Lead (Terompet Berita)
Anxiety attack dan panic attack sering kali dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan signifikan. Artikel ini membahas perbedaan antara keduanya berdasarkan definisi, gejala, dan pemicu.
H2 — Fakta Utama
Anxiety attack dan panic attack adalah dua kondisi psikologis yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Meski keduanya memiliki gejala yang mirip, seperti jantung berdebar, keringat dingin, dan sesak napas, terdapat perbedaan penting dalam hal intensitas, durasi, dan penyebabnya.
Menurut American Psychiatric Association (APA), anxiety attack atau gangguan kecemasan adalah respons berlebihan terhadap stres yang berlangsung secara kronis dan memengaruhi aktivitas sehari-hari. Sementara itu, panic attack adalah episode rasa takut yang tiba-tiba dan intens, biasanya tanpa alasan jelas.
H2 — Konfirmasi & Narasi Tambahan
Dr. Rina Wijaya, psikiater dari Rumah Sakit Mayapada Jakarta, menjelaskan bahwa “Anxiety attack umumnya dipicu oleh situasi tertentu, seperti kekhawatiran akan masa depan atau ketakutan terhadap hal spesifik. Gejalanya bisa bertahan selama beberapa menit hingga jam, bahkan hari. Sedangkan panic attack muncul secara spontan dan biasanya berlangsung hanya 10-15 menit.”
Dari sisi gejala, Dr. Rina menambahkan, “Panic attack biasanya lebih intens dan bisa membuat seseorang merasa seperti sedang menghadapi kematian atau kehilangan kendali. Sementara itu, anxiety attack lebih bersifat berkelanjutan dan sering kali dikaitkan dengan kekhawatiran yang tidak jelas.”
H2 — Analisis Konteks
Kedua kondisi ini sering kali diperlakukan sebagai satu kesatuan, terutama karena gejalanya yang hampir sama. Namun, memahami perbedaannya sangat penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Misalnya, anxiety attack sering kali diatasi dengan terapi perilaku kognitif (CBT) dan perubahan gaya hidup, sementara panic attack mungkin memerlukan obat-obatan seperti benzodiazepine.
“Orang yang mengalami panic attack sering kali merasa tidak bisa mengendalikan diri mereka sendiri, sedangkan penderita anxiety attack cenderung mengenali pemicunya,” kata Dr. Rina.
H2 — Data Pendukung
Berdasarkan data dari National Institute of Mental Health (NIMH), sekitar 30% penduduk dewasa di Amerika Serikat mengalami gangguan kecemasan setidaknya sekali dalam seumur hidup. Dari jumlah tersebut, sebagian besar mengalami anxiety attack, sementara sekitar 2-3% mengalami panic attack.
Selain itu, penelitian dari Journal of Contemporary Psychotherapy menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif lebih efektif dalam mengurangi gejala anxiety, sementara terapi lain seperti CBT juga dapat digunakan untuk mengatasi panic attack.
H2 — Kesimpulan
Memahami perbedaan antara anxiety attack dan panic attack sangat penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi kondisi ini. Jika gejala yang Anda alami mengganggu aktivitas sehari-hari, segera konsultasikan dengan dokter atau psikolog untuk diagnosis yang akurat dan pengobatan yang sesuai.
