Apa yang membuat film komedi Agak Laen bisa sukses di box office? Bagaimana biaya produksi film ini dikelola dengan efisien? Apakah ada strategi khusus dalam pengelolaan anggaran yang bisa diterapkan oleh sineas lokal?
Mediahariini.com – Film Agak Laen yang dibintangi oleh para komedian ternama seperti Bene Dion, Oki Rengga, dan Indra Jegel, berhasil menarik perhatian publik dengan jumlah penonton hingga 4,7 juta orang hanya dalam waktu 14 hari tayang. Namun, di balik kesuksesan tersebut, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan, terutama dalam pengelolaan anggaran produksi film. “Film lebih dari sekadar komoditas, pendanaan stabil diperlukan,” ujar Kepala Riset dan Ekonomi PwC Indonesia Denny Irawan di Jakarta, Kamis (1/2) malam.
Di tengah persaingan industri perfilman Indonesia yang semakin ketat, biaya produksi film menjadi faktor penting yang harus dikelola secara cermat. Berdasarkan riset dari PwC Indonesia dan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, sejumlah film Indonesia berbiaya produksi di atas USD 4 juta atau setara Rp 60 miliar. Namun, untuk film beranggaran rendah biasanya merupakan produksi independen, dengan anggaran berkisar USD 7.000 sampai USD 66.000 atau Rp 100 juta sampai Rp 1 miliar.

“Film Agak Laen memang memiliki anggaran yang cukup besar, tetapi kami mengelolanya dengan sangat hati-hati agar tidak terbuang sia-sia,” kata Ernest Prakasa, salah satu produser film ini. Dalam riset ini disebutkan, produser di Indonesia secara umum mengalokasikan 10 sampai 20 persen dari total anggaran untuk kegiatan pemasaran. Hal ini juga dilakukan oleh tim produksi Agak Laen, yang memastikan bahwa promosi film dilakukan secara maksimal tanpa menguras anggaran.

Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan melalui skema pendanaan subsidi. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah meluncurkan skema hibah untuk mendukung produksi film nasional serta kegiatan promosi dan distribusi internasional melalui Dana Abadi Kebudayaan Indonesia. Dana Abadi Kebudayaan Indonesia telah mengalokasikan USD 10 juta sebagai dana pendamping one-to-one untuk mendukung proyek film produksi bersama.

Dengan pendanaan yang stabil dan strategi pemasaran yang tepat, film Agak Laen mampu mencapai kesuksesan yang luar biasa. Bahkan, para aktor pemeran utama sempat melakukan nazar jika jumlah penontonnya tembus tujuh juta orang. Dan akhirnya, mereka berhasil meraih target tersebut, bahkan melebihi harapan. “Kami sangat bersyukur dengan pencapaian ini. Kami berharap jumlah penonton bisa terus bertambah,” ujar Oki Rengga, salah satu pemain utama.

Bagi sineas lokal, Agak Laen menjadi contoh bagaimana biaya produksi dapat dikelola secara efisien tanpa mengorbankan kualitas. Dengan kolaborasi antara komedian, sutradara, dan produser, film ini berhasil menciptakan cerita yang menarik dan lucu, sekaligus menjawab tantangan industri perfilman yang semakin kompetitif. “Jadi ibaratnya komedi itu bread and butter-nya kami. Sebagai komedian kami ngerti (film komedi) ini harus diapain. Bagaimana untuk bisa jadi lucu,” ujar Ernest Prakasa.
Penutup
Dengan keberhasilan Agak Laen, film ini membuktikan bahwa biaya produksi yang efisien dan pengelolaan anggaran yang baik dapat menjadi kunci kesuksesan. Dengan dukungan pemerintah dan strategi pemasaran yang tepat, sinematografi Indonesia semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional.
Daftar Sumber Resmi/Kutipan:
MerahPutih.com – PwC Indonesia dan LEMEM UI – 1 Februari 2024
IDXChannel – Penonton Film Agak Laen – 14 Februari 2024
KOMPAS – Aktor Pemeran Utama Film Agak Laen – 27 Februari 2024
Ernest Prakasa (Produser Film Agak Laen, Institusi: Imajinari Pictures) – KOMPAS – 27 Februari 2024
Bila ada kekeliruan pemberitaan, klarifikasi dan konfirmasi dapat disampaikan ke no.WA: Contact: +6285136056172 (an.Frontdesk MediaHariIni.com) atau klik link ini untuk pesan langsung https://mediahariini.com/wa



















