Profil dan Karier Hind Rajab di Dunia Hiburan Menurut IMDb
Hind Rajab, seorang anak kecil dari Palestina, menjadi simbol perlawanan terhadap kekerasan dan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Palestina. Meskipun kisah hidupnya berakhir tragis, namanya kini telah menjadi bagian dari dunia hiburan melalui film dokumenter yang menggambarkan perjuangan dan kesedihan yang dialaminya. Film “The Voice of Hind Rajab” yang disutradai oleh Kaouther Ben Hania, seorang sutradara ternama asal Tunisia, telah mencuri perhatian dunia internasional.
Film ini menceritakan kisah nyata tentang Hind Rajab, seorang anak berusia 5 tahun yang tewas dalam serangan militer Israel pada Januari 2024. Dalam peristiwa tersebut, keluarga Hind dan dua petugas medis yang mencoba menyelamatkannya juga meninggal. Film ini menampilkan rekaman panggilan darurat 70 menit yang dibuat oleh Hind saat ia menunggu bantuan. Rekaman ini menjadi bagian penting dari film dan memberikan wawasan mendalam tentang pengalaman pribadi yang sangat menyedihkan.
Dalam film “The Voice of Hind Rajab”, sutradara Kaouther Ben Hania memilih untuk tidak menampilkan gambar-gambar kekerasan secara langsung. Alih-alih itu, ia fokus pada proses menunggu, ketakutan, dan kesunyian yang terjadi saat bantuan tidak datang. Hal ini membuat film ini menjadi lebih menarik dan memengaruhi penonton secara emosional. Ben Hania menyatakan bahwa “kadang-kadang apa yang tidak dilihat lebih menyedihkan daripada apa yang dilihat.”
Film ini dirancang dalam satu lokasi di Tunisia dan didasarkan pada rekaman audio nyata dari panggilan darurat Hind. Produksi film ini dilakukan dalam waktu 12 bulan dengan tim produksi yang terdiri dari James Wilson (“The Zone of Interest”) dan Odessa Rae (“Navalny”). Hasil kerja mereka telah mendapatkan apresiasi luas, termasuk hadiah Silver Lion – Grand Jury Prize di Festival Film Venice 2025.

Kisah Hind Rajab tidak hanya menjadi cerita tentang kehilangan, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap sistem yang tidak adil. Film ini mengangkat isu-isu penting seperti pelanggaran hak asasi manusia, pembunuhan yang disengaja terhadap tenaga kesehatan, dan penganiayaan terhadap anak-anak. Melalui film ini, dunia diingatkan akan pentingnya menjaga ingatan tentang kejadian-kejadian seperti ini.
Hind Rajab juga menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk para aktivis dan seniman. Nama Hind Rajab digunakan sebagai nama kampus universitas di beberapa negara sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina. Selain itu, lagu “Hind’s Hall” oleh Macklemore juga menjadi perhatian global, dengan pendapatan dari lagu tersebut dialokasikan untuk UNRWA.

Selain film, ada juga buku-buku dan artikel yang membahas kisah Hind Rajab. Buku-buku ini memberikan wawasan lebih dalam tentang perjalanan hidupnya dan dampak yang ditimbulkan oleh kematian yang tragis ini. Buku-buku ini menjadi sumber informasi penting bagi mereka yang ingin memahami lebih jauh tentang situasi di Gaza dan konsekuensi dari konflik yang terjadi.
Hind Rajab juga menjadi bagian dari perdebatan politik dan hukum internasional. Lembaga seperti Euro-Med Monitor menyatakan bahwa kematian Hind Rajab dan keluarganya serta dua petugas medis yang mencoba menyelamatkannya merupakan tindakan kriminal yang melanggar Konvensi Jenewa dan Statuta Roma. Ini menunjukkan betapa kompleksnya isu yang terkait dengan kisah Hind Rajab.
Film “The Voice of Hind Rajab” tidak hanya menjadi karya seni yang indah, tetapi juga menjadi alat untuk menyebarkan kesadaran tentang isu-isu penting. Dengan pemutaran di Festival Film Venice 2025 dan penghargaan yang diterimanya, film ini menunjukkan bahwa kisah Hind Rajab masih relevan dan penting untuk dibicarakan.
Melalui film ini, dunia diingatkan bahwa suara Hind Rajab harus terdengar, dan bahwa setiap kehilangan yang terjadi harus diingat dan dipertimbangkan. Dengan demikian, kisah Hind Rajab tidak hanya menjadi cerita tentang kehilangan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya keadilan, perdamaian, dan penghormatan terhadap setiap kehidupan.



















