Sepekan di Kec Losarang: Perkelahian Siswa, Bullying, dan Miras di Caplokan yang Masih Tumpul

viral aksi bullying dan perkelahian siswa smp di malang begini penjelasan kepala sekolah 5s6zFSPlpO

Kecamatan Losarang, Indramayu: Sepekan Penuh Peristiwa yang Menggemparkan

Kecamatan Losarang di Kabupaten Indramayu kembali menjadi sorotan setelah sejumlah peristiwa menonjol terjadi dalam seminggu terakhir. Berbagai kejadian seperti tawuran antar pelajar, aksi bullying yang viral, hingga keluhan masyarakat terkait aktivitas warung remang-remang dan dugaan peredaran minuman keras mengundang kegelisahan dan kritik terhadap pengawasan yang dinilai lemah.

Peristiwa paling menyedot perhatian publik adalah tawuran pelajar yang pecah pada Kamis, 20 November 2025, sekitar pukul 17.00 WIB. Kawasan Jalan Pantura Losarang, tepatnya di depan kantor DPAC Grib Jaya dan sebuah tempat gym, tiba-tiba berubah menjadi arena baku hantam. Suasana yang awalnya hanya diwarnai deru knalpot motor sontak berganti dengan ledakan petasan dan teriakan ketakutan. Puluhan pelajar dari berbagai sekolah terlihat saling serang, membuat warga sekitar panik.

Selain tawuran, keresahan lain muncul dari aktivitas warung remang-remang di kawasan Bendungan Cipanas yang dikenal dengan sebutan Caplokan. Warga Desa Krimun melaporkan aktivitas musik keras, dugaan penjualan miras, serta hiburan malam yang berlangsung hingga lewat tengah malam. Ironisnya, keluhan warga ini sudah berlangsung lama, namun penindakan hukum terkesan tumpul.

Dunia pendidikan di Losarang pun tidak luput dari kabar buruk. Di SMK Negeri 1 Losarang, seorang siswi kelas 10 mengalami ancaman dari pacarnya sendiri, yang juga merupakan siswa di sekolah tersebut. Korban yang berasal dari Desa Rajaiyang itu diduga mengalami tekanan psikologis akibat intimidasi yang dilakukan pelaku, warga Kecamatan Kandanghaur. Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan psikologis yang menimpa pelajar di wilayah tersebut.

Belum selesai, sebuah video bullying berdurasi 40 detik kembali mengguncang publik Indramayu. Dalam video yang viral di berbagai platform media sosial, seorang siswa SMA Negeri 1 Losarang tampak menjadi korban pengeroyokan oleh teman-temannya sendiri. Kedua tangan dan kaki korban diikat kain, sementara pelaku mengelilinginya sambil tertawa. Peristiwa ini memicu kecaman luas dan menyoroti lemahnya pengawasan di lingkungan sekolah.

Tak berselang lama, video lain berdurasi 1 menit 15 detik yang menunjukkan tawuran pelajar di depan sebuah gym di Losarang kembali viral di Facebook. Unggahan tersebut memperkuat kekhawatiran bahwa fenomena kekerasan antar pelajar di kecamatan ini telah mencapai tingkat memprihatinkan. Warga mengaku geram melihat aksi brutal yang dilakukan oleh anak-anak yang seharusnya masih berada di bangku pendidikan.

Rangkaian peristiwa ini menjadi alarm keras bagi berbagai pihak, mulai dari aparat penegak hukum, pihak sekolah, hingga pemerintah daerah. Kritik mengalir deras, terutama terhadap penanganan kasus miras dan aktivitas hiburan malam yang dianggap tidak tersentuh hukum meski sudah lama dikeluhkan warga. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang sejauh mana pengawasan dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab atas maraknya pelanggaran.

Aktivis masyarakat Losarang menilai bahwa kecenderungan meningkatnya aksi kekerasan di kalangan pelajar tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sosial yang tidak kondusif. Paparan terhadap miras, tempat hiburan malam, serta minimnya pembinaan di tingkat keluarga dan sekolah dinilai menjadi kombinasi yang berbahaya bagi perkembangan anak-anak dan remaja.

Di sisi lain, sejumlah warga juga menyoroti kurangnya tindakan tegas aparat dalam mengawasi kawasan-kawasan rawan seperti Caplokan. Menurut mereka, selama tidak ada keberanian untuk mengambil langkah konkret, maka kasus serupa akan terus berulang dan semakin mengakar di masyarakat.

Sepekan penuh peristiwa ini menggambarkan betapa kompleksnya masalah sosial yang dihadapi Kecamatan Losarang. Kekerasan pelajar, bullying, hingga praktik hiburan malam tak berizin menunjukkan bahwa penanganan keamanan dan ketertiban masyarakat membutuhkan pendekatan lebih serius serta koordinasi lintas sektor yang kuat. Masyarakat berharap pemerintah daerah, aparat keamanan, sekolah, dan tokoh masyarakat dapat duduk bersama menyusun langkah strategis untuk memulihkan ketertiban di Losarang. Tanpa perbaikan sistemik, maka rangkaian kejadian dalam sepekan ini hanya akan menjadi awal dari masalah yang lebih besar.


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *