Pada Rabu (19/11/2025), warga di sekitar Gunung Semeru kembali mendengar suara dentuman yang menggelegar. Fenomena ini memicu kekhawatiran masyarakat setempat dan menarik perhatian para ahli geologi. Suara dentuman tersebut terdengar saat Gunung Semeru kembali meletus, mengeluarkan awan panas dan abu vulkanik yang menyebar ke sejumlah desa di lereng gunung.
Kronologi Lengkap
Pada pukul 17.00 WIB, Gunung Semeru mengalami erupsi yang disertai lontaran awan panas. Awan panas tersebut meluncur sejauh 5,5 km ke arah Besuk Kobokan. Aktivitas ini direkam oleh seismograf dengan amplitudo getaran mencapai 40 mm, selama durasi 16 menit 40 detik. Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Isnugroho, menyatakan bahwa letusan ini merupakan tanda peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan bahwa sedikitnya 300 penduduk dievakuasi dari daerah rawan bencana. Sejumlah desa seperti Supit Urang, Penanggal, dan Oro-Oro Ombo terkena dampak hujan abu. Status Gunung Semeru juga dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas).
Mengapa Menjadi Viral?
Fenomena suara dentuman dari Gunung Semeru viral karena kombinasi faktor alam dan media sosial. Video dan foto dari lokasi erupsi tersebar cepat, membuat masyarakat lebih waspada. Selain itu, suara dentuman yang terdengar jelas di sekitar kawasan membuat banyak orang merasa khawatir akan bahaya letusan yang bisa terjadi.
Banyak netizen mengunggah video suara dentuman yang mereka dengar, serta foto awan panas yang mengancam. Hal ini memicu diskusi tentang risiko letusan Gunung Semeru dan perlunya peningkatan kewaspadaan masyarakat.
Respons & Dampak
Pihak berwenang segera merespons dengan mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah. Jalur pendakian Gunung Semeru ditutup sementara waktu, termasuk jalur menuju Ranu Kumbolo. Sebanyak 178 pendaki masih terjebak di kawasan tersebut dan sedang dievakuasi.
Pemerintah Kabupaten Lumajang juga menetapkan status tanggap darurat bencana selama 7 hari. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang. Beberapa warga mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara lainnya mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan ancaman lanjutan.
Fakta Tambahan / Klarifikasi
Menurut data dari PVMBG, erupsi terbaru Gunung Semeru tercatat sebagai salah satu peningkatan aktivitas vulkanik terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Meski tidak sebesar letusan pada 4 Desember 2021, peningkatan ini mengingatkan masyarakat akan potensi bahaya yang tersembunyi di balik keindahan gunung tersebut.
Ahli geologi menjelaskan bahwa suara dentuman yang terdengar adalah hasil dari letusan yang menghasilkan gelombang tekanan udara. Fenomena ini sering terjadi saat gunung meletus dan dapat terdengar jauh dari lokasi erupsi.
Kesimpulan & Perkembangan Selanjutnya
Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang meningkat, mengakibatkan suara dentuman yang menarik perhatian publik. Pihak berwenang telah mengambil langkah-langkah pencegahan dan evakuasi. Masyarakat diminta tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari instansi terkait. Para ahli akan terus memantau kondisi Gunung Semeru untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat.



















