Pada akhir tahun 2025, sebuah kasus yang awalnya terdengar biasa berubah menjadi perbincangan nasional setelah seorang pemuda bernama Zacky dituduh menabrak bocah di Sukasari, Kota Bandung. Insiden ini tidak hanya memicu kemarahan warga, tetapi juga mengundang perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang akhirnya turun tangan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Kasus ini dimulai ketika Zacky, seorang mahasiswa asal Cirebon, dituduh menabrak seorang anak saat sedang bermain bola. Tanpa bukti yang jelas, warga langsung menyerang dan merusak motornya. Namun, kebenaran sebenarnya terungkap setelah rekaman CCTV viral di media sosial, menunjukkan bahwa bocah itu jatuh sendiri karena kecelakaan saat bermain bola, bukan akibat tabrakan dari Zacky.
Dalam pertemuan dengan keluarga Zacky, Dedi Mulyadi memberikan ultimatum kepada pihak yang menuduh Zacky. Ia menegaskan bahwa siapa pun yang telah melakukan fitnah harus memiliki keberanian untuk meminta maaf. Meskipun demikian, ia juga menekankan pentingnya memaafkan sebagai bentuk pembebasan diri dari beban batin.
Gubernur Jabar ini menyampaikan pesan tegas bahwa keburukan yang dialamatkan orang lain pada kita sebaiknya tidak terus dibawa dalam hati. Ia menilai bahwa mengikhlaskan perbuatan buruk seseorang akan membuat seseorang hidup lebih terhormat dan muliya.
Meski Dedi Mulyadi menawarkan mediasi antara kedua belah pihak, Anita, ibu Zacky, menolak karena merasa lelah. Ia menjelaskan bahwa situasi ini sangat berat bagi keluarganya, terutama karena Zacky sedang menjalani studi di luar kota dan biaya kuliahnya mencapai Rp22 juta per semester. Dedi Mulyadi akhirnya memberikan dukungan dengan melunasi biaya kuliah Zacky.
Selain itu, Dedi Mulyadi juga menyoroti pentingnya proses hukum dalam kasus seperti ini. Ia menyarankan agar Anita melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian agar permasalahan dapat diproses secara hukum. Namun, Anita tampak ragu karena khawatir proses hukum akan mengganggu aktivitasnya.
Warganet juga ikut berkomentar mengenai penyelesaian masalah ini. Beberapa menilai bahwa penyelesaian melalui permintaan maaf saja belum cukup untuk menghapus dampak psikologis maupun material yang dialami Zacky. Mereka menyarankan agar pihak yang menuduh Zacky juga diproses secara hukum agar ada efek jera.
Dengan tindakan tegas dan perhatian yang besar, Dedi Mulyadi membuktikan bahwa ia tidak hanya seorang gubernur, tetapi juga seorang pemimpin yang peduli pada keadilan dan kesejahteraan rakyat. Melalui ultimatumnya, ia ingin menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi fitnah dan kesalahan dalam masyarakat.




















