Lebih Senyap dari Bisikan Andina Dwifatma novel review

Mengenal Lebih Jauh Karya ‘Lebih Senyap dari Bisikan’ oleh Andina Dwifatma

Dalam dunia sastra Indonesia, karya-karya yang mampu menyentuh perasaan dan mengangkat isu-isu sosial sering kali menjadi incaran pembaca. Salah satu novel yang berhasil mencuri perhatian adalah Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma. Dengan gaya penulisan yang menarik dan pesan yang dalam, buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu refleksi tentang peran perempuan dalam masyarakat.

Bacaan Lainnya

Fokus & Detail Novel

Judul Novel: Lebih Senyap dari Bisikan

Penulis: Andina Dwifatma

Genre Utama: Fiksi Sosial

Penerbit & Tahun: Gramedia Pustaka Utama, 2021

Tema Kunci: Peran perempuan dalam masyarakat, tekanan sosial terhadap kehidupan perkawinan, konflik batin

Target Pembaca: Penggemar fiksi realistis, pembaca yang tertarik pada isu gender, dan para penggemar karya yang menyentuh hati

Garis Besar Cerita (Synopsis)

Lebih Senyap dari Bisikan mengikuti kisah Amara dan Baron, sepasang suami istri yang sedang berjuang melawan tekanan sosial untuk memiliki anak. Awalnya mereka merasa tenang dengan kehidupan mereka, tetapi ketika tekanan dari lingkungan mulai menggerogoti keharmonisan rumah tangga mereka, segala sesuatu berubah. Setelah akhirnya memiliki anak, masalah baru muncul, termasuk konflik internal dan kesenjangan komunikasi antara keduanya. Novel ini menggambarkan bagaimana kehidupan rumah tangga bisa menjadi medan perang yang penuh tantangan, terutama bagi seorang perempuan yang harus menghadapi norma-norma patriarki.

Kelebihan Novel (Analisis Kritis)

Salah satu keunggulan utama Lebih Senyap dari Bisikan adalah kemampuan Andina Dwifatma dalam menyampaikan pesan penting tanpa terkesan terlalu keras. Ia menggunakan narasi yang ringan namun dalam, sehingga pembaca dapat merasakan setiap emosi yang disampaikan. Penulis juga sangat piawai dalam menggambarkan karakter tokoh, terutama Amara, yang digambarkan sebagai sosok yang kuat namun rentan. Karakteristik ini membuat pembaca mudah terhubung dengan cerita.

Selain itu, pacing cerita yang cepat dan alur yang dinamis membuat novel ini mudah dibaca meskipun tebalnya hanya 155 halaman. Andina juga memasukkan elemen satir yang cerdas, memberikan nuansa humor tanpa mengurangi kedalaman tema yang diangkat. Teknik penceritaannya juga sangat menarik, mirip dengan gaya Windry Ramadhina, yang membuat pembaca merasa seperti sedang mendengar cerita langsung dari seseorang yang dekat.

Kekurangan & Kritik Konstruktif

Meski memiliki banyak kelebihan, Lebih Senyap dari Bisikan juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah plot yang relatif sederhana, yang mungkin kurang menarik bagi pembaca yang lebih menyukai cerita kompleks atau penuh misteri. Selain itu, beberapa dialog terasa agak dipaksakan, terutama dalam menggambarkan konflik antara Amara dan Baron. Namun, ini tidak mengurangi keseluruhan kualitas novel ini.

Kesimpulan & Rekomendasi

Secara keseluruhan, Lebih Senyap dari Bisikan adalah sebuah novel yang layak dibaca, terutama bagi mereka yang tertarik pada isu-isu sosial dan peran perempuan dalam masyarakat. Meskipun tidak sempurna, karya Andina Dwifatma berhasil menyampaikan pesan penting dengan cara yang menarik dan menyentuh. Saya memberikan peringkat 4.5/5 bintang untuk novel ini. Buku ini sangat direkomendasikan bagi pembaca yang ingin mengeksplorasi kisah-kisah nyata dengan sentuhan fiksi yang penuh makna.

Pos terkait