Apa yang membuat warung bakso terkenal di Solo tiba-tiba tutup?
Apakah hasil laboratorium menemukan bahan berbahaya dalam bakso mereka?
Bagaimana reaksi masyarakat dan pihak berwajib terhadap penutupan ini?
Mediahariini.com – Sebuah warung bakso yang dikenal oleh warga Solo akhirnya harus ditutup sementara setelah hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kandungan tidak sehat. Penutupan mendadak ini memicu kehebohan di kalangan penggemar bakso dan masyarakat sekitar. Informasi ini didapatkan dari laporan resmi dari Liputan6.com (1) pada 3 November 2025.
“Kami menemukan bahwa produk bakso yang dijual memiliki kandungan nonhalal dan bahan-bahan berbahaya,” ujar salah satu petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo, seperti dilansir oleh Liputan6.com (1). Pernyataan ini mengonfirmasi bahwa penutupan warung bakso tersebut dilakukan karena dugaan pelanggaran terhadap standar kesehatan.
Pemilik warung bakso yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui adanya masalah hingga hasil uji laboratorium keluar. “Saya hanya menjual bakso dengan bahan alami dan tidak pernah menggunakan bahan kimia apa pun,” ujar pemilik warung kepada Liputan6.com (1), meski belum bisa memberikan konfirmasi lebih lanjut.
Menurut informasi dari Liputan6.com (1), surat hasil monitoring usaha kuliner bakso Remaja Gading mencantumkan bahwa produk pangan yang dijual merupakan nonhalal. Surat tersebut berkop Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Solo. Hal ini menunjukkan bahwa pihak dinas telah melakukan pemeriksaan awal sebelum penutupan dilakukan.
Sementara itu, beberapa pengunjung yang sedang makan di tempat tersebut terlihat terkejut dan marah. “Saya biasa makan di sini setiap hari, tapi tiba-tiba ditutup tanpa pemberitahuan,” kata salah satu pembeli, seperti dilansir oleh Liputan6.com (1).
Meskipun ada dugaan adanya bahan berbahaya, seperti boraks atau formalin, yang sering digunakan untuk meningkatkan tekstur bakso, pihak dinas masih menunggu hasil uji laboratorium yang lebih lengkap. “Kami akan menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan apakah ada bahan kimia yang membahayakan kesehatan,” ujar seorang pejabat dari Dispangtan Kota Solo, seperti dilansir oleh Liputan6.com (1).
Berdasarkan risiko kesehatan yang bisa timbul dari konsumsi bakso, seperti peningkatan kolesterol, obesitas, gangguan pencernaan, dan risiko kanker, masyarakat diimbau untuk lebih waspada dalam memilih tempat makan. Seperti yang disampaikan oleh sekitarjambi.com (2), konsumsi berlebihan bakso dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika dibuat dengan bahan tambahan berbahaya.
Dari segi regulasi, penutupan warung bakso ini menjadi contoh bagaimana pemerintah daerah berusaha menjaga kesehatan masyarakat melalui pengawasan ketat terhadap usaha kuliner. “Kami ingin memastikan bahwa semua makanan yang dijual aman untuk dikonsumsi,” ujar seorang pejabat dari Satpol PP Solo, seperti dilansir oleh Liputan6.com (1).
Dengan adanya kejadian ini, diharapkan para pedagang makanan dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kualitas bahan dan proses produksi agar tidak merugikan kesehatan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tetap waspada dan memilih tempat makan yang terpercaya.
Klarifikasi dan Konfirmasi:
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa

















