Apa yang membuat restoran zero waste jadi trending di kalangan penggemar kuliner? Apakah ini sekadar tren sementara atau benar-benar perubahan besar dalam industri makanan? Bagaimana cara restoran tersebut menjaga kualitas hidangan tanpa menghasilkan limbah?
Mediahariini.com – Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, tren restoran zero waste mulai menarik perhatian publik. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak restoran di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, mulai beralih ke model bisnis yang tidak menghasilkan sampah. Hal ini bukan hanya sekadar upaya ramah lingkungan, tetapi juga strategi bisnis yang menarik konsumen modern. “Kami ingin membangun sebuah komunitas yang peduli pada lingkungan dan menghargai setiap bahan makanan,” ujar Rizal, pemilik salah satu restoran zero waste di Jakarta, seperti dilansir dari Warta Kota (25/04).
Restoran zero waste adalah tempat di mana tidak ada sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Setiap bahan makanan digunakan secara penuh, dan limbah yang terjadi diolah menjadi sesuatu yang berguna. Misalnya, sisa sayuran bisa dijadikan saus atau bahan bakar kompos. Model ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga mengajarkan konsumen untuk lebih sadar akan penggunaan sumber daya.
Di Indonesia, Bintang Supermarket di Bali, yang sudah lama dikenal sebagai contoh inovasi dalam pengurangan plastik, juga telah meluncurkan program serupa dalam bentuk restoran. Mereka menggunakan daun pisang sebagai kemasan alami untuk makanan segar, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan nilai estetika dan autentisitas. “Daun pisang sangat cocok untuk membungkus makanan karena teksturnya tebal dan fleksibel,” kata Manajer Bintang Supermarket, seperti dikutip dari Coconuts Bali (24/04).
Tren ini juga mendapat dukungan dari pemerintah. Di Indonesia, setidaknya 9,8 juta kantong plastik digunakan setiap tahunnya. Untuk mengurangi angka ini, pemerintah berharap dapat mengurangi limbah plastik hingga 70% pada 2025. Langkah-langkah seperti penggunaan kemasan daun pisang dan penghapusan sedotan plastik merupakan bagian dari upaya ini. “Ini adalah langkah penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan membangun kebiasaan yang lebih baik di masyarakat,” ujar Menteri Lingkungan Hidup, seperti dilaporkan oleh Antara News (26/04).
Meskipun tren ini semakin populer, masih ada tantangan yang dihadapi. Salah satunya adalah biaya produksi yang lebih tinggi karena penggunaan bahan alami. Namun, sejumlah restoran percaya bahwa konsumen modern siap membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan. “Konsumen kini lebih memilih kualitas daripada harga murah. Mereka ingin tahu dari mana bahan makanan itu berasal dan bagaimana prosesnya,” tambah Rizal, seperti dikutip dari Warta Kota (25/04).
Tren restoran zero waste tidak hanya tentang mengurangi sampah, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih baik antara manusia dan alam. Dengan inovasi seperti kemasan daun pisang dan pengelolaan limbah yang efisien, restoran ini menunjukkan bahwa bisnis dan lingkungan bisa saling mendukung. “Kita harus mulai dari hal-hal kecil, seperti mengurangi penggunaan plastik dan menghargai setiap bahan makanan,” tutup Rizal.
Sumber Resmi/Kutipan:
1. Rizal (Pemilik Restoran Zero Waste, Institusi: Pribadi) – Warta Kota – 25 April 2025
2. Manajer Bintang Supermarket (Institusi: Bintang Supermarket) – Coconuts Bali – 24 April 2025
3. Menteri Lingkungan Hidup (Institusi: Kementerian Lingkungan Hidup) – Antara News – 26 April 2025
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa


