Korban tewas kebakaran apartemen di Hong Kong terus bertambah. Hingga saat ini, jumlah korban jiwa dalam insiden tersebut mencapai 83 orang. Kebakaran yang terjadi di tujuh gedung apartemen di Distrik Tai Po, Hong Kong, sejak Rabu (26/11) lalu, kini menjadi salah satu kejadian paling mematikan dalam sejarah kota tersebut. Berdasarkan data terbaru dari otoritas setempat, sebanyak 279 orang masih dinyatakan hilang dan belum diketahui kondisinya.
Kronologi Lengkap
Kebakaran dimulai pada Rabu sore saat api muncul dari perancah bambu dan jaring konstruksi yang digunakan untuk renovasi kompleks apartemen Wang Fuk Court. Api cepat menyebar ke tujuh dari delapan blok hunian, menyebabkan kerusakan parah dan banyak korban jiwa. Pihak berwenang mengatakan bahwa bahan styrofoam yang digunakan dalam pekerjaan renovasi sangat mudah terbakar, sehingga memperparah keadaan.
Petugas pemadam kebakaran telah bekerja selama lebih dari 24 jam untuk memadamkan api. Meski sebagian besar area telah dikendalikan, beberapa bagian masih terlihat asap tebal dan api oranye keluar dari jendela-jendela yang rusak. Operasi penyelamatan dan pencarian korban masih berlangsung, dengan tim penyelamat berkeliling dari satu unit ke unit lainnya.
Mengapa Menjadi Viral?
Kebakaran ini menjadi viral karena dampaknya yang luar biasa dan kecepatan penyebaran api yang membuat banyak korban tidak sempat menyelamatkan diri. Video-video yang diunggah oleh warga dan media lokal menunjukkan situasi kacau di lokasi kejadian, termasuk orang-orang yang panik dan mencari keluarga mereka yang terjebak. Postingan di media sosial juga menyoroti ketidakpuasan terhadap proses evakuasi dan keselamatan bangunan.
Banyak netizen mengkritik penggunaan perancah bambu dan material konstruksi yang tidak memenuhi standar. Selain itu, video yang menampilkan petugas pemadam kebakaran yang tampak lelah dan terlambat dalam respons menyebabkan semakin meningkatnya kekhawatiran publik.
Respons & Dampak
Pemerintah Hong Kong langsung merespons dengan menangguhkan semua kegiatan kampanye menjelang pemilihan Dewan Legislatif yang akan berlangsung pada 7 Desember mendatang. Prioritas utama adalah memadamkan api dan menyelamatkan warga yang terjebak. Kepala eksekutif Hong Kong, John Lee, menyatakan bahwa investigasi komprehensif akan dilakukan setelah situasi stabil.
Selain itu, pihak berwenang telah menangkap tiga tersangka atas dugaan pembunuhan, yaitu dua direktur dan seorang konsultan kontraktor dari perusahaan konstruksi yang terlibat dalam renovasi. Penyelidikan korupsi juga dilakukan terkait pekerjaan renovasi senilai HKD330 juta.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Menurut data terbaru, jumlah korban tewas telah mencapai 83 orang, dengan 76 korban lainnya sedang dalam perawatan. Sejumlah warga mengaku tidak mendengar alarm kebakaran dan harus berkeliling dari pintu ke pintu untuk memberi tahu tetangga tentang bahaya tersebut. Beberapa dari mereka menyebutkan bahwa proses evakuasi sangat lambat dan tidak efektif.
Otoritas setempat juga mengungkapkan bahwa alat alarm kebakaran di apartemen Wang Fuk Court telah dimatikan selama renovasi, yang menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan bangunan. Sementara itu, sejumlah pekerja migran Indonesia yang tinggal di kompleks tersebut masih hilang dan belum diketahui kondisinya.
Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Kebakaran di apartemen Hong Kong yang menewaskan 83 orang menunjukkan pentingnya keselamatan bangunan dan prosedur darurat yang efektif. Publik kini menantikan hasil investigasi resmi dan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kejadian serupa di masa depan. Pihak berwenang diharapkan dapat memberikan klarifikasi lengkap dan tanggung jawab terhadap pelaku kecelakaan.



















