Apakah target investasi Rp13.032 triliun benar-benar mampu mengangkat Indonesia menjadi raja investasi dunia? Bagaimana capaian realisasi hingga kini? Apakah kerja sama dengan Australia dan Arab Saudi bisa menjadi kunci keberhasilan?
Mediahariini.com – Pemerintah Indonesia menargetkan bisa menghimpun investasi sebesar Rp13.032 triliun untuk periode 2025-2029. Target tersebut diberikan oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) demi mengejar target pertumbuhan ekonomi 8%. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan, target yang diberikan naik tinggi dari capaian periode sebelumnya. “Total investasi yang diharapkan dalam lima tahun depan adalah Rp13.032 triliun atau kalau dalam US dollar itu US$ 869 miliar pada tahun 2025 sampai 2029,” ujar Rosan dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Rosan menekankan bahwa investasi yang masuk diharapkan dapat meningkatkan skill pekerja Indonesia dan memberikan alih teknologi bagi Indonesia. Adapun periode Januari sampai September 2025, total realisasi investasi tembus Rp 1.434,3 triliun atau 75,3% dari target investasi tahun 2025 yang sebesar Rp 1.905 triliun. Investasi tersebut berhasil membuka hampir 2 juta lapangan kerja.
“Kami ingin mendatangkan investasi berkualitas bagi Indonesia. Ini penanaman modal dalam negerinya kurang lebih 55,1% yang di mana itu mencapai Rp 789,7 triliun, sementara penanaman modal aslinya sebesar Rp 644,6 triliun atau 44,9% itu kalau dari segi dalam negeri dan investasi luar negeri,” sebut Rosan.
Investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp 741,8 triliun atau 51,7%, sementara investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp 692,5 triliun atau 48,3%. Jawa Barat masih menjadi tujuan investasi utama pengusaha. “5 besar lokasi investasi yang mencapai hampir setengah total realisasi investasi masih berada di nomor 1 Jawa Barat, kemudian Jakarta, nomor tiga di Jawa Timur, Sulawesi Tengah nomor empat, ini lebih banyak di mineral dan hilirisasi, dan kelima Banten,” tutupnya.
Australia berencana meningkatkan investasi di Indonesia, fokus pada infrastruktur, peternakan, energi terbarukan, dan data center, guna memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. CEO Austrade Paul Grimes menyampaikan pemerintah Australia ingin mendorong lebih banyak perusahaan Negeri Kanguru berinvestasi di luar negeri. Hal itu dituangkan dalam program Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Stratgy to 2040.
Grimes menjelaskan, Austrade telah mengidentifikasi sejumlah sektor potensial untuk investasi Australia ke Indonesia. Salah satunya yang terkait dengan mitigasi perubahan iklim, yaitu energi bersih dan transisi energi. “Saya percaya ada peluang yang sangat besar bagi Australia dan Indonesia,” katanya.
Pemerintah Indonesia juga berharap bisa mendapatkan investasi dari kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud selama 13 hari di Indonesia. Namun, investasi yang didapat hanya mencapai US$6 miliar atau sekitar Rp89 triliun, sedangkan investasinya ke China mencapai US$65 miliar atau sekitar Rp870 triliun. Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengungkapkan, besarnya investasi Arab Saudi ke China dilatarbelakangi hubungan saling menguntungkan (mutualisme) kedua negara.
Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
1. Rosan Roeslani (Menteri Investasi dan Hilirisasi, Institusi: BKPM) – Rapat Kerja DPR RI, Jakarta – 2 Desember 2025
2. Austrade (Laporan Investasi Australia ke Indonesia) – 2025
3. Joshua Pardede (Ekonom Bank Permata) – DetikFinance – 2025
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa
