Apakah kamu pernah bertanya bagaimana elektron bergerak di sekitar inti atom? Bagaimana model ini bisa menjadi dasar pemahaman modern tentang struktur atom? Siapa sebenarnya Niels Bohr yang mengembangkan teori ini?
Mediahariini.com – Pada abad ke-20, ilmu fisika mengalami transformasi besar-besaran dengan munculnya konsep-konsep baru yang memengaruhi cara manusia memahami dunia mikroskopis. Salah satu tokoh penting dalam perjalanan itu adalah Niels Bohr, seorang fisikawan Denmark yang mengembangkan model atom yang dikenal sebagai Model Atom Niels Bohr. “Elektron yang bermuatan negatif berputar mengelilingi atom bermuatan positif pada jalur lintasannya sendiri,” demikian penjelasan utama dari teori ini.
Model atom Niels Bohr pertama kali dikemukakan pada 1913, setelah ia mempelajari teori atom Rutherford yang dirancang pada 1911. Dikutip dari Buku Ajar Teori Dasar Listrik dan Elektronika (2022) karya Muhammad Naim, model ini menjelaskan bahwa elektron mengorbit inti atom pada jalur tertentu dan khas. Menurut Sulaiman dalam buku Perubahan Fisik dan Sifat Benda (2019), elektron dapat melompat antar lintasan ketika menyerap atau melepaskan energi, sehingga memancarkan foton cahaya.
Kelebihan dari model ini adalah kemampuannya untuk menjawab kelemahan teori atom Rutherford dengan menerapkan teori kuantum. Dilansir dari Buku Ajar Kimia 1 (2022) oleh Maris Kurniawati, model Bohr berhasil menerangkan garis spektrum pancaran atau serapan dari atom hidrogen secara jelas. Namun, model ini juga memiliki beberapa kelemahan. Misalnya, tidak dapat menjelaskan efek Zeeman atau spektrum atom dengan jumlah elektron lebih banyak. Selain itu, model ini hanya berlaku untuk atom hidrogen, bukan untuk atom kompleks lainnya.
Sebagai salah satu pendiri fisika kuantum, Niels Bohr memberikan kontribusi besar dalam memahami struktur atom. Ia menggunakan teori kuantum Max Planck untuk menjelaskan perilaku elektron dalam atom hidrogen. Menurut Ali Hayek, seorang fisikawan, elektron tidak bergerak secara kontinu tetapi membuat lompatan diskrit antar lintasan sesuai tingkat energi yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan teori kuantum yang menyatakan bahwa energi dipancarkan dalam paket-paket terpisah.
Kontribusi Bohr tidak hanya berdampak pada fisika, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan teknologi modern seperti laser dan semikonduktor. Meskipun model ini kini telah digantikan oleh model mekanika kuantum yang lebih kompleks, Model Atom Niels Bohr tetap menjadi fondasi penting dalam pendidikan sains. “Kita harus memahami struktur atom untuk memahami segala sesuatu di alam semesta,” ujar para ahli fisika di Kompas.com (2023).
Sumber Resmi/Kutipan:
1. Kompas.com (2023) – Penjelasan tentang Model Atom Niels Bohr
2. Buku Ajar Teori Dasar Listrik dan Elektronika (2022) karya Muhammad Naim
3. Buku Ajar Kimia 1 (2022) oleh Maris Kurniawati
4. Perubahan Fisik dan Sifat Benda (2019) karya Sulaiman
5. Ali Hayek (Fisikawan) – Penjelasan tentang lompatan kuantum
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa
