Sejarah Dharma Wanita Persatuan dan Perbedaan Tanggal Peringatan
Setiap tanggal 7 Desember, Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan (DWP). DWP merupakan organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan istri-istri Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri. Organisasi ini memiliki peran penting dalam mendukung tugas suami, meningkatkan kesejahteraan keluarga, serta aktif dalam pembangunan nasional.
Namun, tahukah Anda bahwa di balik tanggal peringatan HUT DWP terdapat keunikan tersendiri? Faktanya, hari kelahiran organisasi ini sejatinya adalah 5 Agustus, yang diperingati sebagai Hari Dharma Wanita Nasional. Perbedaan tanggal inilah yang menjadi kisah unik dan penanda tonggok reformasi besar dalam tubuh organisasi tersebut.
Kelahiran Awal: 5 Agustus 1974
Cikal bakal Dharma Wanita bermula pada 5 Agustus 1974, didirikan dengan nama Dharma Wanita atas prakarsa Ibu Negara saat itu, Tien Soeharto, dan dukungan dari Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI). Tujuan pendiriannya adalah untuk membina keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS), meningkatkan kesejahteraan anggota, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan budaya.
Selama Orde Baru, Dharma Wanita dikenal erat dengan birokrasi dan kekuasaan. Anggotanya, yang merupakan istri-istri pejabat, secara struktural terikat pada jabatan suami, mencerminkan sifat hierarkis pemerintahan saat itu.
Transformasi Besar Pasca-Reformasi: Lahirnya “Persatuan”
Titik balik yang mengubah tanggal perayaan dan identitas organisasi terjadi di penghujung tahun 1999, tepatnya pada era Reformasi. Tuntutan untuk menjadi organisasi yang lebih independen, non-politik, serta demokratis menjadi agenda utama. Perubahan monumental ini disahkan melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang diadakan pada tanggal 6–7 Desember 1999.
Dalam Munaslub inilah, Dharma Wanita bertransformasi secara fundamental:
- Penambahan Nama “Persatuan”: Kata “Persatuan” resmi ditambahkan, mengubah nama organisasi menjadi Dharma Wanita Persatuan (DWP). Penambahan ini bukan sekadar kata, melainkan penegasan semangat baru untuk merangkul seluruh istri PNS tanpa memandang golongan politik atau jabatan.
- Organisasi Non-Politik: DWP secara tegas menyatakan diri sebagai organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya, serta non-politik. Hal ini memutus keterkaitan struktural dengan partai politik atau kekuasaan yang ada.
- Pengesahan Anggaran Dasar Baru: Munaslub mengesahkan Anggaran Dasar (AD) baru yang lebih modern dan demokratis, termasuk sistem pemilihan ketua umum secara demokratis.
Mengapa 7 Desember?
Oleh karena seluruh rancangan Anggaran Dasar dan penetapan nama baru Dharma Wanita Persatuan disahkan dan ditetapkan secara resmi pada 7 Desember 1999, maka tanggal ini kemudian dipilih sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) DWP. Tanggal ini menjadi simbol kelahiran kembali, penanda semangat reformasi, dan kemandirian DWP sebagai organisasi perempuan yang berfokus pada pemberdayaan dan kesejahteraan.
Sementara itu, tanggal 5 Agustus tetap diperingati sebagai Hari Dharma Wanita Nasional untuk mengenang tanggal berdirinya organisasi ini pertama kali.
DWP Kini: Pilar Ketahanan Keluarga dan Bangsa
HUT DWP setiap 7 Desember bukan hanya perayaan, tetapi momentum refleksi atas peran organisasi ini. DWP kini berfokus pada penguatan kapasitas perempuan Indonesia, mendukung program pemerintah, serta menjadi pilar ketahanan keluarga dan bangsa.
Berbagai kegiatan DWP yang berorientasi pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota, dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta kegiatan sosial budaya, membuktikan bahwa organisasi ini telah sukses melewati masa transisinya dan terus relevan di era digital.
Organisasi yang dulunya terkesan eksklusif ini kini menjadi wadah inklusif bagi istri-istri ASN untuk berkarya dan berdaya.
Sejarah unik ini mengajarkan bahwa perubahan adalah kunci untuk tetap relevan, menjadikan HUT DWP 7 Desember sebagai hari yang penuh makna persatuan dan semangat reformasi.



















