuangan. Petugas Pemadam Kebakaran bersama relawan PMI Kota Semarang harus bekerja ekstra keras karena tubuh korban terjepit kuat di antara kabin dan rangka truk. Proses penyelamatan memakan waktu lama sebelum akhirnya jenazah berhasil dikeluarkan.

Truk tronton terguling di Flyover Jatingaleh Semarang

Tim Laka Lantas Polrestabes Semarang yang berada di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, pendataan, dan identifikasi korban. Polisi juga mengevakuasi bangkai truk bermuatan air mineral tersebut menggunakan mobil derek.

Menurut informasi dari warga sekitar, truk tersebut melintas dari utara ke selatan, melawan arah. Namun, truk diduga mengalami rem blong saat menurun. “Truknya lawan arah tapi remnya blong, kejadiannya sekitar jam 01.30 WIB. Nabrak pohon dan warung di atas, untung nggak ada orang,” kata Grace (40), salah satu warga setempat.

Sementara itu, Yanu (58) mengatakan bahwa truk terguling memakan setengah badan jalan, sehingga jalan masuk Flyover Kalibanteng dari arah selatan ke utara ditutup. “Ini kecelakaan tunggal, sopirnya meninggal di tempat,” tuturnya.

Sopir truk terjepit dalam kabin setelah kecelakaan di Jatingaleh

Kasubnit Gakkum Sat Lantas Polrestabes Semarang, Iptu Novita, membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan, kecelakaan terjadi pukul 02.15 WIB. “Pengemudi atas nama Wahman, asal Wonosobo meninggal mengalami luka pada kepala. Dibawa ke RSUP Dr Kariadi,” katanya.

Ia menjelaskan, pengemudi semula melintas dari Jalan Setia Budi ke arah Jatingaleh sekitar dini hari tadi. “Diduga melawan arus kemudian menabrak pembatas jalan, sehingga oleng dan terguling ke kanan,” tambahnya.

Hingga berita ini ditulis, petugas masih berupaya mengevakuasi truk yang terguling. Terdapat satu unit crane yang sudah berada di TKP.

Penyelamatan korban kecelakaan di Flyover Jatingaleh

Kejadian ini menjadi peringatan nyata akan bahaya jalur menurun Ungaran-Jatingaleh. Jalur ini sering dijadikan jalur alternatif oleh pengemudi, namun kondisi jalan yang curam, minimnya pencahayaan, dan kurangnya pengawasan membuatnya menjadi titik rawan kecelakaan. Selain itu, beberapa bagian jalan memiliki tikungan tajam dan tanjakan yang bisa mengganggu kontrol kendaraan.

Ahli lalu lintas dari Universitas Diponegoro, Dr. Rizal Pratama, menyatakan bahwa jalur ini perlu diperbaiki secara signifikan. “Jalur menurun ini butuh penanganan khusus, seperti penambahan rambu lalu lintas, penerangan jalan, dan penegakan hukum terhadap pengemudi yang melanggar aturan,” ujarnya.

Jalur menurun Ungaran-Jatingaleh yang rawan kecelakaan

Dengan adanya kejadian tragis ini, masyarakat dan pihak berwajib diharapkan lebih waspada terhadap risiko yang tersembunyi di balik jalur-jalur yang sering dianggap aman. Kesadaran pengemudi akan keselamatan berkendara, serta tindakan pemerintah daerah untuk memperbaiki infrastruktur jalan, menjadi kunci untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *