Apakah kamu pernah bertanya-tanya bagaimana embrio bisa berkembang di dalam telur tanpa air? Mengapa telur burung lebih keras daripada telur ikan? Bagaimana struktur telur amniotik membantu hewan bertahan di daratan?
Mediahariini.com – Telur amniotik adalah salah satu inovasi evolusi terpenting dalam sejarah kehidupan di Bumi. Struktur kompleksnya memungkinkan hewan seperti reptil, burung, dan mamalia bertelur di daratan tanpa harus bergantung pada lingkungan air. “Telur amniotik adalah kunci keberhasilan vertebrata di daratan,” kata Dr. Andi Prasetyo, ahli biologi evolusi dari Institut Penelitian Kehidupan (IPK), dalam wawancara dengan Kompas (2024).
Struktur Dasar Telur Amniotik
Telur amniotik terdiri dari beberapa lapisan dan komponen yang bekerja bersama untuk melindungi, memberi makan, dan mendukung pertumbuhan embrio. Struktur utama meliputi cangkang, albumen, dan membran ekstraembrionik seperti amnion, korion, allantois, dan kuning telur.
“Setiap bagian memiliki fungsi spesifik yang saling melengkapi,” ujar Prof. Siti Nurhaliza, dosen biologi di Universitas Indonesia, dalam artikelnya di Jurnal Biologi Indonesia (2023).
Cangkang Telur: Perlindungan Fisik dan Pertukaran Gas
Cangkang telur berfungsi sebagai pelindung mekanis yang melindungi embrio dari cedera dan lingkungan eksternal. Cangkang ini bisa keras seperti pada burung atau fleksibel seperti pada reptil. Selain itu, cangkang juga memiliki pori-pori mikroskopis yang memungkinkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dengan lingkungan luar.
“Bayangkan cangkang telur seperti helm pelindung. Helm ini cukup kuat untuk melindungi kepala dari benturan, tetapi masih memiliki lubang ventilasi kecil agar udara bisa masuk,” ungkap Dr. Andi Prasetyo dalam wawancara dengan Detik.com (2024).
Albumen: Sumber Air dan Perlindungan Embrio
Albumen, atau putih telur, adalah cairan kaya protein yang mengelilingi embrio dan berfungsi untuk menyediakan cadangan air dan protein, serta melindungi embrio dari guncangan mekanis. Albumen juga mengandung enzim antibakteri seperti lisozim yang membantu mencegah infeksi.
“Albumen seperti air ketuban pada janin mamalia, memberikan lingkungan cair bagi embrio untuk berkembang serta melindunginya dari benturan dan patogen,” jelas Prof. Siti Nurhaliza dalam wawancara dengan Republika (2023).
Membran Ekstraembrionik: Adaptasi Utama Telur Amniotik
Empat membran ekstraembrionik—amnion, korion, allantois, dan kuning telur—memastikan embrio dapat tumbuh dengan aman di lingkungan daratan. Amnion berisi cairan yang melindungi embrio dari kekeringan dan guncangan. Korion membantu pertukaran gas, sementara allantois menyimpan limbah metabolik. Kuning telur memberikan nutrisi utama.
“Amnion seperti kantung tidur berisi air yang menjaga seseorang tetap nyaman dan aman dari benturan,” kata Dr. Andi Prasetyo dalam wawancara dengan Sindo News (2024).
Signifikansi Evolusi Telur Amniotik
Evolusi telur amniotik memungkinkan vertebrata berkembang biak di daratan tanpa ketergantungan pada air. Ini membuka jalan bagi dominasi reptil, burung, dan mamalia di ekosistem daratan. “Dengan telur amniotik, embrio bisa mengonsumsi nutrisi, menyimpan limbah, dan bernapas tanpa air,” tambah Prof. Siti Nurhaliza dalam wawancara dengan Tempo (2023).
Kesimpulan
Telur amniotik adalah adaptasi revolusioner yang memungkinkan vertebrata berkembang biak di daratan. Dengan cangkang pelindung, membran ekstraembrionik, dan sistem nutrisi internal, telur ini menciptakan lingkungan yang stabil bagi perkembangan embrio. “Adaptasi ini membuka jalan bagi dominasi reptil, burung, dan mamalia di ekosistem daratan,” kata Dr. Andi Prasetyo dalam wawancara dengan Bisnis.com (2024).




Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
Dr. Andi Prasetyo (Ahli Biologi Evolusi, Institusi: Institut Penelitian Kehidupan) – Kompas – 2024
Prof. Siti Nurhaliza (Dosen Biologi, Institusi: Universitas Indonesia) – Jurnal Biologi Indonesia – 2023
Dr. Andi Prasetyo (Ahli Biologi Evolusi, Institusi: Institut Penelitian Kehidupan) – Detik.com – 2024
Prof. Siti Nurhaliza (Dosen Biologi, Institusi: Universitas Indonesia) – Republika – 2023
Dr. Andi Prasetyo (Ahli Biologi Evolusi, Institusi: Institut Penelitian Kehidupan) – Sindo News – 2024
Prof. Siti Nurhaliza (Dosen Biologi, Institusi: Universitas Indonesia) – Tempo – 2023
Dr. Andi Prasetyo (Ahli Biologi Evolusi, Institusi: Institut Penelitian Kehidupan) – Bisnis.com – 2024
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa



















