Kronologi korban banjir mengambil barang dari minimarket dan gudang Bulog di Sibolga. BNPB kemudian menyatakan bahwa hal tersebut bukanlah perampokan.
Setelah bencana banjir dan tanah longsor melanda Sibolga, Sumatra Utara, terjadi kondisi darurat yang menimbulkan dugaan tindakan perampokan oleh warga setempat. Para korban bencana alam ini diduga mengambil barang dari beberapa tempat penyimpanan makanan dan toko kelontong.
Gudang Bulog Sarudik dilaporkan menjadi target warga yang diduga menjadi korban dampak bencana tersebut. Kepala Wilayah Bulog Sumatera Utara, Budi Cahyanto, mengungkapkan bahwa massa memaksa masuk dengan merobohkan pagar dan mengambil beras serta minyak goreng.
Personel keamanan pada masa itu berusaha menghalangi, tetapi dorongan dari massa membuat situasi sulit untuk dikendalikan. Bulog diketahui masih melakukan pendataan terhadap kerugian akibat beras dan minyak goreng yang diambil.
Sebelumnya, beberapa minimarket seperti Indomaret di Jalan Singamaraja, Suprapto, dan Sibolga-Barus serta Alfamidi dan Alfamart di berbagai lokasi juga menjadi target perampokan. Pihak Indomaret dan Alfamart telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mendistribusikan bantuan untuk korban bencana.
Di sisi lain, Bastari Akmal, Direktur Eksekutif Marcomm Indomaret mengungkapkan bahwa akar masalahnya adalah akses bantuan yang terganggu karena longsoran yang menutup jalur darat. Indomaret belum mengambil keputusan hukum dan lebih fokus pada pemulihan kondisi wilayah yang terkena bencana.
Selain melakukan evakuasi dan penanganan darurat, Polres Sibolga bekerja sama dengan TNI juga melakukan pengamanan di pusat perbelanjaan agar tidak terjadi tindakan serupa. Sementara ini, sebanyak 16 orang pelaku perusakan telah ditahan.
Berdasarkan laporan Tribun-Medan.com, 16 orang yang diduga sebagai pelaku ditangkap oleh Sat Reskirm Polres Sibolga pada Sabtu (29/11/2025). Petugas kemudian mengamankan beberapa barang bukti seperti camilan, minuman, dan barang kebutuhan rumah tangga lainnya.
Polres Sibolga selanjutnya meminta masyarakat agar tidak terpengaruh dan menjaga ketertiban demi keamanan bersama. Pasukan gabungan TNI-Polri terus mengawasi situasi agar kondisi segera pulih dan bantuan dapat didistribusikan dengan lancar.
Berikut adalah beberapa variasi parafraze dari teks tersebut: 1. Selanjutnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto juga memberikan penjelasan mengenai insiden dugaan perampokan ini. Aksi para korban banjir dan tanah longsor ini menjadi viral setelah videonya diunggah di beberapa akun media sosial. 2. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto juga turut merespons terkait kejadian dugaan perampokan ini. Aksi para korban banjir dan longsor ini menyebar luas setelah videonya dipublikasikan di berbagai akun media sosial. 3. Selanjutnya, Suharyanto selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan klarifikasi mengenai dugaan tindakan perampokan ini. Aksi yang dilakukan oleh para korban banjir dan longsor ini viral setelah videonya diunggah di beberapa akun media sosial. 4. Dalam kesempatan ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto juga memberikan penjelasan terkait insiden dugaan perampokan ini. Aksi para korban banjir dan longsor ini mendapat perhatian setelah videonya diunggah di berbagai akun media sosial. 5. Selanjutnya, Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ikut menyampaikan klarifikasi mengenai dugaan peristiwa perampokan ini. Aksi para korban banjir dan longsor ini menjadi viral setelah videonya diunggah di beberapa akun media sosial.
Selanjutnya, Suharyanto menjelaskan bahwa tindakan masyarakat bukanlah perampasan, tetapi hanya mengambil makanan. Ia mengakui telah meminta keterangan dari anggota BNPB di Sibolga terkait hal tersebut.
“Kemarin sore, ada upaya pengambilan logistik yang viral di Kota Sibolga, sehingga kami telah memeriksa personel kami yang dapat masuk ke sana, mereka mengambil bahan makanan,” ujar Suharyanto dilaporkan oleh Kompas.TV.
“Maka bukan berarti merusak atau mencuri, memecahkan kaca dan sebagainya, tidak. Ya mungkin mereka cemas, takut, karena terkurung dan pasokan makanan terbatas,” katanya.
Dalam rangkaian kejadian korban banjir yang mengambil barang, mantan Sekretaris Militer Presiden menekankan bahwa kondisi Kota Sibolga saat ini masih terisolasi. Namun, BNPB menyatakan bahwa mereka telah melakukan pengiriman bantuan melalui metode drop air.
Suharyanto kemudian menambahkan bahwa tim BNPB masih fokus pada pembukaan akses jalan di Kota Sibolga dan Tapanuli. Petugas telah sampai pada para pengemudi yang terjebak di jalan antara Tapanuli Utara dan Sibolga.
“Dari Tapanuli ke Sibolga belum bisa dicapai karena di sini terdapat longsoran yang sangat panjang. Satuan tugas gabungan TNI-Polri telah berupaya membuka jalan, dan menurut keterangan kemarin sore dari Dandim, diperlukan paling sedikit tiga hari lagi agar bisa melalui,” ujar Suharyanto.
BNPB mengungkapkan bahwa jumlah korban banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatra pada hari Minggu (30/11/2025) telah mencapai 303 orang yang meninggal dunia. Selain itu, terdapat laporan dari ratusan orang yang masih dalam status hilang. (*)



















