Penyebab dan Dampak Bencana Banjir Bandang yang Perlu Anda Ketahui

Banjir bandang adalah bencana alam yang sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia, terutama saat musim hujan. Bencana ini tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga mengancam jiwa manusia. Dalam beberapa waktu terakhir, banjir bandang kembali terjadi di berbagai daerah seperti Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, dengan dampak yang sangat mengerikan. Berikut adalah penyebab dan dampak dari bencana banjir bandang yang perlu diketahui.

Penyebab Banjir Bandang

Curah hujan ekstrem di wilayah Sumatera Utara

Salah satu penyebab utama banjir bandang adalah curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat. Seperti yang dilaporkan oleh peneliti Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB), wilayah Sumatera bagian utara sedang berada pada puncak musim hujan. Curah hujan selama periode ini tergolong sangat lebat, dengan beberapa wilayah mencatat curah hujan lebih dari 150 milimeter. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan lebih dari 300 milimeter, yang dikategorikan sebagai curah hujan ekstrem.

Selain itu, fenomena atmosfer juga memperkuat hujan ekstrem. Menurut Dr Muhammad Rais Abdillah, ketua Program Studi Meteorologi ITB, terdapat sistem sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Sumatera bagian utara. Sistem ini meningkatkan suplai uap air, memperkuat pembentukan awan hujan, dan memperluas cakupan presipitasi di wilayah tersebut.

Kerusakan lingkungan dan perubahan tutupan lahan juga menjadi faktor penting dalam memperburuk dampak banjir. Dr Heri Andreas, pakar geospasial ITB, menjelaskan bahwa kapasitas tampung wilayah menurun akibat kerusakan lingkungan. Saat presipitasi turun, sebagian air meresap ke dalam tanah (infiltrasi), sementara sisanya mengalir di permukaan sebagai runoff. Proporsi antara keduanya sangat bergantung pada tutupan lahan dan karakteristik tanah.

Dampak Banjir Bandang

Kerusakan rumah akibat banjir bandang di Tapanuli Tengah

Dampak dari banjir bandang sangat luas dan merusak. Di wilayah Aceh, misalnya, banjir bandang menyebabkan 16 kabupaten/kota mengalami bencana hidrometerologi. Warga terpaksa mengungsi, rumah-rumah rusak, dan akses jalan tertutup. Gubernur Aceh Muzakir Manaf menetapkan status darurat bencana setelah 16 kabupaten/kota dilanda banjir hingga longsor.

Di Kabupaten Tapanuli Selatan, banjir dan longsoran tanah menyebabkan delapan warga meninggal dunia, 58 luka-luka, serta 2.851 warga harus mengungsi. Di Tapanuli Utara, dua jembatan terputus dan puluhan rumah warga rusak. Sementara itu, di Tapanuli Tengah, sebanyak 1.902 unit rumah terdampak banjir di sembilan kecamatan.

Selain kerusakan fisik, banjir bandang juga berdampak pada kesehatan dan ekonomi masyarakat. Banyak warga terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat aman, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Infrastruktur seperti jalan dan jembatan rusak, membuat mobilitas warga terhambat. Selain itu, bantuan logistik seperti makanan dan air bersih menjadi sangat dibutuhkan.

Kesimpulan

Evakuasi warga korban banjir bandang di wilayah Sumatera Utara

Banjir bandang adalah bencana alam yang memerlukan persiapan dan antisipasi yang matang. Dari penyebab hingga dampaknya, kita perlu memahami bahwa banjir bandang bisa terjadi kapan saja, terutama saat cuaca ekstrem. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengurangi risiko bencana ini melalui penguatan sistem peringatan dini, pengelolaan lingkungan, dan edukasi masyarakat tentang cara menghadapi bencana alam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *