Banjir sepaha rendam Kapuran dan Pancawarna, warga Tanggamus desak bupati turun tangan

Banjir di Kota Agung, Tanggamus: Warga Minta Perhatian Pemerintah

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Agung, Kabupaten Tanggamus pada Rabu (3/12/2025) sore, menyebabkan banjir yang melanda sejumlah permukiman. Air setinggi sepaha orang dewasa menggenangi rumah-rumah warga di Lingkungan Kapuran, Pasar Madang, hingga wilayah Pancawarna, Kelurahan Kuripan.

Sejak pukul 16.00 WIB, air mulai naik setelah hujan mengguyur kawasan hulu Sungai Kali Bego. Ketua RT 14 Kapuran, Dayat, menjelaskan bahwa tanggul bagian atas sungai jebol sehingga aliran air deras menerjang area persawahan dan mengalir ke permukiman di RT 10, RT 14, dan RT 16.

“Air mulai naik sekitar jam empat sore, tanggul tidak kuat menahan derasnya hujan. Air mengalir ke sawah, lalu menerjang rumah warga. Korban jiwa tidak ada, tapi banyak barang warga terendam, termasuk warung yang jual beras dan dagangan lain,” ujar Dayat. Ia menambahkan, seorang ibu baru melahirkan juga terdampak banjir dan harus dievakuasi ke lokasi aman.

Selain faktor tanggul jebol, warga Kapuran juga menyoroti tindakan oknum pemilik sawah yang diduga membuka atau membendung jalur irigasi. Hal ini diduga memperparah luapan air. Salah seorang warga, Nada Nadi, mengunggah protes keras melalui media sosial:

“Tolong ya, yang punya sawah di sebelah Kapuran, pemerintah sudah buat talud untuk atasi banjir. Jangan seenaknya membobol atau membendung irigasi sawah. Akibatnya air meluap, lubang yang dibobol semakin besar, talud jebol, dan akhirnya air tumpah ke jalan. Tolong bertanggung jawab atau siap-siap di-demo warga Kapuran,” tulisnya.

Talut Rusak Parah di Wilayah Pancawarna

Banjir juga merendam rumah lansia bernama Sahniar (70) atau Mak Niar di Pancawarna Atas, Kelurahan Kuripan. Air masuk dari bagian belakang rumah akibat jebolnya talut atau selokan yang sudah rusak parah. Ketua RT 14 Kuripan, Iskandar, mengatakan talut tersebut dibangun pada 2005 dan belum pernah diperbaiki. Kondisinya yang banyak roboh tidak mampu menahan derasnya arus.

“Talut itu dibangun tahun 2005 dan sampai sekarang belum ada perbaikan. Banyak bagian yang sudah roboh sehingga tidak kuat menahan arus air,” jelas Iskandar. Akibatnya, air langsung merendam rumah Mak Niar dan beberapa rumah warga di sepanjang selokan.

Meski terdampak, Mak Niar menegaskan bahwa ia tidak mengharapkan bantuan materi, melainkan meminta talut segera diperbaiki. “Yang penting talut di belakang rumah saya tolong diprioritaskan,” ujarnya melalui Ketua RT.

Permintaan Warga kepada Pemerintah Daerah

Warga di dua wilayah tersebut meminta pemerintah daerah, termasuk Bupati Tanggamus, segera turun tangan. Mereka mengharapkan peninjauan langsung, perbaikan infrastruktur talut yang rusak, serta langkah mitigasi jangka panjang agar banjir tidak kembali terjadi setiap musim hujan.

Rekaman video yang beredar menunjukkan derasnya aliran air memasuki gang-gang sempit dan merendam halaman rumah. Beberapa warga terlihat menembus arus sambil merekam kondisi banjir, menyerukan perhatian pemerintah: “Pak Bupati tolong, ini banjir di Kapuran,” terdengar suara seorang warga dalam video.

Selain kerusakan properti, banjir ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan warga, terutama lansia dan anak-anak. Aktivitas ekonomi warga seperti warung dan usaha kecil juga terdampak karena dagangan terendam.

Masyarakat berharap pemerintah tidak hanya memberikan respons sementara, tetapi juga merancang solusi berkelanjutan, seperti perbaikan talut, normalisasi saluran irigasi, dan koordinasi dengan pemilik lahan agar tidak mengganggu aliran air di masa mendatang.

Dampak Banjir pada Masyarakat

Dengan kejadian ini, sorotan terhadap mitigasi bencana di Kota Agung semakin meningkat, mengingat hujan deras dan banjir rutin terjadi setiap musim hujan. Langkah cepat dan transparan dari pemerintah daerah menjadi kunci untuk mencegah kerugian lebih besar pada warga yang tinggal di wilayah rawan banjir.


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *