Merinding! Detik-Detik Banjir Bandang Sumatera Sapu Bersih Desa dalam Hitungan Detik

Kode Etik

Apa yang membuat banjir bandang di Sumatera menjadi momen paling mengerikan dalam sejarah bencana alam Indonesia? Apakah benar-benar semua desa terkubur dalam hitungan detik? Bagaimana pemerintah dan masyarakat menghadapi krisis ini?

Mediahariini.com – Banjir bandang yang melanda wilayah Sumatera dalam beberapa hari terakhir telah menimbulkan kekacauan besar. Dalam hitungan detik, desa-desa yang berada di sekitar aliran sungai atau daerah dataran rendah bisa saja lenyap ditelan air bah. “Kami tidak pernah membayangkan akan ada bencana seperti ini,” ujar salah satu warga setempat dari Aceh yang ditemui oleh Detik.com (5/12/2025) (1).

Banjir bandang yang terjadi di tiga provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dipicu oleh hujan lebat yang terus-menerus selama beberapa hari. Curah hujan ekstrem ini akibat pengaruh dua siklon langka, yaitu Siklon Senyar dan Siklon Koto, yang memperparah kondisi cuaca di wilayah tersebut. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia mencapai 836 orang, sementara 509 orang masih hilang. Pemerintah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah menyatakan status tanggap darurat, dengan masa berlaku mulai dari 25 November hingga 11 Desember 2025.

Presiden Joko Widodo, yang saat itu sedang melakukan kunjungan kerja ke luar negeri, langsung memberikan instruksi untuk segera menyalurkan bantuan darurat. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno dalam pengarahan di Posko Bantuan Bencana Sumatera di Jakarta mengatakan bahwa Presiden memerintahkan pemerintah untuk mengerahkan seluruh sumber daya nasional, termasuk segera mencairkan dana darurat dan logistik. “Instruksi dari Bapak Presiden sudah sangat jelas. Kami harus mengerahkan seluruh sumber daya dari pemerintah pusat, seluruh kementerian dan lembaga, TNI, Polri, BNPB agar setiap jam, setiap menit ada perbaikan, percepatan dan peningkatan respons terhadap kebutuhan masyarakat,” ujarnya dalam pernyataan resmi (4/12/2025) (2).









Pemerintah juga mulai mempersiapkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah terdampak bencana. Targetnya adalah dalam 100 hari, kehidupan masyarakat dapat pulih kembali. Namun, tantangan terbesar adalah pemulihan infrastruktur yang rusak parah, termasuk jalan-jalan utama dan bangunan-bangunan yang hanyut. “Fase rehabilitasi dan rekonstruksi sudah mulai dipersiapkan. Targetnya dalam 100 hari dan timeline 1 tahun disiapkan agar publik dapat mengawasi capaian secara terukur,” kata Pratikno dalam pernyataannya (4/12/2025) (3).

Di tengah krisis ini, komunikasi darurat menjadi prioritas utama. BNPB telah mengaktifkan jaringan komunikasi darurat berbasis Starlink di beberapa titik terdampak, guna memastikan koordinasi antar tim evakuasi dan pemerintah daerah tetap lancar. “Kami tidak ingin kehilangan kontak dengan masyarakat di daerah terpencil. Dengan Starlink, kami bisa memastikan informasi cepat sampai ke sana,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi persnya (28/11/2025) (4).








Sementara itu, masyarakat setempat terus berjuang untuk bertahan hidup. Banyak warga yang kehilangan rumah, tanaman pertanian, dan ternak mereka. Di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang menjadi daerah paling parah terdampak, banyak rumah dan fasilitas umum rusak berat. “Kami hanya bisa berdoa semoga bantuan segera tiba,” ujar seorang warga setempat kepada Kompas.com (5/12/2025) (5).

Dalam situasi yang sulit ini, kolaborasi antara pemerintah, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan menjadi kunci keberhasilan. Meski begitu, masyarakat tetap merasa khawatir tentang masa depan mereka. “Kami takut akan terulang lagi. Ini bukan kali pertama kami mengalami banjir, tapi kali ini lebih parah,” ujar seorang ibu di Aceh (5/12/2025) (6).

Pemulihan jangka panjang akan membutuhkan dukungan yang kuat dari pemerintah dan masyarakat luas. Diperlukan investasi besar dalam pembangunan infrastruktur tahan bencana serta pendidikan masyarakat tentang mitigasi risiko bencana. Semua pihak harus bersatu untuk menghindari tragedi serupa di masa depan.

Daftar Sumber Resmi/Kutipan:

1. Detik.com (5/12/2025) – Warga Aceh mengungkapkan rasa kaget atas bencana.

2. BNPB (4/12/2025) – Pernyataan Menteri PMK Pratikno tentang respons pemerintah.

3. BNPB (4/12/2025) – Pernyataan Menteri PMK Pratikno tentang target rehabilitasi.

4. Kompas.com (28/11/2025) – Pernyataan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.

5. Kompas.com (5/12/2025) – Ucapan warga Tapanuli Tengah.

6. Detik.com (5/12/2025) – Ucapan ibu di Aceh.

Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa

BanjirBandang #Sumatra #BencanaAlam #BNPB #PresidenPrabowo #TNI #Polri #Basarnas #Rehabilitasi #Rekonstruksi #Evakuasi #Starlink #KorbanMeninggal #KorbanHilang #SiklonSenyar #SiklonKoto #Aceh #SumateraUtara #SumateraBarat #TapanuliTengah #BantuanDarurat #Pemulihan #KrisisBencana #WargaTerdampak #MitigasiBencana

Pos terkait