Upaya Evakuasi dan Distribusi Bantuan untuk Korban Banjir di Sumatra
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI/Polri, BNPB, hingga Basarnas terus berupaya melakukan evakuasi dan pengiriman bantuan bagi korban banjir bandang dan tanah longsor yang melanda beberapa wilayah di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh. Salah satu daerah yang paling terdampak adalah Aceh Tamiang, di mana Bupati Armia Pahmi memberikan informasi terkini mengenai penanganan bencana.
Armia menyampaikan bahwa bantuan dari berbagai jalur sudah mulai masuk ke wilayahnya sejak Senin (1/12/2025) malam. Meski begitu, beberapa daerah masih terisolasi dan akses kesehatan belum sepenuhnya pulih. Ia menjelaskan bahwa distribusi bantuan dilakukan melalui beberapa pintu masuk seperti pelabuhan Kualangsa, pangkalan Susu, serta melalui udara.
Delapan kampung di Kecamatan Sekerah menjadi prioritas pengiriman bantuan karena salah satu kampung mengalami kerusakan parah. Armia menegaskan bahwa ada satu kampung yang sempat hilang akibat banjir besar, sehingga bantuan diberikan kepada sekitar 1.000 masyarakat di sana. Penyebabnya, perjalanan yang biasanya hanya memakan waktu kurang dari satu jam kini memakan waktu tiga jam karena harus melawan arus sungai.
Selain itu, Armia menyatakan bahwa kampung-kampung di Aceh Tamiang yang terendam banjir telah mulai surut. Meskipun demikian, kondisi kesehatan masyarakat masih dinamis. Posko kesehatan telah disiapkan di tiap kecamatan, meski rumah sakit tidak dapat menerima pasien karena kondisi yang masih sulit.
Update Data Korban Jiwa dan Hilang Akibat Banjir Sumatra
Berdasarkan data Rekapitulasi Terdampak Bencana yang ditampilkan Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 BNPB pada Rabu (3/12/2025) pagi, tercatat jumlah korban meninggal mencapai 753 orang dan 650 orang dinyatakan hilang, serta 2.600 orang mengalami luka-luka.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan rincian korban meninggal dan hilang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dalam konferensi pers, ia menyebutkan bahwa Sumatera Utara memiliki 294 korban meninggal dunia dan 155 jiwa hilang, sedangkan Provinsi Aceh mencatat 218 korban meninggal dan 227 jiwa hilang. Untuk Sumatera Barat, terdapat 196 korban jiwa dan 117 jiwa dinyatakan hilang.
Abdul Muhari juga menjelaskan bahwa kabupaten yang paling terdampak di Sumatera Utara adalah Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara. Distribusi logistik untuk Sumut dilakukan lewat tiga moda transportasi, yaitu jalur darat, jalur udara, dan jalur laut. Sebanyak enam truk dengan masing-masing membawa 15 ton logistik menuju Sumut, sementara bantuan dari laut akan sampai di Sibolga dalam bentuk 100 ton beras.

Kirim Bantuan Lewat Udara
Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir dan longsor di wilayah Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Warga setempat menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas bantuan yang diberikan.
Zainal Arifin Tanjung, warga Perumahan Tolang Elok Permai, menyampaikan bahwa bantuan seperti makanan, obat-obatan, selimut, popok bayi, dan berbagai kebutuhan pengungsi terus berdatangan ke GOR Pandan yang kini dijadikan posko utama. Alhamdulillah, pemerintah menyediakan makan gratis di GOR Pandan agar kesehatan tubuh warga tetap terjaga.
Di samping itu, bantuan untuk korban banjir dan longsor terus disalurkan ke Tapanuli Tengah melalui jalur udara dari Lapangan Udara Silangit. Ada tujuh unit helikopter yang dikerahkan di Lanud Silangit, termasuk dua heli Bell 412 milik TNI AD, satu heli Mi-17 milik TNI AD, dan empat helikopter milik BNPB. Bantuan yang tersedia mencakup bahan pangan, obat-obatan, tenda, velbed, matras, dan kasur lipat.




















