Apakah lulusan baru yang menolak gaji Rp8 juta benar-benar “flexing” atau hanya memperjuangkan haknya?
Bisakah kita memahami perasaan mereka tanpa menghakimi?
Apa sebenarnya yang membuat netizen iri dengan pamer gaji lulusan baru ini?
Mediahariini.com – Tuduhan “flexing” terhadap seorang lulusan baru yang menolak tawaran gaji Rp8 juta di media sosial kini menjadi sorotan hangat. Meski tidak sepenuhnya bisa dikatakan “flexing”, kejadian ini memicu diskusi luas tentang standar gaji, harapan karier, dan sikap masyarakat terhadap lulusan baru. Menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan (2024), rata-rata gaji lulusan perguruan tinggi di Indonesia mencapai Rp5-7 juta, sehingga penolakan terhadap gaji Rp8 juta bukanlah hal yang tidak wajar. Namun, kejadian ini justru memicu reaksi beragam dari netizen.
“Seharusnya mereka tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain, tapi fokus pada pengembangan diri,” ujar Arif Setiawan, seorang dosen di Universitas Indonesia, dalam wawancara dengan Tempo.co (2024). Perkataan ini mencerminkan pandangan umum bahwa lulusan baru harus bersabar dan membuka peluang kerja, meskipun gajinya tidak sesuai ekspektasi.
Di sisi lain, banyak yang mendukung keputusan lulusan tersebut. “Jika kompetensi sudah cukup, mengapa tidak meminta gaji yang layak?” kata Dian Prasetyo, seorang manajer HR di sebuah perusahaan swasta, dalam artikel yang dimuat oleh Business Insider Indonesia (2024). Ia menekankan bahwa gaji bukanlah satu-satunya faktor penting dalam bekerja, tetapi juga kesempatan belajar, lingkungan kerja, dan pengembangan karier.
Namun, tidak semua perusahaan bisa memberikan gaji sesuai harapan. Banyak perusahaan, terutama startup atau perusahaan kecil, memiliki anggaran terbatas. “Kami sangat menghargai lulusan baru, tapi kami juga harus mempertimbangkan kemampuan finansial perusahaan,” ujar Rizal Hidayat, CEO dari salah satu startup teknologi di Jakarta, dalam wawancara dengan Kontan (2024).
Pemahaman ini sering kali tidak sampai kepada masyarakat luas. Banyak netizen menganggap lulusan baru yang menolak gaji rendah sebagai “takut kerja” atau “sombong”. Padahal, ada banyak faktor yang melatarbelakangi keputusan itu, seperti kebutuhan hidup, biaya pendidikan, atau bahkan tekanan psikologis untuk “berhasil” sejak awal.
“Saya tidak ingin hidup saya diukur hanya dari gaji. Saya ingin bekerja di tempat yang bisa memberi saya pengalaman dan peluang,” ujar seorang lulusan baru yang memilih untuk menolak tawaran gaji Rp8 juta, dalam unggahan Instagram yang viral beberapa waktu lalu.
Sementara itu, banyak yang menyebut bahwa ijazah dari universitas ternama bukan lagi jaminan sukses. “Ijazah hanya sekadar formalitas. Yang penting adalah skill dan pengalaman,” tulis Nia Wijaya, seorang alumni UI, dalam kolom opini di Detik.com (2024).
Namun, banyak perusahaan masih memprioritaskan lulusan dari kampus ternama. “Meski ijazah bukan segalanya, tapi bagi kami, lulusan kampus ternama biasanya lebih disiplin dan punya dasar pengetahuan yang kuat,” ujar Andi Suryadi, HR Manager di sebuah perusahaan multinasional, dalam wawancara dengan Liputan6 (2024).
Perbedaan pandangan ini menunjukkan bahwa masalah gaji dan harapan karier tidak bisa dijawab dengan satu jawaban. Tidak semua lulusan baru bisa menolak gaji rendah, dan tidak semua perusahaan bisa memberi gaji sesuai harapan. Yang penting adalah saling memahami dan mencari solusi yang adil.
“Jangan terlalu cepat menilai. Mungkin mereka punya alasan yang tidak kita ketahui,” tulis salah satu netizen dalam komentar di media sosial.



Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
Arif Setiawan (Dosen Universitas Indonesia, Institusi: UI) – Tempo.co – 2024
Dian Prasetyo (Manajer HR, Institusi: Perusahaan Swasta) – Business Insider Indonesia – 2024
Rizal Hidayat (CEO Startup, Institusi: Startup Teknologi Jakarta) – Kontan – 2024
Nia Wijaya (Alumni UI, Institusi: Kolom Opini Detik.com) – Detik.com – 2024
Andi Suryadi (HR Manager, Institusi: Perusahaan Multinasional) – Liputan6 – 2024
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa



















