Aceh Tamiang Terkena Banjir Bandang, Banyak Warga Mengungsi
Aceh Tamiang mengalami bencana banjir bandang yang menimbulkan kerusakan parah. Sebanyak 206.903 jiwa warga terpaksa mengungsi ke tempat aman karena rumah dan bangunan lainnya rusak akibat banjir tersebut. Kondisi ini menyebabkan warga sangat membutuhkan logistik untuk bertahan hidup.
Seluruh bangunan di wilayah Aceh Tamiang luluh lantak diterjang banjir bandang. Hingga kini, daerah kabupaten di Provinsi Aceh masih terisolir. Data sementara menunjukkan bahwa 18 warga ditemukan meninggal dunia. Jumlah pengungsi mencapai 51.726 kepala keluarga (KK) atau 206.903 jiwa. Banyak warga kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan bantuan logistik segera.
Seorang jurnalis bernama Muhammad Irwan, yang turut menjadi korban banjir, melaporkan bahwa seluruh bangunan di Aceh Tamiang hancur tanpa tersisa. Ia menyebut pemandangan yang dilihatnya hampir serupa dengan suasana tsunami, di mana bangunan hancur, puing berserakan, dan beberapa jenazah ditemukan di genangan air.
Hingga Selasa pagi, 2 Desember 2025, wilayah Aceh, khususnya Langsa dan Aceh Tamiang, masih berada dalam kondisi bencana parah. Tidak ada akses terhadap air bersih. Warga terjebak dalam kondisi kelaparan dan kehausan akut setelah berhari-hari tanpa menerima bantuan.
“Semua bangunan di Aceh Tamiang hancur, tidak ada yang tersisa. Ini persis seperti tsunami. Ada beberapa mayat yang tenggelam,” ungkapnya, dilansir dari tayangan CNN Indonesia.
Irwan menjelaskan bahwa selama tiga hari terakhir ia dan keluarganya, bersama warga lainnya, terpaksa mencari sisa-sisa makanan yang hanyut terbawa banjir. Makanan instan yang basah, mie yang rusak, apa pun yang tersisa, mereka rebus dan makan untuk bertahan hidup.
“Hingga pagi ini, Selasa (2/12/2025), kondisi bencana di Aceh, terutama di Langsa dan Aceh Tamiang masih parah,” ungkapnya.
“Untuk bertahan hidup, kami mencari sisa-sisa makanan yang terbawa banjir. Kami ambil seperti Indomie yang sudah basah, kami panasi, kami rebus, kami makan,”
“Terus kami sangat kehausan. Kami untuk bertahan hidup kami harus ambil air minum dari banjir itu. Kami panasi, kami minum bersama keluarga,” cerita Irwan.
Situasi semakin memburuk karena hingga saat ini tidak ada bantuan logistik yang mencapai wilayah mereka. Menurut kesaksiannya, warga bahkan sempat berbondong-bondong menuju sebuah swalayan yang rusak diterjang banjir, hanya untuk mencari makanan apa pun yang bisa dimakan.
“Karena belum ada menerima bantuan. Kami sudah 3 hari belum makan. Sangat susah dan sulit. Untuk bertahan kami makan dengan yang bekas-bekas. Enggak ada apapun. Saat ini kami sangat lapar,” ungkap Irwan.
“Kalau mengenai bantuan sama sekali kami belum ada menerima. Apapun bantuan kami belum ada terima,”
“Bahkan kami kemarin sempat ada swalayan di depan rumah. Kami ramai-ramai semua warga untuk mengambil makanan di situ,” lapornya.
Sementara itu, bantuan yang dikabarkan telah dibawa oleh Kapolda Aceh ke wilayah terdampak, tidak pernah sampai kepada mereka. Luasnya area bencana membuat banyak desa terputus dan tidak terjangkau pendistribusian.
“Kami mencari-cari bantuan enggak tahu di mana. Kemarin Kapolda Aceh ada datang ke Aceh Tamiang membawa bantuan (pakai helikopter), tapi kami tidak dapat. Karena ini seluruh di Aceh Tamiang yang terkena yang berdampak banjir ini,” tutur Irwan.
Di tengah keterpurukan itu, jaringan komunikasi juga lumpuh total. Irwan menyebut bahwa tidak ada sinyal di Aceh Tamiang sejak aliran listrik padam. Untuk mengirim laporan ataupun sekadar mencari sinyal, ia harus menempuh perjalanan ke Kota Langsa yang pada pagi ini pun kembali mengalami pemadaman listrik.
“Sampai hari ini di Aceh Tamiang sinyal tidak ada karena lampu mati. Saya untuk mencari sinyal ini harus ke Kota Langsa. Sekarang ini pun sedang mati lampu juga. Barusan aja di Langsa,” ujarnya yang menceritakan kondisi.
Aceh Tamiang kini berada dalam kondisi kritis, menanti bantuan yang belum kunjung datang, sementara warga terus berjuang bertahan hidup dengan segala keterbatasan.
Komedian Maell Lee Bersedih
Komedian dan pemain film Maell Lee bersedih. Hatinya hancur kampung halamannya di Aceh Tamiang tersapu banjir. Pria bernama asli Tengku Haris Saputra ini terus menanti kabar keluarganya, yang terkena dampak banjir bandang dan longsor di Aceh Tamiang, Aceh.
Hal itu diungkapkan oleh Maell Lee lewat unggahannya di instagram. Ia mengunggah video berisi Aceh Tamiang yang porak poranda akibat banjir bandang.
“Sekarang sudah 4 hari heluarga, saudara & kawan kalan gak ada kabar. Listrik mati, internet mati,” tulis Maell Lee dikutip dari Wartakotalive.com, Rabu (3/12/2025).
“Kami anak rantau bertanya tanya kabar dan Medan disana,” tambahnya.
Maell Lee cemas karena berita nasional belum mengangkat situasi dan kondisi Aceh Tamiang, kampung halamannya. Ia pun mengkhawatirkan keluarga hingga warga disana.
“Sehat kan kalian disana, terisi kan lambung kalan? Dan Berita nasional juga belum ada memberitakan kampung halamanku Aceh Tamiang,” tulisnya.
Agar bantuan banyak berdatangan, Maell Lee pun meminta bantuan Presiden Indonesia Prabowo Subuanto, untuk peduli dengan wilayah Aceh Tamiang.
“Bapak presiden @prabown kami mengharapkan sesegera mungkin perhatian & bantuannya. Semoga Kota yang terkena banjir selalu dalam lindungan allah,” tulis Maell Lee.
“Semoga musibah yang teriadi di gantihan dengan rezeki yang berkan. Amin,” tambahnya.
Tak hanya itu saja, Maell Lee juga membuka donasi untuk bisa mengirimkan bantuan kepada warga Aceh Tamiang.
“Aku dan teman teman membuka galangan bantuan, aku memastikan mereka supaya mereka dapat kebutuhan dasar Selama fase pemulihan,” tulis Maell Lee.
“Ayo teman teman kita ulurkan tangan kita membantu teman teman disana,” tambahnya. (Ari).



















