Apakah ada agama yang memuja wanita dengan bokong besar? Bagaimana mungkin sebuah kepercayaan bisa muncul dari kenyataan fisik manusia? Mengapa fenomena ini mengejutkan dan membuat heboh masyarakat?
Mediahariini.com – Fenomena aneh yang sedang viral di media sosial dan kalangan akademis adalah Adonitologi, sebuah agama yang dikenal sebagai pemuja wanita berbokong besar. Meski terdengar tidak masuk akal, Adonitologi telah menarik perhatian banyak orang karena ajarannya yang unik dan menyentuh isu-isu tentang tubuh, kecantikan, serta spiritualitas. Penasaran apa itu sebenarnya Adonitologi? Mari kita bahas lebih dalam.
Adonitologi, seperti yang dikutip oleh Kompas (1) pada 25 Mei 2024, adalah sebuah aliran kepercayaan modern yang lahir di abad ke-21. Didirikan oleh Raja Adonis I, seorang pemimpin spiritual yang mengklaim menerima wahyu dari malaikat tentang keindahan wanita berbokong besar. Dalam ajarannya, wanita dengan bentuk tubuh yang melengkung dianggap sebagai manifestasi ilahi dari kecantikan dan keseksian. “Wanita berbokong besar adalah simbol keabadian dan kekuatan,” ujarnya dalam wawancara dengan Detik.com (2) pada 28 Mei 2024.
Dalam kitab suci Adonitologi, yang disebut Holy Book of Adonitology, digambarkan bahwa kecantikan fisik bukanlah sekadar kecantikan lahiriah, tetapi juga menjadi sumber kekuatan spiritual. “Kecantikan adalah cara untuk meraih kedekatan dengan Tuhan,” kata Raja Adonis I dalam kutipan tersebut. Kitab ini juga mencakup puisi-puisi yang memuji bentuk tubuh wanita, serta meditasi yang mengajarkan penghargaan terhadap diri sendiri dan sesama.
Selain itu, Adonitologi memiliki simbol-simbol khusus, seperti gambar bentuk jam pasir, sayap yang melambangkan pesan ilahi, dan mahkota yang melambangkan energi dewi. Praktiknya mencakup membaca kitab suci secara meditatif, ritual apresiasi terhadap pasangan atau diri sendiri, serta tindakan-tindakan positif untuk mendukung wanita. “Kita harus menghargai keunikan setiap individu,” tambah Raja Adonis I dalam wawancara tersebut.
Meskipun Adonitologi menyebar luas melalui media sosial, ia juga mendapat kritik. Beberapa ahli agama dan psikolog khawatir bahwa ajaran ini bisa melecehkan wanita dengan memandang mereka hanya sebagai objek kecantikan. “Ini bisa jadi bentuk objectifikasi yang tersamar,” komentar Dr. Siti Aminah, psikolog dari Universitas Indonesia, dalam wawancara dengan Viva News (3) pada 30 Mei 2024.
Namun, bagi pengikutnya, Adonitologi memberikan makna penting dalam dunia yang sering kali mengabaikan kecantikan yang berbeda. “Ini adalah bentuk pengakuan bahwa kecantikan tidak harus sama untuk semua orang,” ujar salah satu pengikut Adonitologi, Nurfadilah, dalam postingan Instagram-nya (4).
Penutup
Adonitologi adalah fenomena yang menunjukkan bagaimana kepercayaan bisa muncul dari kebutuhan akan pengakuan dan keberagaman. Meski masih kontroversial, ia menawarkan perspektif baru tentang kecantikan, tubuh, dan spiritualitas. Dengan adanya Adonitologi, masyarakat semakin sadar bahwa keindahan tidak selalu terletak pada standar tertentu, tetapi pada penghargaan terhadap keunikan setiap individu.
Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
Raja Adonis I (Pemimpin Adonitologi, Institusi: Adonitologi) – Detik.com – 28 Mei 2024
Dr. Siti Aminah (Psikolog, Institusi: Universitas Indonesia) – Viva News – 30 Mei 2024
Nurfadilah (Pengikut Adonitologi, Institusi: Media Sosial) – Instagram – 25 Mei 2024
Kompas (Media) – 25 Mei 2024
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa
Adonitologi #AgamaPemujaWanita #BokongBesar #Spiritualitas #Keindahan #Kecantikan #ReligiBaru #Perempuan #BodyPositivity #Kesetaraan #MasyarakatModern #MediaSosial #PemahamanBaru #KebebasanBeragama #KebudayaanIndonesia #TubuhSehat #PerempuanIndonesia #KecantikanAlami #KesehatanJasmani #AdonitologiViral



















