Menteri LHK Tegas: Bencana Sumatra Harus Jadi Titik Balik Perbaikan Hutan

Apa yang terjadi di Sumatra? Apakah bencana ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat? Bagaimana tindakan nyata yang akan dilakukan untuk menghindari kejadian serupa di masa depan?

Mediahariini.com – Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra telah menjadi peringatan keras tentang pentingnya menjaga hutan dan ekosistem. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Raja Juli Antoni menegaskan bahwa rangkaian bencana ini harus menjadi titik balik untuk melakukan perbaikan nyata, mulai dari rehabilitasi hutan, penataan kawasan rawan bencana, hingga penegakan hukum terhadap perusakan lingkungan.

“Semua orang kini menyaksikan dan merasakan dampaknya. Semoga bencana ini tidak meluas ke daerah lain,” ujar Raja Juli Antoni dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (29/11).

Dalam kunjungan kerjanya ke Riau, Menhut memastikan pemerintah tidak hanya berhenti pada evaluasi, tetapi langsung bergerak dengan tindakan konkret. Salah satunya melalui penyerahan Surat Keputusan (SK) Hutan Adat bagi masyarakat adat di Kuantan Singingi. “Masyarakat adat sering terpinggirkan, padahal mereka penjaga hutan terbaik. Dengan legalisasi ini, mereka memperoleh ruang dan kekuatan hukum untuk mengelola hutan sebagaimana mestinya,” jelasnya.

Menteri LHK meninjau kawasan hutan adat

Presiden Joko Widodo juga meninjau Pusat Sumber Benih dan Persemaian Rumpin pada Jumat (27/11), yang akan menjadi lokasi produksi bibit tanaman untuk daerah rawan bencana. “Kita harapkan nanti tahun depan, 2021, sudah selesai dan sudah berproduksi. Dari sini akan bisa diproduksi kurang lebih 16 juta bibit,” ujar Presiden selepas peninjauan.

Presiden meninjau pusat persemaian di Rumpin

Baca juga: 29 Bangunan Ilegal di Kawasan Hulu DAS Disegel Kemenhut

Selain itu, Presiden berharap agar pusat perbenihan tersebut juga akan menanam tanaman-tanaman yang memiliki fungsi ekonomi. “Tadi saya berpesan untuk pembibitan di Rumpin, Bogor, ini agar ditanam tanaman-tanaman yang punya fungsi ekologi maupun fungsi ekonomi. Karena ke depan kita ingin mengembangkan green economy,” ucapnya.

Presiden Jokowi meninjau laboratorium kultur jaringan di Rumpin

Langkah-langkah pemulihan yang sedang dilakukan di Riau, lanjutnya, akan menjadi model bagi penanganan di provinsi-provinsi lain yang terdampak bencana. “Kunjungan saya selama dua hari di Riau ini menjadi acuan bagi upaya serupa di wilayah lain, baik di Sumatra Barat, Sumatra Utara, Aceh, maupun daerah lainnya,” ujarnya.

Taman Nasional Tesso Nilo sebagai habitat gajah sumatera

Raja Juli Antoni menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen memperbaiki sistem pengelolaan hutan secara menyeluruh sebagai respons atas rangkaian bencana yang terjadi.

Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
1. Raja Juli Antoni (Menteri LHK, Institusi: Kementerian LHK) – Antara – 29 November 2025
2. Presiden Joko Widodo (Kepala Negara, Institusi: Istana Negara) – BPMI/UN – 27 November 2025
3. Presiden Joko Widodo (Kepala Negara, Institusi: Istana Negara) – BPMI/UN – 27 November 2025
4. Raja Juli Antoni (Menteri LHK, Institusi: Kementerian LHK) – Antara – 29 November 2025

Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa

MenteriLHK #BencanaSumatra #PerbaikanHutan #RehabilitasiHutan #PencegahanBencana #EkosistemHutan #GreenEconomy #HutanAdat #PresidenJokowi #KementerianLHK #PengelolaanHutan #RestorasiHutan #KawasanRawanBencana #PemulihanHabitat #GajahSumatera #PenegakanHukum #PembibitanHutan #Sumatra #BencanaBanjir #LongsoranTanah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *