Profil dan Peran Pertamina Hulu Rokan dalam Industri Energi Indonesia
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) adalah salah satu perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) dan Chevron Indonesia yang bertanggung jawab atas pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan. Sejak alih kelola pada 9 Agustus 2021, PHR telah menunjukkan kinerja yang luar biasa dalam meningkatkan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia. Dengan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, PHR menjadi bagian penting dari strategi energi negara.
Sejarah dan Awal Operasi
PHR didirikan sebagai bentuk kerja sama strategis antara Pertamina dan Chevron untuk mengelola WK Rokan, salah satu wilayah kerja migas terbesar di Indonesia. Sejak awal operasinya, PHR fokus pada peningkatan produksi dengan menerapkan inovasi dan teknologi modern. Pada periode dua bulan pertama pasca alih kelola, PHR berhasil menyelesaikan 47 sumur tajak dari target 45 sumur, menunjukkan komitmen dan efisiensi dalam menjalankan program kerja masif.
Kinerja Produksi dan Inovasi
Salah satu pencapaian utama PHR adalah peningkatan produksi minyak mentah. Saat ini, tingkat produksi mencapai sekitar 162 ribu barel per hari (BOPD), naik dari 158 ribu BOPD sebelum alih kelola. Peningkatan ini dicapai melalui pengeboran sumur baru dan reboresi (kerja ulang) sumur lama. Selain itu, PHR juga berhasil mempercepat proses pengeboran hingga produksi awal atau put on production (POP) dari sekitar 22 hingga 30 hari menjadi hanya 15 hari di area Sumatra Light Oil (SLO).
PHR juga melakukan berbagai terobosan dalam operasional, seperti menjalankan kegiatan secara paralel (offline activity), meningkatkan keandalan peralatan pengeboran, serta menyusun perencanaan yang matang untuk pemenuhan sumber daya. Hal ini membantu menghindari waktu menunggu servis atau material yang dapat menghambat proses produksi.
Kontribusi Ekonomi dan Sosial
Selain peningkatan produksi, PHR juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara. Dalam dua bulan pertama pasca alih kelola, PHR menyumbangkan penerimaan negara melalui penjualan minyak mentah bagian negara sekitar Rp 2,1 triliun dan pembayaran pajak sekitar Rp 607,5 miliar, termasuk pajak-pajak ke daerah. Ini menunjukkan bahwa PHR tidak hanya berkontribusi pada sektor energi, tetapi juga mendukung perekonomian lokal dan nasional.
PHR juga aktif dalam program-program sosial dan pengembangan SDM. Salah satunya adalah program magang kerja angkatan ke-5 yang dibuka untuk lulusan S1, D4, atau D3. Program ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk memperoleh pengalaman kerja nyata, meningkatkan keterampilan, dan memperkuat daya saing di dunia kerja. Peserta yang lolos seleksi akan ditempatkan di Riau dan Jakarta selama enam bulan.
Visi dan Misi Masa Depan
Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin menegaskan bahwa PHR akan terus berkomitmen pada upaya peningkatan produksi WK Rokan. Tahun depan, target pengeboran PHR meningkat menjadi 500 sumur. Dengan semangat “Satu Tim”, PHR berupaya menciptakan ekosistem yang mendukung upaya peningkatan produksi, sekaligus menjaga aspek keselamatan dan kesehatan kerja.
PHR juga berkomitmen pada pengembangan berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Blok Rokan, yang dilakukan melalui kolaborasi dengan Pertamina NRE dan PHR. Proyek ini menunjukkan komitmen PHR dalam menjalankan bisnis yang ramah lingkungan.
Kesimpulan
Pertamina Hulu Rokan telah membuktikan dirinya sebagai salah satu perusahaan yang tangguh dalam industri energi Indonesia. Dengan kinerja yang luar biasa, inovasi yang berkelanjutan, dan kontribusi ekonomi yang signifikan, PHR menjadi tulang punggung dalam upaya pencapaian target produksi nasional. Dengan visi dan misi yang jelas, PHR siap menjadi mitra strategis dalam menjawab tantangan energi di masa depan.
