5 Surga Tersembunyi Garut yang Menanti Dikunjungi, Ideal untuk Liburan Akhir Tahun

https://soeara.com, GARUT – Mendekati liburan panjang akhir tahun, sejumlah tempat wisata di KabupatenGarutakan menjadi tujuan yang diminati oleh para wisatawan yang ingin melepas kejenuhan. Namun, meskipun banyak pengunjung yang datang ke Cipanas hingga Puncak Darajat, Garut memiliki sejumlah tempat yang jauh dari keramaian.

Lokasi-lokasi ini muncul sebagai pilihan “tidak konvensional” bagi para wisatawan yang mencari pemandangan asli, ketenangan, dan pengalaman penjelajahan yang jarang terjamah oleh pariwisata massal.

Berikut lima saran tempat wisata yang tidak biasa dan patut Anda coba selama liburan akhir tahun. Semua lokasi memiliki ciri khas masing-masing, mulai dari air terjun bertingkat hingga Danau Purba dengan suasana yang tenang. Keindahannya justru terletak pada kesederhanaan dan ketidakterlibatan dari arus pariwisata komersial.

1. Leuwi Tonjong 

Leuwi Tonjong berada di Kecamatan Cikelet, kawasan Garut Selatan, dan terkenal sebagai salah satu sungai alami dengan bentuk batu yang tinggi dan membentang. Airnya jernih, lembut, serta mengalir perlahan, menciptakan suasana yang tenang bagi pengunjung yang ingin menjauh dari kebisingan tempat wisata yang ramai. Tidak banyak aktivitas perdagangan di sekitar area tersebut, sehingga ketenangan menjadi daya tarik utamanya.

Tebing yang mengelilingi sungai membuat Leuwi Tonjong menjadi istimewa. Di sebelah kiri dan kanan, dinding batuan sedimen berdiri tinggi hingga beberapa meter, membentuk lorong alami yang langka ditemukan di tempat lain di Garut. Banyak pengunjung memilih datang di pagi hari, ketika sinar matahari masih menyelinap melalui celah batu dan menghasilkan efek pantulan emas di permukaan air.

Leuwi Tonjong juga menjadi pilihan para penggemar fotografi dan para camper pemula. Wilayah batuan yang datar memungkinkan pengunjung untuk memasang tenda atau sekadar duduk santai sambil mendengarkan aliran air. Karena tidak ada toko atau pedagang tetap, pengunjung biasanya disarankan membawa persediaan makanan sendiri serta menjaga kebersihan.

Akses ke Leuwi Tonjong dapat dicapai melalui jalur Garut – Pameungpeuk dengan perkiraan waktu perjalanan sekitar dua hingga tiga jam dari pusat kota. Jalan menuju titik akhir relatif lancar, namun setelah memasuki daerah pedesaan, jalannya sedikit sempit dan membutuhkan kewaspadaan. Sepeda motor lebih mudah bergerak, tetapi mobil kecil masih bisa melewati jalur tersebut.

Tiket masuk ke Leuwi Tonjong masih bersifat sukarela atau dikenakan retribusi oleh desa sekitar sebesar Rp5.000 hingga Rp10.000 per orang. Tarif parkir sekitar Rp5.000. Karena pengelolaan belum sepenuhnya profesional, pengunjung disarankan untuk menjaga keamanan diri dan membawa kantong sampah sendiri.

2. Curug Batu Nyusun

Curug Batu Nyusun di Kecamatan Cisewu menawarkan pemandangan air terjun berlapis dengan dinding batu yang tersusun secara alami. Berbeda dengan curug pada umumnya, aliran air di tempat ini cenderung melebar dan jatuh mengikuti bentuk batu berlapis, menciptakan efek visual yang menenangkan. Keadaan alam yang masih terjaga menjadikan lokasi ini belum dikunjungi oleh banyak pengunjung.

Kualitas lingkungan menjadi prioritas utama. Air terjun mengalir ke kolam alami dengan warna hijau yang cukup aman untuk berenang. Karena debit air tetap stabil sepanjang waktu, pengunjung bisa menikmati kegiatan bermain air tanpa adanya ancaman signifikan, meskipun tetap harus memperhatikan aspek keselamatan.

Lokasi ini juga menjadi tempat mendaki ringan yang disukai para pemuda. Jalurnya berupa jalan tanah basah yang bercampur batu-batuan sehingga memerlukan sepatu anti-selip. Namun, sepanjang perjalanan, pengunjung dihibur dengan pemandangan vegetasi hutan kecil dan suara burung yang membuat perjalanan terasa menyenangkan.

Akses ke Curug Batu Nyusun bisa dicapai melalui jalur Garut – Rancabuaya, dengan waktu tempuh sekitar 2,5 hingga 3 jam. Setelah memasuki kawasan Cisewu, terdapat tanda jalan yang mengarah ke area parkir desa. Dari titik ini, pengunjung perlu berjalan kaki sekitar 15 sampai 20 menit melewati jalur setapak.

Harga tiket masuk ke Curug Batu Nyusun berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000, tergantung pada hari kunjungan. Tarif parkir motor sekitar Rp5.000 dan mobil sebesar Rp10.000. Karena lokasinya cukup tersembunyi, pengunjung disarankan tiba lebih awal agar tidak menghadapi jalan yang gelap saat kembali.

3. Tegal Panjang

Tegal Panjang terkenal sebagai area savana yang luas berada di wilayah antara Cisewu dan pegunungan Karacak. Tempat ini menjadi pilihan yang cocok bagi para pengunjung yang ingin menikmati pemandangan terbuka tanpa perlu mendaki gunung yang tinggi. Ketenangan di kawasan ini menambah kesan dramatis, terutama ketika kabut mulai muncul perlahan di pagi hari.

Warna hijau yang kaya pada savana saat musim hujan menjadi daya tarik utama. Rumput tumbuh lebat, sementara tanaman semak menyebar secara alami, menghasilkan perubahan visual yang menenangkan. Banyak pengunjung menyebut tempat ini sebagai “Lembah Hijau Garut” karena kesan luas dan alami tanpa adanya bangunan buatan manusia.

Tegal Panjang menjadi lokasi favorit bagi para pendaki pemula. Jalur masuknya tidak terlalu curam, namun tetap menawarkan pengalaman melewati hutan kecil dan area berbatu. Waktu paling ideal untuk berkunjung adalah pagi hari ketika sinar matahari menciptakan bayangan gunung di kejauhan.

Akses ke lokasi bisa dicapai melalui jalur Garut – Talegong – Cisewu. Dari jalan utama, terdapat plang kecil yang mengarah ke area parkir desa. Setelah itu, pengunjung harus berjalan kaki selama 20–30 menit. Jalur tersebut biasanya basah setelah hujan, sehingga perlengkapan pendakian perlu dipertimbangkan.

Tegal Panjang tidak memiliki tiket masuk yang resmi. Warga setempat biasanya hanya memungut biaya parkir antara Rp5.000 hingga Rp10.000. Karena fasilitas yang sangat terbatas, para pengunjung perlu membawa air minum, jas hujan, serta menjaga kebersihan lingkungan.

4. Talaga Bodas

Talaga Bodas adalah salah satu kawah vulkanik yang masih aktif tetapi aman untuk dikunjungi. Berada di Kecamatan Wanaraja, tempat ini menawarkan pemandangan danau berwarna putih kehijauan dengan kabut halus yang sering muncul di permukaannya. Suasana di sini jauh lebih tenang dibanding objek wisata kawah lainnya di Jawa Barat.

Yang membuat Talaga Bodas terasa berbeda adalah ketenangannya. Meskipun sudah dikenal oleh masyarakat, jumlah pengunjung ke tempat ini tidak sebanyak objek wisata yang populer di Garut Tengah. Pengunjung dapat berjalan-jalan di sekitar tepi Talaga, menikmati udara segar, dan mendengarkan suara angin tanpa terganggu oleh keramaian.

Selain pemandangan berbentuk gunung berapi, kawasan sekitar Talaga Bodas menyediakan jalur pendek yang bisa dijelajahi. Jalur ini menuju bukit kecil yang memungkinkan pengunjung melihat Talaga dari sudut pandang yang lebih tinggi. Foto lanskap dari tempat ini sering kali membuat lokasi terlihat seperti tujuan wisata luar negeri.

Akses menuju Talaga Bodas cukup mudah dicapai dari pusat Kota Garut, membutuhkan waktu sekitar 45 menit hingga satu jam. Jalan sudah dilapisi aspal meskipun beberapa bagian cukup sempit. Kendaraan besar mampu sampai ke lokasi, dan area parkir telah diatur secara resmi oleh pemerintah setempat.

Harga tiket masuk ke Talaga Bodas berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per orang. Untuk biaya parkir, motor dikenakan tarif Rp5.000 dan mobil sebesar Rp10.000. Sebagai kawasan konservasi, pengunjung harus mematuhi aturan keselamatan, termasuk tidak mendekati tepi kawah dan menjaga kebersihan lingkungan.

5. Kamojang Ecopark 

Kamojang Ecopark terletak di batas wilayah Garut dan Bandung serta dikenal sebagai kawasan hutan pinus yang dikelola dengan modern tetapi masih mempertahankan nuansa alami. Tempat ini menyediakan area hijau yang luas untuk berjalan-jalan santai, berkemah, atau hanya sekadar menikmati aroma resin khas hutan pinus.

Kondisinya sangat ideal untuk para pengunjung yang menginginkan suasana tenang, udara sejuk, serta lokasi yang cukup terpencil. Karena area yang terbuka dan luas, pengunjung tidak mudah berkumpul di satu titik, sehingga suasana tetap terasa lapang meskipun pada hari libur.

Fasilitas seperti jalur pendakian ringan, jembatan kayu, area hammock, dan titik foto dengan tema tertentu tersedia tetapi tidak berlebihan. Pengelola memastikan bahwa elemen wisata buatan tidak mengurangi kesan alami yang menjadi inti dari daya tarik Kamojang Ecopark.

Akses menuju lokasi tergolong mudah. Dari Kota Garut, perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit melalui jalur Kamojang. Kondisi jalan umumnya naik-turun, namun sudah dilapisi aspal dan aman bagi kendaraan roda dua maupun empat. Suhu yang sejuk di kawasan ini membuat pengunjung disarankan membawa jaket tebal.

Harga tiket masuk Kamojang Ecopark berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000 per orang. Biaya parkir sepeda motor sebesar Rp5.000 dan mobil Rp10.000. Dengan fasilitas yang cukup lengkap, tempat ini menjadi pilihan yang cocok untuk keluarga maupun para wisatawan yang tidak ingin melakukan petualangan yang terlalu berat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *