Film “Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel” yang diangkat dari kisah nyata penganiayaan David Ozora, kini akan diputar di dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura. Film yang digarap oleh sutradara Anggy Umbara dan Bounty Umbara ini sebelumnya telah dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 4 Desember 2025. Kini, rencana pemutaran film ini dilanjutkan ke pasar internasional, dengan penayangan pertama di Malaysia dan Singapura.
Film ini mengangkat kisah nyata yang sempat mengguncang publik Tanah Air, yaitu kasus penganiayaan brutal terhadap David Ozora oleh anak pejabat tinggi di Jakarta Selatan. Cerita ini dibangun dengan nuansa drama, kriminal, dan misteri, yang menawarkan pengalaman menonton yang emosional sekaligus menegangkan. Dalam film ini, Chicco Jerikho memerankan sosok ayah Jonathan Latumahina, yang berjuang mencari keadilan bagi putranya setelah mengalami penganiayaan.
Menurut informasi yang diperoleh, pihak produser film sedang menjajaki kerja sama dengan jaringan bioskop di Malaysia dan Singapura. Rencananya, pemutaran film ini akan dimulai pada akhir tahun 2025, meski detail tanggal pasti masih dalam proses koordinasi. Penayangan di kedua negara tersebut menunjukkan bahwa film ini tidak hanya menjadi perhatian di Indonesia, tetapi juga memiliki potensi untuk menjangkau audiens internasional.
Selain itu, film ini juga diketahui telah memperoleh sambutan positif dari para ahli perfilman. Menurut Nauval Yazid, Co-Director Festival Film Uni Eropa (EoS) 2023, film seperti Ozora dapat menjadi contoh bagaimana kisah nyata bisa diangkat menjadi karya seni yang bermakna. “Film-film yang mengangkat isu sosial sering kali mampu memberikan pesan penting kepada penonton, baik di dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, dari sisi produksi, film ini disebut memiliki akurasi tinggi terhadap peristiwa asli, meskipun nama-nama karakter telah disamarkan. Anggy Umbara menyatakan bahwa hampir 90 persen dari cerita film ini didasarkan pada kejadian nyata. “Kami ingin film ini menjadi cermin bagi masyarakat, bahwa bullying dan penyalahgunaan kekuasaan tidak boleh terulang kembali,” katanya.
Dalam wawancara dengan media, Chicco Jerikho mengungkapkan bahwa perannya sebagai ayah dalam film ini sangat personal baginya. “Sebagai seorang ayah, saya bisa merasakan betapa sakitnya kehilangan harapan tapi tetap harus kuat demi anak,” ujarnya.
Film “Ozora” juga menampilkan deretan aktor ternama seperti Muzakki Ramdhan, Erdin Werdrayana, Tika Bravani, Donny Damara, Annisa Kaila, dan Mathias Muchus. Semua pemeran berusaha memberikan performa terbaik mereka untuk menyampaikan pesan film yang kuat.
Penayangan film ini di Malaysia dan Singapura diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu seperti keadilan, ketimpangan sosial, serta pentingnya perlindungan hukum bagi korban kekerasan. Di samping itu, film ini juga menjadi bukti bahwa karya-karya lokal Indonesia dapat menembus batas negara dan mendapatkan apresiasi dari penonton internasional.

Dengan rilisan di dua negara, film “Ozora” tidak hanya menjadi karya seni, tetapi juga menjadi sebuah peringatan tentang kekuatan hati dan semangat untuk mencari keadilan. Bagi penonton di Malaysia dan Singapura, film ini akan menjadi pengalaman baru dalam melihat kisah nyata yang diangkat dengan cara yang emosional dan menegangkan.




















