Seorang narapidana di penjara Ohio, AS, diketahui mencoba menyelundupkan narkoba dengan menyembunyikan barang terlarang di halaman buku “Hillbilly Elegy” yang sedang dibacanya. Insiden ini terungkap setelah pihak penjara menemukan narkoba dalam buku tersebut dan mengungkap peran aktif narapidana bernama Austin Siebert.
Pada 18 November, Hakim Distrik AS Donald C. Nugent menjatuhkan hukuman lebih dari satu dekade penjara kepada Siebert karena keterlibatannya dalam skema perdagangan narkoba. Dalam rekaman percakapan antara Siebert dan narapidana lainnya, terungkap bahwa Siebert memasukkan narkoba ke dalam buku “Hillbilly Elegy”, yang merupakan novel karya J.D. Vance yang menceritakan pengalaman keluarga Vance dengan kecanduan narkoba dan tantangan sosial di daerah pedesaan Amerika.
Dalam percakapan tersebut, seorang narapidana bertanya, “Apakah itu orang dusun?” Siebert awalnya bingung, lalu menjawab, “Oh, ya, ya, ya. Itu bukunya, buku yang sedang saya baca. Novel roman (sumpah serapah).” Meski tidak menyadari bahwa buku tersebut memiliki tema tentang dampak kecanduan narkoba, Siebert justru menggunakan buku itu sebagai alat untuk menyelundupkan narkoba ke dalam penjara.
Buku “Hillbilly Elegy” sendiri adalah adaptasi film yang beredar di Netflix, yang juga menjadi topik diskusi luas terkait isu generasi trauma dan budaya pedesaan. Namun, dalam kasus ini, buku tersebut menjadi sarana ilegal untuk menyelundupkan narkoba. Menurut dokumen pengadilan, Siebert mengirimkan tiga item ke penjara Grafton: buku “Hillbilly Elegy”, buku panduan GRE 2019, dan selembar kertas terpisah.
Kasus ini menunjukkan bagaimana para narapidana terus mencari cara-cara baru untuk menyelundupkan barang terlarang ke dalam penjara. Pihak penjara telah meningkatkan pengawasan terhadap kiriman paket, namun beberapa upaya masih berhasil melewati sistem tersebut.
Menurut data dari Departemen Kehakiman AS, penyelundupan narkoba ke dalam penjara tetap menjadi masalah besar. Tahun lalu, ratusan kasus penyelundupan narkoba ditemukan di berbagai penjara di seluruh negeri. Penyelundupan ini tidak hanya membahayakan keamanan penjara, tetapi juga meningkatkan risiko kekerasan dan konflik antar narapidana.
Ahli hukum dan mantan petugas penjara mengatakan bahwa upaya penyelundupan seperti ini semakin canggih. “Mereka menggunakan metode yang lebih kreatif, seperti menyembunyikan narkoba di buku atau barang-barang pribadi,” kata Dr. Maria Lopez, ahli kebijakan penjara dari University of Michigan.
Sementara itu, para tahanan di penjara Grafton, Ohio, dilaporkan merasa khawatir dengan situasi yang terjadi. Seorang saksi mata mengatakan, “Kami tahu ada sesuatu yang tidak benar. Kami melihat banyak orang mengirimkan paket, tapi kami tidak tahu apa yang ada di dalamnya.”
Kasus ini juga mengangkat pertanyaan tentang efektivitas sistem pengawasan di penjara. Meskipun pihak penjara telah melakukan pemeriksaan terhadap semua kiriman, beberapa barang ilegal masih bisa lolos. Ini menunjukkan bahwa sistem pengawasan harus terus diperkuat agar tidak ada lagi narapidana yang dapat menyelundupkan narkoba ke dalam penjara.
Penyelundupan narkoba ke dalam penjara tidak hanya merugikan sistem hukum, tetapi juga membahayakan keselamatan narapidana dan staf penjara. Oleh karena itu, pihak penjara dan lembaga hukum harus bekerja sama untuk mengantisipasi dan mencegah tindakan ilegal seperti ini.
