Santri Nekat Kabur dari Pesantren, Berjalan Kaki 250 KM dari Cirebon ke Semarang
Seorang santri nekat kabur dari pondok pesantren dan melakukan perjalanan kaki sejauh sekitar 250 kilometer dari Cirebon ke Semarang. Peristiwa ini mengejutkan publik karena aksi tersebut tergolong ekstrem dan membutuhkan keberanian serta ketahanan fisik yang tinggi.
Santri yang kabur adalah MIAA, seorang remaja berusia 15 tahun asal Majalengka, Jawa Barat. Ia meninggalkan pondok pesantren di Cirebon pada 19 November 2025. Keluarga melaporkan kehilangan MIAA ke Polres Ciwaringin pada 22 November 2025. Setelah beberapa hari pencarian, akhirnya MIAA ditemukan di wilayah Bergas, Kabupaten Semarang, pada Jumat (5/12/2025).
Pencarian MIAA dilakukan dengan melibatkan kepolisian lintas wilayah antara Cirebon dan Semarang. Awalnya, informasi tentang kehilangan anak tersebut diterima oleh Polres Semarang dari Polresta Cirebon. Kapolsek Bergas Polres Semarang, AKP Harjono, mengungkapkan bahwa pihaknya mendapatkan informasi bahwa MIAA sempat terlihat di wilayah Bergas pada Kamis (4/12/2025).
Polres Semarang kemudian melakukan penelusuran dengan mengumpulkan informasi dari masyarakat dan minimarket di sekitar lokasi. Selain itu, polisi juga menyebar pamflet orang hilang untuk membantu proses pencarian. Informasi penting diperoleh pada 4 Desember 2025 dari Polsek Bergas, yang menyebutkan bahwa MIAA terpantau di wilayah tersebut.
Setelah mengetahui lokasi MIAA, polisi langsung bertindak. Santri tersebut ditemukan sedang berjalan kaki ke arah Bawen. Akhirnya, ia ditemukan di sekitar Jalan Lingkar Ambarawa (JLA). Setelah ditemukan, MIAA dijemput oleh polisi dari Polresta Cirebon dan dipulangkan ke rumah orang tuanya di Kabupaten Majalengka.
Melalui sambungan telepon, Hendri (41), ayah MIAA, menyampaikan terima kasih kepada jajaran kepolisian, khususnya Polresta Cirebon dan Polres Semarang, atas bantuan mereka dalam menemukan anaknya dan membawanya pulang ke rumah.
MIAA mengaku nekat kabur karena merasa bingung dan ingin keluar dari pondok pesantren. “Saya bingung, jadi saya nekat berjalan kaki hingga akhirnya ditemukan di wilayah Polres Semarang,” ujarnya.
Kisah Serupa di Bogor
Peristiwa serupa juga terjadi di Bogor, Jawa Barat. Seorang santri cilik bernama Muhammad Ayup nekat kabur dari pondok pesantren karena rindu kepada orangtuanya. Peristiwa ini menggegerkan warga Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
Ayup ditemukan pada Kamis (13/11/2025) setelah warga melaporkan adanya seorang anak tanpa pendamping yang terlihat berjalan sendirian. Polisi segera menuju lokasi dan membawa anak tersebut ke Kantor Polsek Parung untuk pendataan. Ayup mengaku bernama Muhammad Ayup Putra, namun belum dapat menjelaskan alamat lengkap.
Karena identitas keluarganya belum ditemukan hingga malam hari, Ayup untuk sementara diinapkan. Pada keesokan harinya, pencarian keluarga dilanjutkan. Polwan bernama Bripka Ririn mendampingi Ayup, mengajak bermain, dan memastikan kondisi psikologis anak tetap tenang.
Informasi penting diperoleh dari seorang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) bernama Deni, yang memberikan informasi melalui media sosial bahwa Ayup merupakan salah satu santri di wilayah pondok pesantren di Tajurhalang. Setelah informasi itu dipastikan, Ayup diantar langsung ke pondok pesantren dan diserahkan kepada orang tuanya yang telah menunggu.
Berdasarkan keterangan dari pihak pondok, Ayup meninggalkan pesantren pada Kamis (13/11/2025) setelah salat Asar karena rindu kepada orang tuanya. “Ayup baru satu minggu menjalani pendidikan Tahfidz Al-Qur’an di tempat tersebut,” ujarnya.
Kompol Maman Firmansyah, Kapolsek Parung, mengimbau masyarakat untuk segera melapor kepada pihak kepolisian apabila melihat anak tanpa pendamping atau situasi lain yang dapat membahayakan keselamatan seseorang. “Kerja sama masyarakat sangat penting dalam menjaga keamanan lingkungan,” tandasnya.



















