Jafri Sastra Kagum dengan Kemegahan Stadion Jatidiri
Nahkoda anyar PSIS Semarang, Jafri Sastra mengungkapkan rasa kagumnya terhadap kemewahan Stadion Jatidiri. Meskipun pernah membesut PSIS pada tahun 2018-2019, ia belum bisa merasakan atmosfer stadion yang saat itu masih dalam proses renovasi. Kini, setelah melihat langsung keindahan dan kemegahan Stadion Jatidiri, ia merasa tidak sabar untuk memimpin pertandingan dari bench.
Stadion yang menjadi kebanggaan warga Semarang ini disebut sebagai salah satu yang termegah. Jafri mengatakan bahwa ia terbayang bagaimana rasanya duduk di bench dan berdiri di pinggir lapangan di stadion sebesar itu. Ia bahkan sering berjalan pagi menuju stadion dari mess tim hanya untuk merasakan suasananya. Ia juga sempat mengambil foto-foto saat melihat stadion tersebut.
“Saya melihat stadion itu luar biasa. Megah sekali. Saya terbayang bagaimana rasanya duduk di bench, berdiri di pinggir lapangan di stadion sebesar itu. Pasti luar biasa,” ujarnya dengan antusias.
Jafri juga menyampaikan harapan agar suporter kembali hadir memenuhi Stadion Jatidiri untuk memberikan dukungan langsung kepada Mahesa Jenar. Ia menegaskan bahwa PSIS bukan hanya milik klub, tetapi milik masyarakat Jawa Tengah dan Kota Semarang.
“Harapan saya, teman-teman suporter dan dulur-dulur semua yang mencintai PSIS bisa datang lagi ke stadion. Stadion Jatidiri itu megah, dan PSIS bukan milik Jafri Sastra. PSIS milik orang Jawa Tengah dan Semarang,” katanya.
Ia mengaku sedih melihat kondisi tim yang tengah berjuang menjauhi zona degradasi. Meski baru bergabung, ia menekankan bahwa dirinya datang untuk bekerja maksimal tanpa mencari alasan.
“Saya tidak bicara soal waktu atau soal diberi pemain seperti apa. Saya datang ke sini untuk bekerja sekuat tenaga. Urusan hasil kita serahkan kepada Yang di Atas. Tapi masa masyarakat Jawa Tengah dan Semarang mau meninggalkan PSIS?” katanya.
Panser Biru Kembali Menggemuruhkan Jatidiri
Kelompok pendukung PSIS, Panser Biru sendiri sudah menyatakan komitmennya untuk kembali menggemuruhkan Stadion Jatidiri. Momen masuknya investor baru di kubu PSIS Semarang, yakni CEO Datu Nova Fatmawati yang mengakuisisi saham mayoritas PT. Mahesa Jenar yang dimiliki Yoyok Sukawi sebelumnya menjadi titik balik.
Harmonisasi antara manajemen baru dengan suporter begitu terlihat ditandai dengan beberapa pertemuan dalam kurun waktu terakhir. Salah satunya adalah pertemuan CEO Datu Nova bersama sang suami Fariz Julinar Maurisal dengan Panser Biru dalam sarasehan beberapa waktu lalu.

Salah satu hasil dari pertemuan itu yakni Panser Biru resmi mencabut boikot pertandingan home PSIS yang telah berlangsung selama dua tahun. Dengan hasil pertemuan tersebut, laga kandang terdekat PSIS Semarang pada tanggal 3 Januari 2026 mendatang dipastikan sudah bisa disaksikan dengan penonton. Euforia dan atmosfer Stadion Jatidiri tentu sangat dibutuhkan skuad PSIS untuk meraih kemenangan perdana di kandang sendiri musim ini, sekaligus kemenangan perdana di tahun 2026.
Ketua Umum DPP Panser Biru, Kepareng Wareng kepada Tribun Jateng menyampaikan bahwa sebenarnya laga kandang dengan kehadiran suporter harusnya sudah diberlakukan ketika menjamu Persipura Jayapura beberapa waktu lalu. Namun, dinamika akuisisi saham yang terjadi saat itu sehingga laga kandang masih berlangsung tanpa penonton.
“Dalam pertemuan kemarin, semua permintaan suporter kepada manajemen dipenuhi. Terus mereka menyambut baik dan kita sudah ada MOU ya kesepakatan dengan manajemen dengan suporter. Ya akhirnya (boikot) kita cabut,” kata Kepareng, Minggu (30/11/2025).
“Laga lawan Persipal, kita sudah mendukung kembali di Stadion,” terangnya.
Wareng mengatakan, awal melakukan boikot dikarenakan adanya ketidaksepahaman dengan manajemen lama terkait pengelolaan tiket. “Biasanya pengelolaan tiket itu di kelola supporter, tapi Mas Yoyok saat itu enggak mau jika dikembalikan ke korwil. Lah teman-teman Korwil kalau tidak lewat DPP Panser Biru tidak mau. Akhirnya teman-teman Korwil sepakat memboikot,” katanya.
Menurutnya, manajemen baru justru sepakat dengan pengelolaan tiket dikembalikan ke suporter. “Kemarin (dalam sarasehan–red) ketemu Korwil dengan manajemen baru mintanya cuma dikembalikan lagi pengelolaan tiketnya ke DPP Panser Biru. Dan mereka menyetujui akhirnya boikotnya dicabut. Ada tanda tangan MOU-nya sudah ada,” katanya.
Selain itu, kata Wareng, suporter juga menuntut perubahan lewat perombakan pelatih dan pemain demi menjaga kans PSIS tetap bertahan di kompetisi Championship tahun ini. “Targetnya kita nuntut bertahan untuk tahun ini, dan musim depan baru all out untuk promosi,” katanya.
Sementara itu, dari kubu Snex lewat divisi humas, M Lutfi Alfarizi menyampaikan jika laga PSIS kembali bisa disaksikan oleh penonton menjadi kabar bahagia bagi semua pihak. “Tentunya kita menyambut dengan senang dan bahagia. Jadi ada hiburan sepak bola lagi khususnya PSIS Semarang bisa bangkit lagi setelah ambil alih pemilik saham yang lama ke pemilik saham yang baru. Kita juga terus berkomunikasi intens dengan manager baru PSIS dan pemilik saham yang baru,” ungkapnya.



















