Beberapa hari terakhir, Pulau Sumatra dilanda bencana dahsyat: hujan ekstrem disertai longsor dan banjir bandang telah menenggelamkan banyak permukiman, merusak infrastruktur, memutus jalur transportasi, dan memutus aliran listrik di sejumlah wilayah. Dampaknya pun sangat besar, mulai dari ratusan desa terendam, ribuan keluarga harus mengungsi, dan kebutuhan akan bantuan darurat menjadi mendesak.
Menurut data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (4/12), korban jiwa akibat bencana ini telah mencapai 836 orang. Lebih dari 500 orang dilaporkan hilang, dan ribuan lainnya menderita luka, sementara kerusakan rumah, jembatan, fasilitas umum, dan fasilitas pendidikan pun meluas.
Di tengah kekalutan kondisi tersebut, solidaritas warga muncul begitu kuat. Ribuan tangan terulur untuk membantu warga Sumatra, dipersatukan lewat inisiatif galang dana yang dipimpin Ferry Irwandy lewat Kitabisa.com.
Senin, 1 Desember: crowdfunding pertama kali dibuka dengan donasi terus mengalir
Di hari pertama, Ferry Irwandy memulai penggalangan dana melalui platform Kitabisa. Target awalnya hanya berkisar Rp500 juta hingga Rp1 miliar.
Namun, antusiasme publik berlangsung di luar ekspektasi. Dalam dua jam pertama, donasi menembus Rp600 juta.
Tiga jam kemudian, angka pun berlari ke Rp1 miliar, berlanjut ke Rp2 miliar setelah tujuh jam, dan mencapai Rp5 miliar pada tengah malam. Bahkan, satu jam sebelum penutupan hari pertama, donasi menembus Rp8,8 miliar.
Selasa, 2 Desember: cetak rekor baru dengan 10,3 miliar hanya dalam 24 Jam
Di hari kedua, donasi menyentuh tonggak penting lantaran berhasil mengumpulkan sekitar Rp10,3 miliar dari lebih 87.500 orang. Inisiatif ini kemudian dicatat sebagai penggalangan dana terbesar yang pernah ada di Kitabisa.com untuk kategori bencana nasional.
Dana ini segera disiapkan untuk disalurkan ke daerah-daerah paling terdampak, terutama yang terpencil dan terisolasi. Ferry Irwandi juga menegaskan bahwa fokus utama bukan hanya mempercepat bantuan, tetapi memastikan bantuan tiba tepat sasaran ke warga yang paling membutuhkan.
Rabu, 3 Desember: memulai persiapan terukur dan penjangkauan ke daerah terpencil
Memasuki hari ketiga, tim melakukan pemetaan lokasi, penyusunan logistik, dan koordinasi intensif. Dana sebesar Rp1 miliar dialokasikan terlebih dahulu untuk Tamiang, Aceh Timur, salah satu wilayah paling terdampak. Relawan bergerak cepat untuk mengakses daerah tersebut dan mendistribusikan bantuan.
Tak hanya Tamiang, bantuan juga mulai dialirkan ke wilayah bagian Aceh Timur lainnya dan kota Langsa. Tim di lapangan turut bergerak sembari menyesuaikan kondisi rute penyaluran bantuan.
Kamis, 4 Desember: 2,6 ton bantuan siap mengudara ke Sumatra
Sehari setelah persiapan panjang, 2,6 ton bantuan tahap awal dikirimkan lewat udara menuju Sumatra. Tim relawan bertolak pada pukul enam pagi untuk menjangkau sebanyak mungkin titik yang terisolasi. Setelah itu, bantuan tambahan dari Jakarta menyusul mengingat kelangkaan barang pokok di beberapa kawasan Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Proses penyewaan pesawat besar seperti Hercules juga diupayakan agar distribusi bantuan semakin luas. Dukungan dari Direktorat Kepolisian Udara membuat bantuan bisa langsung diterbangkan ke lokasi terdampak.
Bantuan mulai disalurkan dalam bentuk makanan siap santap, selimut, popok, pembalut, MPASI, susu siap minum, pakaian, beras, hingga perlengkapan kebersihan. Meski beberapa daerah di Aceh hanya dapat diakses dengan perahu, tim tetap menjangkau desa-desa terpencil setahap demi setahap.
Kondisi lapangan di perbatasan Aceh–Sumatra Utara
Ketika tim relawan tiba di Langkat, Sumatera Utara, kondisi lapangan jauh dari layak. Lebih dari 2.000 warga mengungsi di atas rel kereta api dengan fasilitas minim. Tidur pun sulit karena kurangnya tenda, hampir tanpa penerangan, dan anak-anak terpapar gigitan nyamuk.
Tim segera menurunkan paket bantuan dari makanan, selimut, pampers, susu, alas tidur, dan kebutuhan bayi. Dalam hari yang sama, tenda tambahan didirikan agar warga tidak perlu lagi tidur berhimpitan dalam gelap dan rasa takut. Harapan besar tertuju kepada pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat untuk dapat segera turun menangani kerusakan bendungan agar warga bisa pulang secepat mungkin.
Jumat, 5 Desember: total 5,2 ton bantuan meluncur untuk warga Sumatra
Dalam dua hari berturut-turut, total 5,2 ton bantuan telah dikirim ke Sumatra melalui dukungan transportasi dari Direktorat Kepolisian Udara dan koordinasi sigap relawan. Pengiriman bantuan akan dilakukan berkala menyesuaikan kebutuhan dan lokasi yang mampu dijangkau.
Tim relawan dan Kitabisa juga akan terus mengabarkan perkembangan terbaru agar publik bisa memantau perjalanan bantuan yang merupakan hasil gotong royong masyarakat Indonesia.
Solidaritas warga bantu warga adalah semangat yang membawa harapan di tengah bencana banjir bandang di Sumatra. Gerakan ini menunjukkan bahwa ketika banyak orang bersatu, mereka bisa memberikan dampak nyata bagi orang-orang yang sedang menghadapi kesulitan.
Semoga Sumatra lekas pulih, ya!
Potret Banjir dan Longsor Sibolga, Penggundulan Hutan Jadi Penyebab? 10+ Potret Banjir di Bali dan Dampaknya, 9 Orang Tewas dan 2 Masih Hilang 5 Fakta tentang Banjir Rob dan Ancaman Cuaca Ekstrem di Jakarta



















