Apa yang membuat pengusaha logistik panik dengan target 2.500 kendaraan listrik pada 2026? Bagaimana dampaknya terhadap bisnis mereka? Apakah insentif pemerintah cukup untuk mengatasi tantangan ini?
Mediahariini.com – Target 2.500 kendaraan listrik pada 2026 yang diumumkan oleh pemerintah Indonesia, khususnya dalam sektor logistik, memicu reaksi cepat dari para pengusaha logistik. Tantangan teknis dan finansial yang muncul membuat sejumlah pelaku bisnis merasa khawatir. Dalam laporan Bisnis.com (6/6/2025), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bahwa truk menjadi penyumbang utama emisi karbon di Indonesia, mencapai 40% meskipun hanya berkontribusi 3,7% dari total angkutan.
“Truk merupakan salah satu penyumbang polusi udara yang cukup tinggi. Inilah yang harus kita hadapi. Jadi transisi energi baru terbarukan harus terus dilakukan, tapi elektrifikasi angkutan barang juga harus sudah harus diinisiasi dari sekarang,” ujar AHY di acara Zero Emission Heavy-Duty Vehicle Summit 2025 (Bisnis.com, 6/6/2025).
Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mempercepat transformasi logistik hijau. Namun, bagi pengusaha logistik, kebijakan ini justru menjadi tantangan besar. “Kami harap ada insentif. Karena begini, kalau truk solar diberi subsidi melalui harga solarnya, ya berilah subsidi kami juga, pengguna kendaraan listrik itu, misalnya melalui pengurangan pajak atau apapun lah,” ujar Gilarsi W Setijono, Direktur Utama VKTR (Bisnis.com, 30/5/2025).
Di sisi lain, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi Mitsubishi Fuso, memberikan rekomendasi insentif kepada pemerintah. Aji Jaya, Director of Sales & Marketing Division KTB, menyatakan bahwa insentif fiskal dan non-fiskal sangat dibutuhkan agar pengusaha bisa bersaing secara adil. “Mekanisme itu membuat kita akhirnya bermain dalam level playing field nih. Antara kendaraan yang combustion engine dengan kendaraan EV ini. Sekarang ini tidak level playing field,” katanya (Bisnis.com, 4/6/2025).
Selain itu, infrastruktur pengisian daya (charging station) masih menjadi hambatan utama. Meski VKTR telah meresmikan pabrik truk dan bus listrik di Magelang dengan kapasitas produksi 3.000 unit per tahun, pertanyaannya adalah apakah infrastruktur pendukungnya sudah siap?




Dampak terbesar dari target 2.500 kendaraan listrik 2026 adalah biaya operasional yang lebih tinggi. Menurut Gilarsi, truk listrik saat ini harganya dua kali lipat dari truk solar. “Kalau kendaraan yang berbasis solar itu per ton/kilometer dapat subsidi segini, yang EV bisa enggak dapat rupiah yang sama per ton/kilometernya?” tanyanya (Bisnis.com, 30/5/2025).
Namun, pemerintah mulai menunjukkan tanda-tanda dukungan. Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan ke 5,5%, yang diharapkan dapat menstimulus kegiatan ekonomi. Selain itu, adanya kesadaran lingkungan dari konsumen semakin mendorong permintaan truk listrik, terutama di sektor logistik dan kelapa sawit.
“Pengusaha logistik mulai sadar bahwa truk listrik bukan hanya soal lingkungan, tapi juga efisiensi jangka panjang,” kata Aji Jaya (Bisnis.com, 4/6/2025).
Meski demikian, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan biaya awal tetap menjadi isu utama. Untuk mengatasi ini, pemerintah disarankan untuk memberikan insentif lebih konkret, seperti pengurangan pajak, subsidi baterai, dan pembangunan charging station yang lebih masif.
“Kita perlu memastikan bahwa truk listrik bisa bersaing secara fair. Tanpa insentif, sulit bagi pengusaha logistik untuk beralih,” tambah Gilarsi (Bisnis.com, 30/5/2025).
Pengusaha logistik pun mulai mencari solusi alternatif. Beberapa perusahaan mulai bekerja sama dengan produsen truk listrik seperti KTB untuk menjajaki kerjasama dalam pengadaan kendaraan. Namun, tanpa dukungan pemerintah yang nyata, proses transisi akan tetap lambat.
“Kami optimis akan ada sedikit peningkatan pada 2025, karena beberapa sektor industri tumbuh cukup baik. Tapi, tanpa insentif, sulit untuk mencapai target 2.500 kendaraan listrik,” ujar Aji Jaya (Bisnis.com, 4/6/2025).
Penutup
Target 2.500 kendaraan listrik pada 2026 di sektor logistik menjadi tantangan besar bagi pengusaha. Meski pemerintah menunjukkan komitmen, insentif yang diberikan belum cukup untuk mengatasi biaya awal dan infrastruktur yang kurang memadai. Dengan dukungan yang lebih kuat, truk listrik bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi logistik di Indonesia.
Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
1. Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (Institusi: Kemenko Infrastruktur) – Bisnis.com – 6 Juni 2025
2. Gilarsi W Setijono (Direktur Utama VKTR) – Bisnis.com – 30 Mei 2025
3. Aji Jaya (Director of Sales & Marketing Division KTB) – Bisnis.com – 4 Juni 2025
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa
















