Mengapa IHSG Naik Tapi Rupiah Melemah? Apa yang Membuat Nilai Uang Kita Turun? Bagaimana Nasib Investor dan Konsumen di Tengah Ketidakseimbangan Ini?
Mediahariini.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan signifikan, namun di sisi lain, rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS. Apakah ini tanda kestabilan atau justru ancaman bagi perekonomian Indonesia? Bagaimana dampaknya pada masyarakat umum dan investor?
“Kenaikan IHSG tidak selalu sejalan dengan stabilitas nilai tukar rupiah,” ujar Arief Pranoto, analis pasar dari Equinova Investama Sekuritas, seperti dikutip dari Bisnis.com (1) pada 19 Juni 2025.
Pertumbuhan IHSG dan Penguatan Sektor Swasta
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan all-time high (ATH) baru pada level 8.617,04, didorong oleh kenaikan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), PT Astra International Tbk. (ASII), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). Kapitalisasi pasar mencapai Rp15.842 triliun dengan 369 saham naik.
Pergerakan positif IHSG ini menunjukkan bahwa investor percaya pada kinerja sektor swasta, terutama perusahaan besar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks. “Laju IHSG didorong kenaikan sejumlah saham big caps seperti TPIA, ASII, hingga AMMN,” tulis Bisnis.com (2) pada 2 Desember 2025.
Rupiah Melemah, Dolar Menembus Rp16.620
Di tengah kenaikan IHSG, rupiah justru mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Pada 19 Juni 2025, nilai tukar rupiah berada di rentang Rp16.310 hingga Rp16.360 per dolar AS. Tekanan ini disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah serta sinyal dovish dari Federal Reserve terkait arah kebijakan suku bunga.
“Tekanan ini didorong oleh kekhawatiran pasar atas konflik geopolitik yang kian memanas di kawasan Timur Tengah, serta munculnya sinyal dovish dari Federal Reserve terkait arah kebijakan suku bunga ke depan,” tulis Bisnis.com (3) pada 19 Juni 2025.
Faktor Penyebab Ketidakseimbangan antara IHSG dan Rupiah
Menurut Arief Pranoto, analis pasar dari Equinova Investama Sekuritas, ketidakseimbangan antara IHSG yang naik dan rupiah yang melemah bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah sentimen global yang memengaruhi pasar modal dan valuta asing secara bersamaan.
“Kenaikan IHSG terjadi karena investor optimis terhadap kinerja sektor swasta, sedangkan rupiah melemah akibat tekanan dari kondisi ekonomi global dan kebijakan moneter luar negeri,” jelas Arief Pranoto dalam wawancaranya dengan Bisnis.com (4).
Dampak pada Masyarakat dan Investor
Pelemahan rupiah dapat memberikan dampak negatif bagi masyarakat umum, terutama dalam hal impor barang dan biaya hidup. Di sisi lain, investor lokal harus lebih berhati-hati dalam mengelola portofolio mereka, terutama jika mereka memiliki aset dalam valuta asing.
“Bagi investor, penting untuk memantau perkembangan nilai tukar rupiah karena bisa memengaruhi keuntungan investasi,” tambah Arief Pranoto (5).
Perkembangan Selanjutnya dan Harapan
Meski IHSG naik, para ahli tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. “Investor lokal disarankan tetap berhati-hati dalam menyikapi volatilitas jangka pendek,” tulis Bisnis.com (6) pada 19 Juni 2025.
Penutup
Kenaikan IHSG dan pelemahan rupiah menjadi indikator penting bagi perekonomian Indonesia. Meskipun IHSG menunjukkan optimisme pasar, tekanan terhadap rupiah mengingatkan kita bahwa kondisi ekonomi nasional masih rentan terhadap perubahan global. Investor dan masyarakat perlu memantau perkembangan ini secara cermat agar dapat mengambil keputusan yang tepat.



Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
Bisnis.com – 2 Desember 2025
Bisnis.com – 19 Juni 2025
Bisnis.com – 19 Juni 2025
Bisnis.com – 19 Juni 2025
Bisnis.com – 19 Juni 2025
Bisnis.com – 19 Juni 2025
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa



















