Siapa Sebenarnya Wajah Ayah Tiri Alvaro?

Kasus penculikan dan pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho (6 tahun) yang terjadi di Jakarta Selatan pada Maret 2025 telah menggeger publik. Dalam kasus ini, pelaku utama adalah Alex Iskandar (AI), yang diketahui merupakan ayah tiri dari korban. Penemuan fakta-fakta baru tentang wajah ayah tiri Alvaro memicu banyak pertanyaan dan kekecewaan di kalangan masyarakat.

Awalnya, polisi tidak memiliki kecurigaan terhadap AI karena ia juga ikut melapor kehilangan Alvaro dan bahkan berusaha mencari anak tirinya. Namun, penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa AI justru menjadi dalang dari kejahatan tersebut.

Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, AI awalnya tidak diperiksa secara mendalam karena ia tampak kooperatif. “Dia Pesanggrahan, kan dia ikut melapor menemani mertuanya, kakek dari AKN, dalam hal ini berinisial T, untuk melapor bersama-sama dengan kakeknya itu,” ujar dia. AI juga sempat berusaha menghubungi istrinya yang ada di luar negeri untuk memberitahu bahwa ia akan mencari Alvaro.

Namun, kebohongan AI akhirnya terbongkar setelah polisi mendapatkan keterangan dari sejumlah saksi. Salah satunya adalah saksi berinisial G yang diminta AI untuk mengangkat kantong berisi jenazah Alvaro. Selain itu, kesaksian dari keponakan AI juga menjadi bukti penting dalam kasus ini.

Polisi juga mengungkap bahwa AI sering bolak-balik ke Tenjo, Bogor, untuk mencari lokasi sepi guna membuang jasad Alvaro. Menurut AKBP Ardian Satrio Utomo, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AI memiliki kerabat di Tenjo sehingga ia sering pergi ke sana. “Dia tahu lokasi mana yang sepi untuk membuang di sana. Dan akhirnya memilih salah satu tempat yang mana di jembatan itu dibuang, almarhum dibuang jenazah dalam bentuk plastik itu di bawah jembatan itu,” tuturnya.

Alvaro diculik pada 6 Maret 2025 di wilayah Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Saat penculikan terjadi, Alvaro disebut menangis tidak berhenti hingga akhirnya pelaku membekapnya hingga meninggal dunia. Setelah korban meninggal, AI membungkus jenazah Alvaro dengan plastik dan kemudian membuangnya tiga hari kemudian.

Dari pengakuan AI sendiri, kasus ini terjadi karena konflik keluarga. Meski begitu, polisi tetap menetapkan AI sebagai tersangka dan menuntut pertanggungjawaban atas tindakannya. Sayangnya, AI akhirnya melakukan aksi bunuh diri usai ditetapkan sebagai tersangka.

Kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana seseorang bisa menjadi ayah tiri yang justru membunuh anak tirinya. Bagaimana bisa seseorang yang dianggap dekat dan dipercaya menjadi pelaku kejahatan yang sangat mengerikan? Pertanyaan ini tidak hanya mengenai AI, tetapi juga tentang sistem perlindungan anak dan penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Pihak kepolisian berjanji akan terus menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Selain itu, mereka juga akan memperkuat langkah-langkah pencegahan agar tidak ada lagi kasus serupa terjadi.

Selain itu, psikolog dan pakar hukum juga menyoroti pentingnya pemantauan mental dan emosional anggota keluarga, terutama bagi orang tua angkat atau ayah tiri. Kasus seperti ini menjadi pengingat bahwa konflik keluarga bisa berujung pada tindakan ekstrem jika tidak dikelola dengan baik.

Secara keseluruhan, kasus Alvaro Kiano Nugroho menjadi sebuah peringatan keras bagi masyarakat tentang pentingnya keamanan dan perlindungan anak. Wajah ayah tiri Alvaro yang awalnya terlihat ramah dan baik, ternyata menyimpan rahasia gelap yang sangat mengerikan.

Pos terkait