Pandemi telah mengubah banyak hal dalam kehidupan masyarakat, termasuk kesulitan ekonomi dan keterbatasan akses terhadap kebutuhan pokok. Di tengah situasi ini, banyak individu dan komunitas bergerak untuk membantu sesama. Salah satunya adalah Fulanah, seorang lansia yang merasa bahagia ketika mendapatkan bantuan sembako dari para wartawan yang tergabung dalam Aktivis Ketahanan Pangan (AKP) di Bojonegoro.
Pendahuluan
Fulanah, bersama dengan Darwati, dua warga lansia di Kelurahan Ngrowo, Bojonegoro, menerima bantuan sembako dari AKP. Bantuan tersebut mencakup 30 kilogram beras, satu kardus mie instan, lima kilogram gula pasir, serta empat liter minyak goreng. Meski tampak sederhana, bantuan ini sangat berarti bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan. Keberadaan bantuan ini tidak hanya memberikan dukungan material, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai karakter pelajar Pancasila seperti gotong royong dan kepedulian.
Garis Besar Cerita
Fulanah dan Darwati merupakan dua lansia yang tinggal dalam kondisi sulit. Murni, salah satu dari mereka, tinggal sendiri bersama cucunya, sedangkan Darwati tinggal bersama delapan anggota keluarganya di rumah yang tidak layak huni. Kondisi ini diperparah oleh fakta bahwa rumah mereka berada di tanah milik PJKA, sehingga tidak bisa diakses melalui program RTLH dari Pemkab Bojonegoro. Bantuan sembako dari AKP menjadi harapan bagi mereka untuk melewati masa-masa sulit ini.
Kelebihan Novel
Kelebihan utama dari cerita ini adalah penekanan pada nilai-nilai karakter pelajar Pancasila, khususnya gotong royong dan kepedulian. Bantuan yang diberikan oleh AKP bukan hanya sekadar bantuan materi, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari sikap peduli terhadap sesama. Hal ini mencerminkan elemen bergotong royong dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu kemampuan untuk bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu, cerita ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan pihak kelurahan. Lurah Ngrowo Hj. Hetty Puspitowati, ST, bersama stafnya, turut serta dalam proses penyaluran bantuan, yang membuat kegiatan ini lebih hangat dan bermakna. Ini menunjukkan bahwa kerja sama antara komunitas dan pemerintah lokal dapat menciptakan dampak positif yang nyata.
Kekurangan & Kritik Konstruktif
Meskipun cerita ini memiliki nilai moral yang kuat, beberapa aspek mungkin kurang tergambarkan secara detail. Misalnya, penggambaran perasaan Fulanah dan Darwati setelah menerima bantuan bisa lebih mendalam agar pembaca lebih mudah merasakan emosi mereka. Selain itu, informasi tentang bagaimana bantuan ini memengaruhi kehidupan mereka jangka panjang juga bisa dikembangkan lebih lanjut.
Kesimpulan & Rekomendasi
Cerita tentang Fulanah dan bantuan yang diterimanya adalah contoh nyata dari nilai-nilai karakter pelajar Pancasila yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Artikel ini direkomendasikan untuk pembaca yang tertarik pada isu sosial dan ingin mengetahui bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
