Taman Nasional Tesso Nilo, Kekayaan Alam yang Mengagumkan
Taman Nasional Tesso Nilo merupakan salah satu kawasan lindung yang terletak di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Luas taman nasional ini mencapai sekitar 83.068 hektare, yang menyimpan berbagai bentang alam seperti hutan, semak-semak, rerumputan, bebatuan, sungai, dan padang rumput. Keberagaman bentang alam ini menjadi habitat bagi berbagai satwa endemik Indonesia yang sangat langka.
Salah satu keistimewaan Taman Nasional Tesso Nilo adalah kehadiran berbagai spesies satwa yang tidak hanya unik, tetapi juga sangat dilindungi. Berikut adalah beberapa hewan endemik yang mungkin belum kamu ketahui:
Harimau Sumatra, Satwa Langka yang Terancam Punah
Harimau Sumatra atau Panthera tigris sumatrae merupakan satu-satunya spesies harimau yang hidup di Indonesia. Hewan ini termasuk dalam kategori “sangat terancam punah” dengan jumlah populasi yang tersisa hanya sekitar 600 individu di alam liar. Di Taman Nasional Tesso Nilo, harimau Sumatra berperan sebagai predator puncak yang membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
Hewan ini memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil dibandingkan harimau lainnya, dengan panjang maksimal 2,3 meter dan bobot antara 100 hingga 140 kilogram. Harimau Sumatra dapat ditemukan di berbagai jenis lingkungan, mulai dari hutan, kebun, area lembap, hingga dataran tinggi. Sayangnya, karena ancaman perburuan dan kerusakan habitat, perlindungan terhadap hewan ini sangat penting.
Gajah Sumatra, Hewan Terbesar yang Dilindungi
Gajah Sumatra atau Elephas maximus sumatranus merupakan salah satu satwa yang terancam punah dan dilindungi oleh pemerintah. Populasi gajah Sumatra di alam liar diperkirakan hanya sekitar 2.400 hingga 2.800 individu. Ukuran tubuhnya sangat besar, dengan panjang hingga 6 meter dan tinggi hingga 2,7 meter, serta bobot maksimal mencapai 5 ton.
Gajah Sumatra sering ditemukan di hutan lebat dan area lembap, tempat mereka bisa mendapatkan makanan dan air yang cukup. Selain itu, gajah ini juga menjadi daya tarik utama Taman Nasional Tesso Nilo, bahkan sering dijumpai oleh petugas taman nasional. Namun, keberadaannya terus terancam akibat perburuan dan kerusakan habitat.

Macan Dahan Sunda, Kucing Predator yang Bisa Berkamuflase
Macan Dahan Sunda atau Neofelis diardi adalah salah satu kucing predator yang menghuni Taman Nasional Tesso Nilo. Berbeda dari harimau dan kucing lainnya, macan dahan sunda merupakan hewan arboreal yang sering beraktivitas di pepohonan. Corak tutul dan warna cokelatnya memungkinkan hewan ini untuk berkamuflase di lingkungan hutan.
Kemampuan memanjat yang baik, cakar tajam, dan ekor panjang membuat macan dahan sunda mudah bergerak di pohon. Sayangnya, populasinya terus menurun akibat perburuan liar, persaingan dengan hewan lain, dan kerusakan habitat. Penelitian tentang hewan ini juga cukup sulit karena sifatnya yang pemalu dan sulit ditemukan.
Kucing Kuwuk Sunda, Si Pemburu yang Aktif di Malam Hari
Kucing Kuwuk Sunda atau Prionailurus javanensis sumatranus merupakan kucing liar berukuran sedang yang memiliki ukuran maksimal 66 sentimeter dan bobot tidak lebih dari 3,8 kilogram. Hewan ini mirip dengan macan dahan sunda, karena juga pandai memanjat, memiliki corak tutul, aktif pada malam hari, lincah, dan sulit ditemukan.
Di alam liar, kucing kuwuk sunda sering memakan ikan, serangga, burung, ular, dan kadal. Bersama dengan harimau sumatra dan macan dahan sunda, kucing ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sayangnya, hewan yang dilindungi ini terancam oleh kerusakan habitat dan perburuan liar.

Owa Ungko, Primata yang Aktif di Pucuk Pohon
Owa Ungko atau Hylobates agilis merupakan primata yang sangat aktif di pepohonan. Hewan ini sering bergelantungan, melompat, dan mencari makanan di atas pohon. Makanan utamanya adalah buah-buahan, namun ia juga bisa memakan dedaunan, bunga, dan serangga.
Owa Ungko dikenal sebagai penguasa kanopi hutan di Taman Nasional Tesso Nilo. Suaranya sangat keras dan bisa terdengar dari jarak yang cukup jauh. Ciri fisiknya mencakup tubuh berwarna hitam, tangan panjang, serta pipi dan alis berwarna putih. Seperti satwa lain di taman nasional ini, owa ungko juga dilindungi dan populasinya terus menurun.

Taman Nasional Tesso Nilo tidak hanya kaya akan keanekaragaman hayati, tetapi juga menjadi tempat tinggal bagi berbagai satwa langka yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Sayangnya, banyak dari hewan-hewan ini terancam punah akibat ancaman dari manusia dan perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perlindungan terhadap satwa endemik Taman Nasional Tesso Nilo sangat diperlukan agar mereka tetap ada di bumi Nusantara.



















