SEJARAH RUSAK! Menbud Akui Aset Kebudayaan Terdampak Bencana Sumatra

Apa yang terjadi pada warisan budaya Indonesia setelah bencana alam? Apakah kekayaan sejarah kita bisa bertahan di tengah ancaman bencana? Bagaimana pemerintah menangani kerusakan yang terjadi?

Mediahariini.com – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengakui bahwa sekitar 73 persen situs warisan dunia di Indonesia terancam oleh bencana alam, termasuk banjir, badai, erosi, dan kenaikan permukaan laut. Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025 di Hotel Harper Kupang, Rabu (12/11/2025), yang dihadiri oleh 13 negara.

“Indonesia bagian timur menjadi rumah bagi lebih dari 300 bahasa daerah, mewakili sekitar 42 persen keragaman linguistik nasional,” ujar Fadli Zon, yang merujuk data resmi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). “Namun, bentang budaya yang begitu kaya ini kini menghadapi tantangan besar karena sekitar 73 persen situs warisan dunia terancam bencana.”

Fadli Zon juga menyampaikan bahwa krisis tersebut berkembang cepat menjadi darurat budaya berskala sistemik yang mengancam mata pencaharian, situs warisan, dan keberlanjutan pengetahuan budaya masyarakat. “Banyak pelaku budaya di negara-negara kepulauan masih terputus dari platform digital, teknologi, dan jaringan global yang kini menjadi sarana utama menyebarkan nilai dan karya budaya,” tambahnya.

“Kita harus memperkuat jejaring budaya, memfasilitasi kolaborasi lintas wilayah, dan memperkaya dinamika dialog antarperadaban,” kata Fadli Zon dalam sesi pleno IPACS 2025. Ia menekankan bahwa potensi besar kebudayaan Indonesia dan kawasan Pasifik hanya dapat terwujud melalui kerja sama dan kemitraan lintas negara.

“Indonesia merupakan salah satu pusat peradaban tertua di dunia. Fosil Homo Erectus di Sangiran, Trinil, dan Ngandong — berusia lebih dari 1,8 juta tahun — mewakili lebih dari setengah catatan evolusi manusia global,” ujar Fadli Zon. “Namun, dengan ancaman bencana yang semakin nyata, kita harus segera bertindak untuk melindungi aset kebudayaan yang sangat berharga ini.”

Menurut Fadli Zon, kesenjangan sosial dan akses teknologi yang belum merata turut membatasi partisipasi setara dalam pertukaran budaya dan ekonomi kreatif. “Jejak peradaban dari Nusantara ke Pasifik adalah bukti kuat bahwa budaya bisa menjadi penggerak pembangunan berkelanjutan dan pilar kerja sama regional,” katanya.

“Kita tidak boleh biarkan sejarah kita hilang karena bencana alam. Budaya adalah fondasi bangsa yang harus dilindungi,” ujar Fadli Zon dalam sesi dialog tingkat menteri.

Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
1. Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Institusi: Kementerian Kebudayaan RI) – KOMPAS.com – 12 November 2025
2. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) – Data Resmi – 2025
3. KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE (Liputan Acara IPACS 2025) – 12 November 2025

Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa

SEJARAHRUSAK #MenbudAkuiAsetKebudayaan #BencanaSumatra #WarisanDuniaTerancam #UNESCO #IPACS2025 #FadliZon #KehancuranBudaya #KepulauanIndonesia #PeradabanNusantara #BudayaPemersatu #KeragamanLinguistik #AncamanBencana #SitusWarisan #KesadaranBudaya #KolaborasiRegional #MenteriKebudayaan #BudayaDanBencana #PeradabanTertua #Kompascom #BudayaDanEkonomiKreatif

Pos terkait